• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kami keturunan tionghoa

Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
repost dari sebelah yah :D
 
wkwkwkwkwk... ane juga pernah dulu waktu SMA/Kuliah pacaran ama yang beda agama dan keturunan tionghoa... putusnya gara2x masalah perbedaan agama sih, menurut ortunya masalah etnis mah ga masalah...

Perbedaan mencolok antara pribumi dan keturunan tionghoa cuman dari bentuk mata dan warna kulit kan...

Menurut ane, malah warga chinese ingin memiliki bentuk mata yang bulat seperti pribumi, contohnya liat aja kartun2x anime... kebanyakan matanya pada gede kan :D

Temen, rekan kerja, atasan, dan bawahan ane juga ada yang keturunan tionghoa, dan ane sama ratakan semua, tidak ada yang beda TITIK. :D

Terus terang aja, banyak yang ngelirik ane dari keturunan juga lho... sssttt jangan ribut ya :))
 
Menelusuri Asal Usul Bangsa Indonesia

Siapakah sesungguhnya Bangsa Indonesia? Ada banyak cara/versi untuk menerangkan jawaban atas pertanyaan tadi. Dari semua versi, keseluruhannnya berpendapat sama jika lelulur masyarakat Indonesia yang sekarang ini mendiami Nusantara adalah bangsa pendatang. Penelitian arkeologi dan ilmu genetika memberikan bukti kuat jika leluhur Bangsa Indonesia bermigrasi dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian Selatan. Masyarakat Indonesia mungkin banyak yang tidak menyadari apabila perbedaan warna kulit, suku, ataupun bahasa tidak menutupi fakta suatu bangsa yang memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia. Jika melihat catatan penelitian dan kajian ilmiah tentang asal-usul suatu bangsa, apakah masyarakat Indonesia menyadari jika mereka berasal (keturunan) dari leluhur yang sama (satu rumpun)?

Menelusuri asal-usul suatu bangsa tidak sekedar membutuhkan bidang ilmu antropologi, akan tetapi sudah masuk ke dalam ranah ilmu genetika. Pada awalnya, penelurusuran hanya didasarkan pada bukti-bukti arkeologi dan pola penuturan bahasa. Temuan terbaru cukup mengejutkan karena merubah keseluruhan fakta di masa lalu jika selama ini leluhur Bangsa Indonesia bukan berasal dari Yunan.

Teori Awal Tentang Yunan
Teori awal tengan asal-usul Bangsa Indonesia dikemukakan oleh sejarawan kuno sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968). Berdasarkan kajian mendalam atas kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di bagian Pasifik disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi) secara bergelombang dari Asia sebelah Utara menuju Asia bagian Selatan. Mereka ini kemudian mendiami wilayah berupa pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Chili), Taiwan, dan Selandia Baru yang selanjutnya wilayah tersebut dinamakan wilayah berkebudayaan Austronesia. Teori mengenai kebudayaan Austronesia dan neolitikum inilah yang sangat populer di kalangan antropolog untuk menjelaskan misteri migrasi bangsa-bangsa di masa neolitikum (2000 SM hingga 200 SM).

Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum. Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan. Sayangnya, masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang masih mempertahankan prinsip ‘Out of Yunan’.

Teori Linguistik
Teori mengenai asal-usul Bangsa Indonesia kemudian berpijak pada studi ilmu linguistik. Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan. Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’. Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.

Pada prinsipnya, menurut pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia. Istilah Austronesia sendiri sesungguhnya mengacu pada pengertian bahasa penutur. Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar (Afrika), hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.

Pendekatan Teori Genetika


Teori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika. Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’. Sebaliknya, kecocokan pola genetika justru semakin memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik.

Dengan menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal dari bangsa Austronesia yang mendiami Kepulauan Formosa (Taiwan). Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki menyarankan untuk dilakukan perombakan pandangan yang tentang asal-usul Bangsa Indonesia. Dari pendekatan genetika menghasilkan beragam pandangan tentang pola penyebaran bangsa Austronesia. Hingga saat ini masih dilakukan berbagai kajian mendalam untuk memperkuat pendugaan melalui pendekatan linguistik tentang pendekatan ‘Out of Taiwan’.

