Diggie
IndoForum Activist E
- No. Urut
- 287751
- Sejak
- 6 Apr 2020
- Pesan
- 9.487
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 0
Berikut adalah berita Mali ingin torehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023.
Pelatih Timnas Mali Soumaila Coulibaly (kanan) bersama pesepak bola Timnas Mali Ibrahim Diarra (kiri) mendengarkan pertanyaan wartawan saat jumpa pers jelang pertandingan semifinal Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin (27/11/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Mali U-17 Soumaila Koulibaly mengatakan ia harap membawa regu asuhannya menorehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023 dengan meraih trofi pada akhir turnamen tersebut.
Sebagai satu-satunya regu asal Afrika di semifinal Piala Dunia U-17 2023, Mali harap merebut trofi kejuaraan tersebut & melampaui capaian terbaik ketika jadi runner-up edisi 2015 yg berlangsung di Chile.
"Kami sudah bekerja keras supaya dapat hingga di sini. Kami satu-satunya regu dari Afrika yg mencapai semifinal ini," mengatakan Koulibaly dalam jumpa pers jelang pertandingan, seperti diberitakan keterangan resmi, Senin.
"Tentu kami harap melanjutkan langkah kami dengan para pemain muda ini. Tampil di Piala Dunia tentu mimpi kami adalah meraih trofi. Di sini kami berupaya untuk mencetak gol di laga nanti," katanya.
Pada semifinal Piala Dunia U-17, Mali berjumpa Prancis di Stadion Manahan, Solo, Selasa pukul 19.00 WIB. Sang lawan, Prancis jelas bukan lawan enteng karena regu berjuluk Les Bleus muda itu berstatus sebagai regu yg mempunyai pertahanan terbaik karena hingga kini jadi satu-satunya regu yg belum kemasukan gol.
Baca juga: Vannuchi berambisi bawa Prancis ke final tanpa kebobolan gol
Namun, di sisi lain, Mali merupakan salah satu regu paling produktif selama Piala Dunia U-17 dengan 14 gol. Wakil Afrika itu menempatkan tiga pemainnya di barisan pencetak gol terbanyak yakni Ibrahim Diarra, Muhamoud Barry, & Mamadaou Doumbia dengan masing-masing tiga gol.
Juga, Stadion Manahan tempat berlangsungnya laga adalah stadion yg familiar bagi Mali karena sudah bermain di stadion tersebut sejak babak penyisihan grup, meskipun sempat bermain di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada laga terakhir penyisihan grup & babak 16 besar.
"Ini akan jadi pertandingan yg sulit. Prancis sudah melewati itu saat melawan Uzbekistan di pertandingan yg sangat melelahkan. Tetapi kami juga dapat mengalahkan Maroko dengan ofensif," ujar Koulibaly.
"Dengan segala hal yg sudah kami perkiraan sebelumnya, tentu kami akan mempersiapkan segalanya, karena laga ini akan jadi laga yg terbuka," katanya.
Sementara itu, dari sisi pemain, Ibrahim Diarra menegaskan dirinya tidak harap mengulangi kegagalan pada Piala Afrika U-17 (CAF) di Aljazair, Mei 2023 silam ketika terhenti di semifinal karena dikandaskan Maroko melalui drama adu penalti dengan skor akhir 5-6 setelah bermain 0-0 hingga babak extra time.
"Di Piala Afrika, saya & Ibrahim (Kanate) sama-sama gagal mengeksekusi penalti, tetapi itulah sepak bola, & kami tidak menyerah. Kami bangkit kembali, & itu bagus. Kami pun sebelum laga (perempat final), juga sudah berkata satu sama lain bahwa kita tidak akan mengulangi hal itu," mengatakan Diarra.
Baca juga: Placente akui melawan Jerman di semifinal bukan hal mudah
Berita diatas dikutip dari internet, jika Mali ingin torehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023 adalah spam, mohon beritahu kami.
Pelatih Timnas Mali Soumaila Coulibaly (kanan) bersama pesepak bola Timnas Mali Ibrahim Diarra (kiri) mendengarkan pertanyaan wartawan saat jumpa pers jelang pertandingan semifinal Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin (27/11/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Mali U-17 Soumaila Koulibaly mengatakan ia harap membawa regu asuhannya menorehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023 dengan meraih trofi pada akhir turnamen tersebut.
Sebagai satu-satunya regu asal Afrika di semifinal Piala Dunia U-17 2023, Mali harap merebut trofi kejuaraan tersebut & melampaui capaian terbaik ketika jadi runner-up edisi 2015 yg berlangsung di Chile.
"Kami sudah bekerja keras supaya dapat hingga di sini. Kami satu-satunya regu dari Afrika yg mencapai semifinal ini," mengatakan Koulibaly dalam jumpa pers jelang pertandingan, seperti diberitakan keterangan resmi, Senin.
"Tentu kami harap melanjutkan langkah kami dengan para pemain muda ini. Tampil di Piala Dunia tentu mimpi kami adalah meraih trofi. Di sini kami berupaya untuk mencetak gol di laga nanti," katanya.
Pada semifinal Piala Dunia U-17, Mali berjumpa Prancis di Stadion Manahan, Solo, Selasa pukul 19.00 WIB. Sang lawan, Prancis jelas bukan lawan enteng karena regu berjuluk Les Bleus muda itu berstatus sebagai regu yg mempunyai pertahanan terbaik karena hingga kini jadi satu-satunya regu yg belum kemasukan gol.
Baca juga: Vannuchi berambisi bawa Prancis ke final tanpa kebobolan gol
Namun, di sisi lain, Mali merupakan salah satu regu paling produktif selama Piala Dunia U-17 dengan 14 gol. Wakil Afrika itu menempatkan tiga pemainnya di barisan pencetak gol terbanyak yakni Ibrahim Diarra, Muhamoud Barry, & Mamadaou Doumbia dengan masing-masing tiga gol.
Juga, Stadion Manahan tempat berlangsungnya laga adalah stadion yg familiar bagi Mali karena sudah bermain di stadion tersebut sejak babak penyisihan grup, meskipun sempat bermain di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada laga terakhir penyisihan grup & babak 16 besar.
"Ini akan jadi pertandingan yg sulit. Prancis sudah melewati itu saat melawan Uzbekistan di pertandingan yg sangat melelahkan. Tetapi kami juga dapat mengalahkan Maroko dengan ofensif," ujar Koulibaly.
"Dengan segala hal yg sudah kami perkiraan sebelumnya, tentu kami akan mempersiapkan segalanya, karena laga ini akan jadi laga yg terbuka," katanya.
Sementara itu, dari sisi pemain, Ibrahim Diarra menegaskan dirinya tidak harap mengulangi kegagalan pada Piala Afrika U-17 (CAF) di Aljazair, Mei 2023 silam ketika terhenti di semifinal karena dikandaskan Maroko melalui drama adu penalti dengan skor akhir 5-6 setelah bermain 0-0 hingga babak extra time.
"Di Piala Afrika, saya & Ibrahim (Kanate) sama-sama gagal mengeksekusi penalti, tetapi itulah sepak bola, & kami tidak menyerah. Kami bangkit kembali, & itu bagus. Kami pun sebelum laga (perempat final), juga sudah berkata satu sama lain bahwa kita tidak akan mengulangi hal itu," mengatakan Diarra.
Baca juga: Placente akui melawan Jerman di semifinal bukan hal mudah
Berita diatas dikutip dari internet, jika Mali ingin torehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023 adalah spam, mohon beritahu kami.