• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

tulisan dari temen

kyud

IndoForum Beginner E
No. Urut
19520
Sejak
27 Jul 2007
Pesan
524
Nilai reaksi
4
Poin
18
Dogma​

“Kok bisa yah, mahasiswa sampe ikutan?”

Kurang lebih seperti itu, komentar seorang teman diskusi saya, ketika dia mengetahui bahwa banyak di antara pengikut aliran Al Qiyadah Al Islamiah berstatus mahasiswa. Karena sebagaimana yang kita tahu, mahasiswa merupakan kalangan intelektual; bagian masyarakat yang senantiasa berpikir dalam setiap tindakannya. Kaum rasional lah singkatnya.
Tapi apakah benar, menjadi pengikut aliran Al Qiyadah Al Islamiah adalah tindakan yang irasional? Apakah benar meyakini Ahmad Mushaddeq sebagai nabi adalah sikap yang tidak rasional?
Bagi saya, agama merupakan ajaran yang dibentengi dengan dogma. Konsepsi dogma suatu agama (atau keyakinan), tentulah berbeda dengan konsepsi dogma agama yang lain. Jika konsepsi dogma suatu agama dilihat dari sudut pandang konsepsi dogma agama yang lain, pasti penilaiannya berbunyi: irasional!
Misalnya, si Kristen –saya menggunakan kata ”si” sebagai makna tidak semuanya seperti itu- menilai bahwa cara sholatnya umat Islam merupakan praktek beribadah yang tidak rasional. Dan si Islam pun menilai konsep Trinitas atau meyakini bahwa Yesus adalah Putra Allah adalah konsepsi iman yang irasional. Jadi jelas, suatu agama (dari semua agama), jika dilihat dari sudut pandang di luar agama tersebut, pasti penilaiannya adalah tidak rasional.
Saya pun tidak yakin, jika di antara kita (yang meyakini Ibrahim sebagai Bapak Para Nabi) hidup di masa Ibrahim, akan menjadi pengikut Ibrahim yang hampir menyembelih putranya; ”apakah rasional mengimani Ibrahim sebagai Nabi, padahal dia hampir menyembelih putranya?”
Lalu pertanyaannya, mengapa pemeluk Islam tetap menjalankan ibadah sholatnya padahal si Kristen jelas menyebut ibadah sholat merupakan tindak irasional? Mengapa umat Kristiani tetap meyakini konsep Trinitasnya, padahal VCD Irene Handono marak dijual di pinggir jalan dan laris bagai kacang goreng?
Bagi saya jawabannya adalah, karena setiap agama mempunyai konsepsi dogma yang dibangun dari sebuah (makna) pemahaman. Dan dalam penyebarannya, dogma diajarkan dengan disertai proses rasionalisasi untuk mencapai sebuah pemahaman yang sama. Dogma diperlukan sebagai bahan rujukan yang sifatnya ”kasat mata”, agar pemahaman yang sama bisa dicapai dengan ”mudah” dan senantiasa terpelihara.
Itulah mengapa koordinator Al Qiyadah Al Islamiah wilayah Jakarta, ketika dia diamankan oleh pihak kepolisiaan, (masih) dengan lantang mengucapkan dua kalimat syahadat versi Al Qiyadah Al Islamiah. Karena, menurut saya, dia telah mencapai suatu pemahaman dari proses rasionalisasi terhadap suatu konsepsi dogma. Sehingga, apa pun yang orang katakan, apa pun fatwa yang MUI lebelkan kepada keyakinannya, ”sesat-dan menyesatkan” atau apa lah, dia akan tetap memegang teguh keyakinannya.
Ini pula, yang dialami oleh Komunitas Eden. Meskipun telah dinilai ”sesat-dan menyesatkan”; meskipun telah mengalami kekerasan fisik; meskipun Lia Eden (sebagai pimpinan) telah mengalami hukuman penjara, Lia beserta pengikutnya (yang tersisa) masih tetap menjalankan ajaran Salamullah.
Bagi saya, tantangan keragaman dalam berkeyakinan –saya cenderung menyebutnya sebagai tantangan (bukan masalah), bukan dihadapi dengan cara menggulirkan fatwa ”sesat” dan sebagainya. Melainkan dengan cara membangun iklim kebersamaan. Memelihara tradisi lintas batas dalam bergaul dan berdialog antara kita yang sama dan berbeda.
Sikap yang kita ambil dalam menghadapi maraknya keragaman dalam berkeyakinan, seharusnya mengacu pada tindakan amal kebaikan dan manfaat. Apakah benar pihak yang selama ini telah menyebut suatu aliran atau agama adalah ”sesat”, telah melakukan amal kebaikan dan manfaat bagi kehidupan bersama? Dan, apakah benar pihak yang selama ini dituduh ”sesat” telah melakukan amal yang buruk dan tidak bermanfaat, sehingga mengganggu harmoni kehidupan bersama?
Menggulirkan fatwa ”sesat”, bagi saya adalah tindakan dari sebuah pandangan yang mengacu pada landasan suatu dogma semata. Dan masyarakat kita banyak yang selalu menggunakan suatu dogma sebagai penilaian terhadap keragaman yang terhampar di depannya. Celakanya, jika bagian dari masyarakat ini bisa memegang otoritas penilai dogma. Maka, semua dogma yang berbeda dengan yang diyakininya akan dilebeli fatwa ”sesat”, ”menyimpang” dan harus ”diluruskan”.
Padahal, penilaian kita terhadap seseorang atau suatu kelompok hendaknya menggunakan tolak ukur yang didasari oleh amal baik dan manfaat bagi kehidupan bersama. Bukan dogma. []