Jalur Migrasi


Jalur migrasi berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’ bertentangan dengan pendekatan ‘Out of Yunan’. Pendekatan ‘Out of Yunan’ menerangkan migrasi Austronesia bermula dari Utara menuju semenanjung Melayu yang selanjutnya menyebar ke wilayah Timur Indonesia. Pendekatan ‘Out of Yunan’ dapat dilemahkan setelah ditelusuri berdasarkan pendekatan linguistik dan diperkuat pula oleh pembuktian genetika.

Berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’, migrasi leluhur dari Taiwan (Formosa) tiba terlebih dulu di Filipina bagian Utara sekitar 4500 hingga 3000 SM. Diduga migrasi dilakukan untuk memisahkan diri mencari wilayah baru di Selatan. Akibat dari migrasi ini kemudian membentuk budaya baru, termasuk diantaranya pembentukan cabang bahasa yang disebut Proto-Malayo-Polinesia (PMP). Teori migrasi awal bangsa Austronesia dari Formosa disampaikan oleh Daud A. Tanudirjo berdasarkan pandangan pakar linguistik Robert Blust yang menerangkan pola penyebaran bangsa-bangsa Austronesia.

Pada tahap selanjutnya sekitar 3500 hingga 2000 SM terjadi migrasi dari Masyarakat yang semula mendiami Filipina dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Migrasi yang berakhir di Maluku Utara ini kemudian meneruskan migrasinya sekitar tahun 3000 hingga 2000 SM menuju ke Selatan dan Timur. Migrasi di bagian Selatan menuju gugus Nusa Tenggara, sedangkan di bagian Timur menuju pantai Papua bagian Barat. Dari Papua Barat ini kemudian mereka bermigrasi lagi dengan tujuan wilayah Oseania hingga mencapai Kepulauan Bismarck (Melanesia) sekitar 1500 SM.

Pada periode 3000 hingga 2000 SM, migrasi juga dilakukan ke bagian Barat yang dilakukan oleh mereka yang sebelumnya menghuni Kalimantan dan Sulawesi menuju Jawa dan Sumatera. Selanjutnya, hijrah pun diteruskan menuju semenanjung Melayu hingga ke seluruh wilayah di Asia Tenggara. Proses migrasi berulang-ulang dan menghabiskan masa ribuan tahun tidak hanya membentuk keanekaragaman budaya baru, akan tetapi juga pola penuturan (bahasa) baru.

Penutup
Teori asal-usul Bangsa Indonesia dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ saat ini adalah teori paling mendukung karena disertai bukti linguistik dan genetika. Kesamaan pola budaya Megalitikum hanya bisa menjelaskan pola variasi budaya, akan tetapi belum mampu untuk menjelaskan arus migrasi pertama kali. Pendekatan ‘Out of Taiwan’ pun bukannya tanpa celah. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr Sangkot Marzuki, teori mengenai keberadaan bangsa Austronesia berdasarkan pendekatan genetika juga masih beragam dan belum menemukan titik temu.

Jika ditanya motif suku-suku bangsa ketika itu untuk menggabungkan diri ke dalam NKRI bukanlah semata didasarkan atas kesamaan nasib. Kesamaan asal usul leluhur sangat dimungkinkan bagi melatarbelakangi keinginan untuk menyatukan kembali menjadi suatu bangsa. Kedatangan kolonial Eropa yang meng-kapling wilayah menyebabkan suku-suku bangsa di wilayah penyebaran Austronesia menjadi terpisah secara politik satu dengan yang lain. Tidak mengherankan apabila catatan sejarah Majapahit dan Sriwijaya wilayah meng-klaim Nusantara sebagai wilayah kekuasaan Austronesia.

Kisah tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonesia sesungguhnya masih belum terungkap penuh. Temuan terbaru dari Prof. Dr Sangkot Marzuki bahkan menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat). Perlu kiranya pemikiran atau teori baru tentang asal-usul Bangsa Indonesia dikaji ulang. Untuk awal, setidaknya dengan membebaskan terlebih dahulu paham ‘Out of Yunan’.

