Bandingin The Oneness God ama Doktrin Tritunggal.
1. Mengapa Allah harus mengambil rupa manusia di dalam diri Yesus Kristus?
Kitab
Imamat 17:11 berbunyi,
“Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa”. Kitab
Ibrani 9:22 juga mengatakan,
“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”. Dari kedua ayat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
supaya ada pengampunan bagi umat manusia, diperlukan penumpahan darah seorang manusia yang tanpa dosa sebagai pendamaian.
Tetapi Firman Tuhan berkata bahwa tidak ada seorang pun yang benar dan semua orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (
Roma 3:10,23; Pengkotbah 7:20). Karena itu Allah sendiri harus mengambil rupa manusia di dalam diri Yesus Kristus untuk kemudian menumpahkan darah-Nya di atas kayu salib sebagai Anak Domba Paskah yang tersembelih demi penebusan dosa manusia (
Yohanes 1:29; Wahyu 5:12; Wahyu 13:8; Roma 5:8). Tuhan Yesus adalah satu-satunya manusia yang pernah hidup di dunia ini yang sanggup menjadi
Juruselamat bagi umat manusia karena Ia
tanpa dosa (
1 Petrus 2:22; Ibrani 4:15; 2 Korintus 5:21)
Tuhan Yesus Kristus adalah Allah sendiri yang mengambil rupa manusia; hal ini bukan berarti bahwa ada 2 pribadi Allah tetapi
pribadi Allah yang sama menyatakan diri dalam 2 manifestasi/pernyataan atau peranan yang berbeda. Allah dalam wujud manusia memainkan peranan
sebagai “Anak” dalam karya penebusan dosa manusia. Bukankah semua orang yang dilahirkan ke dunia ini pastilah kita sebut sebagai anak? Tidak ada seorangpun yang begitu dilahirkan langsung sudah menjadi bapak-bapak, ha ha ha! Ibu daripada Yesus kristus adalah Maria dan Bapak daripada Yesus adalah Allah sendiri, karena itu Yesus disebut sebagai Anak Allah. Tetapi kitab
Matius 1:20 mengatakan,
“… sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus”; disini kita dapat mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah anak Roh Kudus. Jadi Yesus itu
Anak Allah atau
Anak Roh Kudus? Tidak apa-apa untuk mengatakan bahwa Yesus Kristus juga adalah Anak Roh Kudus, karena Roh Kudus
bukan pribadi yang lain tetapi peranan yang lain daripada Allah kita yang esa itu. Haleluya!
Ketika waktunya sudah hampir tiba bagi Tuhan Yesus untuk mati di atas kayu salib, Ia menjanjikan Penghibur (Roh Kudus) kepada murid-murid-Nya, “
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” (Yohanes 14:15-18)
Sebagai seorang manusia atau
Anak, Yesus meminta kepada
Bapa seorang Penolong yang lain (
Roh Kudus) tetapi dikatakan bahwa murid-murid-Nya sudah mengenal si Penolong ini.
Siapakah Penolong yang sudah murid-murid-Nya kenal ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah
Tuhan Yesus sendiri yang kemudian akan datang kembali kepada mereka dalam wujud Roh Kudus untuk menjadi Bapa di dalam diri mereka sehingga mereka tidak ditinggalkan yatim piatu. Kitab
2 Korintus 13:5 juga mengungkapkan bahwa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita dalah Kristus Yesus.
1 Pribadi Allah mempunyai 3 peranan sebagai berikut:
1. Sebagai "
Bapa" dalam penciptaan dan hubungan-Nya dengan kita sebagai anak-anak Allah;
2. Sebagai "
Anak" dalam penebusan dosa manusia. Allah harus mengambil rupa seorang manusia (Anak) di dalam diri Yesus supaya Yesus dapat mencurahkan darah-Nya demi karya keselamatan manusia;
3. Sebagai "
Roh Kudus" dalam pembaharuan hati dan pikiran manusia.
THE ONENESS GOD
2. Firman-Nya menyatakan bahwa Tuhan itu ESA
Baca -> Yesaya 43:10; Yesaya 46:9; Yesaya 44:8; Yesaya 45:5-6; Yesaya 45:22; Yesaya 48:11
SATU PENCIPTA
Baca -> Yesaya 37:16;
"Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi - siapakah yang mendampingi Aku?" (Yesaya 44:24). Kata-kata "
sendirilah" dan "
seorang diri" dari kedua ayat di atas menunjuk kepada satu pribadi Pencipta yang tidak meminta nasihat siapapun dan tidak perlu didampingi oleh siapapun ketika menciptakan langit dan bumu serta segala isinya.