USEP HASAN SADIKIN
Depok, 5 November 2007
 
assalamuallaikum
wah bingung aku mau komen gimana???
siapa seh penulis asli nya
usep hasan sadikin ya??
kayak nya pola pikirnya kok agak liberal ya??
mgkin ada bro or sist laenya yang bisa menjelaskan???
or lebih paham
wassalam
 
he.. masa baru gini ja dah dicap liberal.
ga juga ini cuma sebuah cara penyikapan dengan melihat dari sisi yang ga banyak diangkat. karena ketika MUI sudah buat FATWA sesat, kita jaranag bertanya kenapa mereka-mereka itu masih menyakininya padahal sudah di cap sesat. ternyata seperti yang di tulis teman saya.

"Bagi saya, tantangan keragaman dalam berkeyakinan –saya cenderung menyebutnya sebagai tantangan (bukan masalah), bukan dihadapi dengan cara menggulirkan fatwa ”sesat” dan sebagainya. Melainkan dengan cara membangun iklim kebersamaan. Memelihara tradisi lintas batas dalam bergaul dan berdialog antara kita yang sama dan berbeda.
Sikap yang kita ambil dalam menghadapi maraknya keragaman dalam berkeyakinan, seharusnya mengacu pada tindakan amal kebaikan dan manfaat. Apakah benar pihak yang selama ini telah menyebut suatu aliran atau agama adalah ”sesat”, telah melakukan amal kebaikan dan manfaat bagi kehidupan bersama? Dan, apakah benar pihak yang selama ini dituduh ”sesat” telah melakukan amal yang buruk dan tidak bermanfaat, sehingga mengganggu harmoni kehidupan bersama?"


silahkan ja jika da temen-temen yang mau komen setelah baca tulisan ini
terima kasih komennya sodara goprex
salam
 