Sekalipun belum ditemukan bukti-bukti genetika secara meyakinkan, suku bangsa Austronesia yang menempati gugus kepulauan Formosa (Taiwan) diduga kuat bermigrasi dari wilayah Utara (Cina). Rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa lainnya di Asia Tenggara merupakan filum Bahasa Austrik. Dilihat dari kekerabatan linguistik (hipotesis filum Austrik), semua bahasa di wilayah Tiongkok bagian Selatan memiliki kedekatan (kekerabatan) dengan rumpun Bahasa Austrik. Jika hendak ditarik benang merahnya, maka diskriminasi rasial tidak perlu terjadi di negeri ini. Dengan memahami sejarah masa lalu dirinya sendiri, setidaknya bangsa ini akan lebih bijaksana dalam memberikan sikap.

mungkin ini bisa jadi bacaan ataupun Info tentang asal-usul bangsa iindonesia:D
 
mungkin ini bisa jadi bacaan ataupun Info tentang asal-usul bangsa iindonesia:D

tq da di copas..
padahal tadinya mo copas ini juga.. /heh

@SEMUA
Rasanya ga perlu dilanjutkan yah..
Disini terlihat jelas tuh, kenapa antar etnis ga pernah rukun..

Dan sekaligus menjawab, kenapa sih antar 1 etnis dengan etnis lain begitu skeptis..
Itu karena diri kita sekaligus masyarakatnya sendiri pun masi kerdil melihat perbedaan yang ada... >:D<
 
Dari judul,,, sudah terlihat SARA nya,, kami keturunan tionghoa,,,isi postingannya hanyalah kesombongan dari ras pendatang,, dan menjelekkan ras pribumi,,,

Ditambah comment ke 33 /swt
 
Dari judul,,, sudah terlihat SARA nya,, kami keturunan tionghoa,,,isi postingannya hanyalah kesombongan dari ras pendatang,, dan menjelekkan ras pribumi,,,

Ditambah comment ke 33 /swt

Sry lagi.. Dari awal posting gw sudah ngmg. Dan intinya bukan menyombongkan ras cina atau apapun lah.. Sudah smakin banyak oknum2 yg memprovokasi kita. Gw cm berharap kita yg 1 bangsa ini jangan sampe lagi kejadian kelam yg pernah terjadi dulu terulang lagi.
gw copas point2 penting saja dari postingan gw.
-----------------------------------------------------------
Sory sebelumnya,
Ga bermaksud SARA.

[Gw sudah bilang klo ini postingan ga bermaksud SARA]

Bukan kami tak mencintai Negeri ini, percayalah Hati kami telah tertaut dan milik Negeri ini
Kami ini ditakdirkan lahir di Negeri ini , mencari hidup dan ingin mati di negeri ini.
Tapi sebagian dari anda membenci kami dan bahkan ingin menyakiti kami .
Percayalah kami ini hanya berkorban , kami hanya berbuat yang terbaik untuk anak-cucu kami
Kami ini berjuang dari kemiskinan untuk mencapai kemakmuran,
kami ini tidak meminta dengan gratis, kami membayar apa yang harus kami bayar,

KAMI KETURUNAN TIONGHOA, KAMI BANGGA

Meski kami kenyang tapi kadang tidur kami tak nyenyak, kami dalam ketakutan ,
Takut diserbu dan kembali disakiti, Kami dihantui mimpi buruk ,
nyawa bisa hilang dan rumah pun bisa jadi abu,
kadang kami merasa berdiri diatas Bom Waktu yang bisa meledak setiap sa’at.
Kami telah terlahir di Indonesia, kebanggaan dan Tumpah Darah kami tentulah Indonesia.
jangan tanya Tuhan kenapa kami dilahirkan disini ,
Jangan lagi bicara sipitnya mata kami ,
jangan lagi bicara kuningnya kulit kami,
jangan lagi masalahkan kesukuan kami ,
[Kita merasa cemas, bukan membanggakan diri]

karena Tumpah Darah kami tetaplah Indonesia
karena Minum kami adalah air Indonesia ,
makan kamipun juga nasi Indonesia
Maka Darah kami pastilah juga Darah Indonesia.

[Kita adalah 1 bangsa,Bangsa INDONESIA]
----------------------------------------------
 
^ Tenang pren, siapapun yang tertindas pasti ane maju membantu, tidak memandang bulu siapa pelaku dan korban... kalaupun yang tertindas adalah seorang keturunan atau bahkan pelacur sekalipun, asalkan benar dan adil ane pasti jaminkan ...