...hmmm....
gw jg jadi bingung spt bung goprex ne....
mnurut gw sih, sesungguhnya mulai dari pemahaman 'dogma'.
Udah jelas disini yang kita pakai ya... 'dogma-islam' dong..!
Kalo kita sudah merasa meng-imani Islam, kita hrs konsequen dgn apa yg sudah ada di acuan/referensi untuk menjalankan ibadah n kehidupan, yaitu Al-Qur'an(AQ) dan Al-Hadist(AH).
Secara ke-imanan kita harus sudah percaya/iman n tidak ada karaguan keberadaan ini (AlBaqoroh-2).
Masalah bagaimana kita bisa meyakininya, itu terserah kepada diri masing2, tapi jangan sampai kita mencoba dgn asumsi-asumsi rasional yang kadang malah tidak mengena pada sasaran ke-imanan itu sendiri------ karena agama itu adalah dogma khan?
gw coba kasi contoh;
1) bgmana kita meng-imani/percaya bahwa nanti setelah kehidupan ini
akan adanya surga & neraka?.
2) bgmana kita meng-imani/percaya bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi terakhir.
?
Dari contoh2 diatas sudah jelas tidak akan bisa kita tumbuhkan keimanan kita dengan asumsi2 rasional, sejauh ini sudah jelas ada di AQ dan AH itulah yang kita jadikan modal keyakinan untuk iman. (.... akhirnya ke 'dogma' lagi!!)

Tentang:
"Bagi saya, tantangan keragaman dalam berkeyakinan –saya cenderung menyebutnya sebagai tantangan (bukan masalah), bukan dihadapi dengan cara menggulirkan fatwa ”sesat” dan sebagainya. Melainkan dengan cara membangun iklim kebersamaan. Memelihara tradisi lintas batas dalam bergaul dan berdialog antara kita yang sama dan berbeda.
Gw gk setuju, karena:
- keragaman macam mana yg bisa menjadi tantangan (bukan masalah)??
Agama bukan bukan tantangan dan bukan masalah. Pemeluk agama tinggal
menjalankan apa yang sudah ditetapkan.
- fatwa "sesat", selama mengeluarkan fatwa yang sesuai dan mengacu
pada AQ & AH. Itu sah. Krn di AQ & AH bisa menjelaskan mana yg
salah dan yang benar.

Sedangkan:
Apakah benar pihak yang selama ini telah menyebut suatu aliran atau agama adalah ”sesat”, telah melakukan amal kebaikan dan manfaat bagi kehidupan bersama? Dan, apakah benar pihak yang selama ini dituduh ”sesat” telah melakukan amal yang buruk dan tidak bermanfaat, sehingga mengganggu harmoni kehidupan bersama?", tidak ada sangkut pautnya dengan aqidah keyakinan.
Karena amal kebaikan dan manfaat kehidupan bersama adalah masalah hubungan antar sosial. Tapi, Insya Allah, bila seseorang sudah menjalankan keimanan dan syariat agama secara benar maka pola kehidupan amal baik dan manfaat kehidupan bersama akan terwujud juga, karena agamapun menganjurkan demikian.
 
rasulnya uda tobatt

====

rasul ko tobat
”sesat” telah melakukan amal yang buruk dan tidak bermanfaat, sehingga mengganggu harmoni kehidupan bersama?
iaaa ..uda. nyesatinn orangg222

.....
 
Saudara2ku, jangan tertipu dengan nama sandang prof, mahasiswa, kyai, dokter, dll. Tetapi lihat ilmunya sesuai enggak dengan Al Qur'an & As Sunnah ? Ada juga orang2 yang menggunakan dalil2 Al Qur'an & As Sunnah untuk menjajakan pemikiran gilanya. tetapi bila kita jeli mencermati dengan berbekal ilmu Fiqih dengan metode orang2 terdahulu (pemahaman Shahabat nabi), pasti terlihat oleh kita penyimpangan2 mereka terhadap Al Qur'an & As Sunnah.

Inilah resikonya negara bebas, bebas sebebas2nya. Seperti burung yang lama di kurung tiba2 lepas. Bebas menipu, bebas menjiplak, bebas berekspresikan diri, bebas mempunyai hak (HAM) untuk bermaksiat terhadap Allah.
Mereka tahunya hak aja, kewajibannya ogah...

Ya Tuhan kami datangkanlah Tsunami ke-2 pada negeri terkutuk ini...
Bersihkanlah kami....
Berikanlah Syahid kepada orang2 beriman...
Negeri kita saat ini hampir sama dengan negeri Israel yang dikutuk Nabi Yeremia dahulu kala...