So, tenang aja sob, hanya oknumyang seperti itu, dan kita kutuk kejadian mei (semoga mereka dibalas dengan balasan setimpal baik dengan hukuman akherat dan dunia), ane orang sunda dan ane ga rasis... banyak kok yang seperti ane ... so just relax >:D<

Oia sob, saran aja, kalau ada perkumpulan atau rapat 17 agustusan atau acara apapun baik di rt atau rw atau dimanapun yang bersifat sosial, ikutan nimbrung dong, biar kita lebih akrab :) , jangan cuman ngirim persekot atau bantu2x... sosial lebih penting... Tak Kenal Maka Tak Sayang >:D<
 
saran ane...yah udah didelete aja.....dari pada jadi panjang dan semakin runcing:D
 
^ Tenang pren, siapapun yang tertindas pasti ane maju membantu, tidak memandang bulu siapa pelaku dan korban... kalaupun yang tertindas adalah seorang keturunan atau bahkan pelacur sekalipun, asalkan benar dan adil ane pasti jaminkan ...

So, tenang aja sob, hanya oknumyang seperti itu, dan kita kutuk kejadian mei (semoga mereka dibalas dengan balasan setimpal baik dengan hukuman akherat dan dunia), ane orang sunda dan ane ga rasis... banyak kok yang seperti ane ... so just relax >:D<

Oia sob, saran aja, kalau ada perkumpulan atau rapat 17 agustusan atau acara apapun baik di rt atau rw atau dimanapun yang bersifat sosial, ikutan nimbrung dong, biar kita lebih akrab :) , jangan cuman ngirim persekot atau bantu2x... sosial lebih penting... Tak Kenal Maka Tak Sayang >:D<

Gw sendiri sudah idup bareng sama pribumi koq bro..
sekampung campur ama pribumi. Hubungan juga baek. bokap sering ngumpul2 gitu klo ada yg meninggal, atau orang kampung ada yg meninggal. minum bareng. Sbnernya emang ga ada perbedaan sih antara kita. Emang bener sih.. Itu cmn oknum2 tertentu. Ga bener dah oknum kek gitu. Mikir cmn emosi doank. perang koq sama sodara sendiri. /wah
 
Tread Close.....mari kita kembali kehabitan kita masing-masing....
 
Suarakan Indonesia SATU,,, yang berbudi luhur

Indonesia+Unite.jpg
 
Setuju sama komen bro ocoy diatas :).

Mestinya Qt semua lebih mendahulukan posisi sebagai warga negara ketimbang suku, jangan mengkotak-kotakkan diri sendiri lewat pemikiran yang kurang terbuka yah... Gak masalah apa perbedaan Qt kalau Qt bisa menerimanya sebagai anugerah ketimbang musibah /no1, dunia tidak hanya memiliki satu warna kan? ;)...
 
alaynisme sepertinya terlihat di sini.
tapi yang di bilang bro ocoy ya 80% fakta sih :P

eh bukan fakta

maksudnya terealisasikan tentang kehidupan tionghoa
 
@ocoy
Kan dah diketik berx-x, no flame xD.
sry jg nih kl tll vulgar, bang ama kan blg scr blak2an xD.
Utk saya personal saya tidak mempermasalahkan SARA, yg saya permasalahkan apa yg dilakukan org itu bner ato salah xD.

@ama
Utk kecenderungan ak tdk blg smua, tp mmg terbukti kebanyakkan ko xD.
Makanykan saya kasi contoh ringan aj, jgnkan etnis dicontohkan dlm agama saja<<agama beretnis sama pun ttep ada kecenderungan bgtkan??

Jd cenderung ato tidakny ga bs kita patenkan bahwa smuany bgt xD
 
Open Mind >:D<

Pelangi itu indah karena banyak warnanya, ;;)

Taman menjadi indah, karena banyak ragam flora-nya, ;)

Wanita itu indah karena banyak macam-nya, :-”

dan Indonesia itu indah, karena Banyak ragam suku dan Budayanya >:D<

:-?..

Sebenernya ada satu yg saya tidak begitu sukai. Yaitu, “pengelompokkan”. Kenapa orang2 dari etnis atau suku tertentu, cenderung berkelompok atau bergaul hanya dengan golongan yg sama dengan mereka. Tak bisa dipungkiri, banyak suku dan etnis di Indonesia yg berkelompok seolah-olah “memisahkan” diri dengan pihak lain yg tidak sama. Seperti misalnya, ada perkumpulan Orang Batak, Orang Jawa, Orang Sunda, Orang Tionghoa, dan lain sebagainya. Kenapa harus ada forum “peng-Kotakan” macam begitu?

Bukankah lebih baik jika kita tidak membentuk kelompok2 berdasar etnis begitu?klo berdasar profesi ato hobby si, oke2 saja menurut saya. Tapi klo berdasar suku/latar belakang?saya tidak setuju.

Dan pertanyaan untuk para keturunan Tionghoa. Bener gak, klo kalian dalam mencari jodoh itu, cenderung ke keturunan Chinese lg?Bukan apa2, tapi yg saya liat adalah begitu. Teman2 saya yg Chinese, nyari pacar dan menikah, dengan Chinese juga. Ada si, saya ketemu dengan pasangan Lokal + Chinese, tapi itu pun hanya satu yg saya ketahui. Dan mungkin klo ada yg lain, jumlahnya sedikit sekali. Saya sendiri pernah 2x pacaran dengan perempuan Chinese, dan 2-duanya putus. =)). Dua-duanya mutusin saya /swt=)). :-"

Kembali ke pertanyaan saya, bener gak tuh?klo bener memang ada kecenderungan begitu, apa alasaanny? ;;)

Mohon dijawab dengan Open Mind..>:D<

Saya Pribumi browww :D

Masalah jodoh yach :D kl jodoh saya juga pernah ngalamin pacaran di keturunan cina /heh 3x malahan,,, pacar saya tsb sayang kok sama saya, dan bisa dibilang baik,, ya iyalah sama pacar :P , kl bukan mah bodo amat pastinya.

Tapi sayang kebanyakan orang cina tidak mau anak perempuannya pacaran/nikah dengan pribumi (yang nota bene derajatnya lebih rendah dimata mereka),,, kl ortu saya sih bebas2x aja, asal anaknya baik dan bisa membahagiakan saya :D

Akhirnya kita putus secara,, baik2x,, krn hubungan yang baik adalah hubungan yg di restui ortu /gawi bahkan sampe sekarang ke tiga mantan pacar saya yg cina itu masih ym-an,,, tapi sayang yang 1 dipaksa nikah oleh pilihan orang tuanya, pada usia dini :D

Ahhhh jadi curhat dimari.... /heh

sebetulnya ada alasan yg mendasar kenapa orang chinese (orang tua) tidak memperbolehkan anaknya menikah dengan pria pribumi,bukan karena masalah kulit,ras atau apapun,tapi karena masalah masa depan anaknya bro :) hampir semua orang tua mau anaknya hidup bahagia setelah nikah,tidak hidup susah dengan calon suaminya,maka itu kita orang chinese lebih mementingkan bibit,bebet & bobot...cuma saya akui karena hal ini banyak orang tua yg mencarikan anaknya pasangan yg kaya aja,tanpa melihat 'bobot' calon pasangan anaknya,sehingga banyak kecenderungan usia perkawinan anak mereka tidak awet,yg bener semestinya mencari pasangan yg 'berbobot' (mau bekerja keras,tidak perlu kaya) & juga perkataan & restu orang tua ibarat suatu keharusan yg mutlak,karena melawan perkataan/kehendak orang tua akan di cap sebagai anak durhaka :D

so,saia sebetulnya juga orang chinese,tapi tidak anti terhadap pribumi :D maka dari itu mari kita mulai dari generasi kita ini untuk menghilangkan yg namanya perbedaan ras,maupun suku...jangan ada lagi perang SARA karena kita sama2 hidup di bumi Indonesia /gawi/gawi
 
Jika TS ingin melanjutkan perdebatan ini, silahkan hubungi saya via VM atau PM. Nanti akan saya bantu pindahkan ketempat yang semestinya. /ok
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.