Ya sudahlah... Expreessssssikaaaaaaaaaaaaan gaaayaaaaaaaaaamuuuuuuuuu......
 
Sungguh tlh bersabda Rasulullah bahwa akan dtg para dajjal yg bjumlah 30 orang yg memiliki pengikut & dajjal terakhir adlh dajjal al akbar yg bermata picek, rambut kriting. 4 diantaranya wanita yg semuanya mengaku nabi.
Lia edan adlh nabi palsu wanita & mushadeq adlh nabi palsu ke12. Masih ada sktar 18 orang lagi. Maka jgn heran thd fenomena nabi palsu. Siapa yg mengikutinya adlh sesat.
 
assalaamuallaikum
to : kalki avatar
jangan minta tsunami ke 2 dong
wuih syerem, gak mau deh ane meng amini
doakan aja smg yang ngaku nabi dan para pengikutnya segera sadar,amin
amini dong
he...he...
wassalam
 
...hmmm....
gw jg jadi bingung spt bung goprex ne....
mnurut gw sih, sesungguhnya mulai dari pemahaman 'dogma'.
Udah jelas disini yang kita pakai ya... 'dogma-islam' dong..!
Kalo kita sudah merasa meng-imani Islam, kita hrs konsequen dgn apa yg sudah ada di acuan/referensi untuk menjalankan ibadah n kehidupan, yaitu Al-Qur'an(AQ) dan Al-Hadist(AH).
Secara ke-imanan kita harus sudah percaya/iman n tidak ada karaguan keberadaan ini (AlBaqoroh-2).
Masalah bagaimana kita bisa meyakininya, itu terserah kepada diri masing2, tapi jangan sampai kita mencoba dgn asumsi-asumsi rasional yang kadang malah tidak mengena pada sasaran ke-imanan itu sendiri------ karena agama itu adalah dogma khan?
gw coba kasi contoh;
1) bgmana kita meng-imani/percaya bahwa nanti setelah kehidupan ini
akan adanya surga & neraka?.
2) bgmana kita meng-imani/percaya bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi terakhir.
?
Dari contoh2 diatas sudah jelas tidak akan bisa kita tumbuhkan keimanan kita dengan asumsi2 rasional, sejauh ini sudah jelas ada di AQ dan AH itulah yang kita jadikan modal keyakinan untuk iman. (.... akhirnya ke 'dogma' lagi!!)

Tentang:
"Bagi saya, tantangan keragaman dalam berkeyakinan –saya cenderung menyebutnya sebagai tantangan (bukan masalah), bukan dihadapi dengan cara menggulirkan fatwa ”sesat” dan sebagainya. Melainkan dengan cara membangun iklim kebersamaan. Memelihara tradisi lintas batas dalam bergaul dan berdialog antara kita yang sama dan berbeda.
Gw gk setuju, karena:
- keragaman macam mana yg bisa menjadi tantangan (bukan masalah)??
Agama bukan bukan tantangan dan bukan masalah. Pemeluk agama tinggal
menjalankan apa yang sudah ditetapkan.
- fatwa "sesat", selama mengeluarkan fatwa yang sesuai dan mengacu
pada AQ & AH. Itu sah. Krn di AQ & AH bisa menjelaskan mana yg
salah dan yang benar.

Sedangkan:
Apakah benar pihak yang selama ini telah menyebut suatu aliran atau agama adalah ”sesat”, telah melakukan amal kebaikan dan manfaat bagi kehidupan bersama? Dan, apakah benar pihak yang selama ini dituduh ”sesat” telah melakukan amal yang buruk dan tidak bermanfaat, sehingga mengganggu harmoni kehidupan bersama?", tidak ada sangkut pautnya dengan aqidah keyakinan.
Karena amal kebaikan dan manfaat kehidupan bersama adalah masalah hubungan antar sosial. Tapi, Insya Allah, bila seseorang sudah menjalankan keimanan dan syariat agama secara benar maka pola kehidupan amal baik dan manfaat kehidupan bersama akan terwujud juga, karena agamapun menganjurkan demikian.

he.. maaf baru di tanggapi soalnya kemaren sibuk banget:D
tapi timbul sebuah pertanyaan kenapa bisa ada orang-orang yang meyakaini hal-hal yang MUI anggap sesat:)
MUI dan kita selama hanya bisa memberi label sesat tapi belum sempat untuk mengkaji apa yang membuat mereka memiliki keyakinan seperti itu.
itu seharusnya bukan masalah tapi sebuah tantangan keragaman dalam berkeyakinan.
apakah orang-orang NON-islam pada zaman nabi adalah masalah atau tantangan:)
ketika Pemeluk agama tinggal menjalankan apa yang sudah ditetapkan yang mucul adalah sebuah DOGMA seperti dalam tulisan ini.
saya cenderung mengesampingkan LABEL SESAT tapi lebih mencoba mengkaji kenapa hal tersebut bisa terjadi.
karena LABEL SESAT akan terus muncul dan akan terus dikeluarkan oleh MUI sepanjang inti permasalahan-nya belum bisa dipecahkan.
apakah dengan kalimat "Pemeluk agama tinggal menjalankan apa yang sudah ditetapkan" bisa menyakinkan mereka-mereka itu yang di beri LABEL SESAT:D

"Apakah benar pihak yang selama ini telah menyebut suatu aliran atau agama adalah ”sesat”, telah melakukan amal kebaikan dan manfaat bagi kehidupan bersama? Dan, apakah benar pihak yang selama ini dituduh ”sesat” telah melakukan amal yang buruk dan tidak bermanfaat, sehingga mengganggu harmoni kehidupan bersama?"

he.. menurut saya ini memilki pengaruh yang cukup signifikan karena ketika orang-orang yang memberi LABEL sesat pada pihak lain belum melakukan amal kebaikan dan manfaat akan menimbulkan sebuah pertanyaan kepada pihak yang di beri LABEL SESAT apakah mereka itu tidak lebih baik dari yang di CAP SESAT:D
karena realita sosial di masyarakat lah yang saat ini berbicara. itulah PR kita bersama sebagai generasi baru.
saya sendiri orang masih terpengaruh oleh ide2 romantisme "islam murni", tapi selalu memberika sebuah ruang untuk berdiskusi dan mengkaji sehingga kita tidak hanya berdasarkan DOGMA semata.
terima kasih atas tanggapanya
 
klo saya pribadi sudah jelas dalam surat Al-Maidah : 3.

jadinya mau dilabelin sesat atau tidak oleh MUI,,ya saya bisa menilainya sendiri dan gmn harus bertindak.

smoga Allah memberikan kembali hidayah-Nya kepada mereka dan kita semua.amin.
 
Islam itu terdiri dari 2 rukun yaitu rukun islam:

1. Syahadat (bsaksi tiada ilah yg pantas diibadahi dgn benar slain Allah Ta'ala & bsaksi bahwa Muhammad utusan Allah).
2. Mengerjakan sholat wajib 5 waktu.
3. Berpuasa wajib d bln Ramadhan.
4. Membayar zakat fitrah (bagi yg mampu).
5. Pergi haji k Baitullah (bagi yg mampu jasmani & harta).

Rukun iman:
1. Iman kpd Allah.
2. Iman kpd malaikat2Nya.
3. Iman kpd kitab2Nya.
4. Iman kpd nabi2 & rasul2Nya.
5. Iman kpd Hari Kebangkitan/Pembalasan.
6. Iman kpd qadha & qadarNya.

Itulah Islam, klw slh 1 ato lebih tdk ada pd suatu aliran maka uda dipastikan sesat (dgn/tanpa fatwa MUI). Siapa yg nyebarin aliran tsb maka nambah labelnya SESAT & MENYESATKAN.
1 lagi,
Orang kafir adalah orang tdk briman kpd rukun Iman spt yg tersebut di atas. The question is, Yahudi & Kristiani itu kafir ato bukan?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.