Kita juga tahu bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Pencipta. Kitab
1 Korintus 8:6 mengatakan bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Yesus Kristus dan kitab
Kolose 1:15-16 menyatakan bahwa di dalam Yesus Kristus telah diciptakan segala sesuatu dan segala sesuatu diciptakan oleh Yesus dan untuk Yesus.
Apakah ini berarti ada 2 Pencipta? Tidak, tetap hanya ada
1 Pencipta karena Yesus Kristus adalah gambar atau wujud dari Allah yang tidak kelihatan itu sendiri (
Kolose 1:15);
Yesus Kristus di dalam Perjanjian Baru adalah Allah Perjanjian Lama yang mengambil wujud manusia. Allah menyatakan diri dalam rupa manusia, inilah yang disebut
inkarnasi.
"Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, ..." (1 Timotius 3:16). Inkarnasi diperlukan supaya Yesus Kristus dapat menumpahkan darah di atas kayu salib sehingga tersedia pengampunan dosa dan keselamatan manusia.
SATU JURUSELAMAT
Baca -> Yesaya 43:11; Yesaya 45:21; Lukas 2:11; Kisah Para Rasul 4:12; Titus 2:13; Matius 1:21; dan Timotius 1:15
Roma 9:5 bahkan dengan sanagt jelas mengatakan bahwa Mesias (Yesus kristus) adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
SEMUA ORANG MENYEMBAH DAN SEGALA LIDAH (BAHASA) MENGAKU KEPADA SATU TUHAN
Baca -> Yesaya 45:23; Filipi 2:9-11; Filipi 2:11
SATU "ALFA DAN OMEGA"
Baca -> Yesaya 44:6; Yesaya 48:12; Wahyu 1:8; Wahyu 1:17; Wahyu 22:13
SATU SANG "AKU ADALAH AKU"
Ketika Nabi Musa menanyakan nama Allah yang mengutusnya kepada orang Israel untuk membebaskan mereka keluar dari Mesir, Allah menjawab, "AKU ADALAH AKU" (Keluaran 3:13-14).
Dan ketahuilah nama Allah belum dinyatakan kepada manusia dalam Perjanjian Lama, karena itu selain Nabi Musa, tokoh-tokoh Perjanjian Lama sering bertanya tentang nama Allah mereka. Baca ->
Manoah (Hakim-Hakim 13:17),
Yakub (Kejadian 32:39),
Agur bin Yake dari Masa (Amsal 30:4),
Nabi Yesaya yang bernubuat tentang kedatangan Mesias (Yesaya 52:6)
Mereka hanya mengetahui sebutan bagi Allah mereka, misalnya:
Jehovah Jireh (Allah Penyedia);
Jehovah Rapha (Allah Penyembuh);
Jehovah Nissi (Allah sebagai Panji);
Jehovah Shalom (Allah Pendamai);
Jehovah Raah (Allah Gembala);
Jehovah Tsidkenu (Allah Kebenaran);
Jehovah Shammah (Allah Hadir);
El-Shaddai (Allah Perkasa);
El-Elyon (Allah Maha Tinggi);
El-Olam (Allah Kekal); dan sebutan-sebutan lainnya. Bagaimana dengan
Elohim? Elohim juga bukan nama Allah tetapi sebutan, sama halnya dengan
Yahweh atau
Jehovah (yang berarti "self existent" atau "ada dengan sendirinya"). Dalam bahasa Ibrani, kata Elohim adalah bentuk jamak dari kata Eloah dan kata Elohim ini menyatakan
kemajemukan sifat atau
atribut Allah bukannya kemajemukan pribadi Allah. Buktinya walaupun kata bentuk jamak Elohim dipakai sebagai sebutan Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, orang-orang Yahudi tetap menyembah satu Allah (Ulangan 6:4) dan mereka dikenal sebagai penganut paham kepercayaan kepada satu Tuhan (monoteisme) yang sejati.
Nama Allah yang sesungguhnya baru dinyatakan di dalam Perjanjian Baru ketika Allah mengambil rupa manusia di dalam diri Yesus Kristus. Dalam wujud manusia inilah, Allah barulah menjadi Jehovah Saviour (Allah Penyelamat) bagi umat manusia. (Matius 1:21;Lukas 2:11;Titus 2:13;Filipi 2:9;Kisah Para Rasul 4:12).
Tahukah Anda bahwa selain di Yesaya 43:10-11; Yesaya 43:25, Tuhan Yesus juga menyatakan diri-Nya sebagai Sang "AKU ADALAH AKU"? Pernyataan-Nya ini tampak jelas ketika Yesus Kristus memperingatkan orang banyak, "... sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa
Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu" (Yohanes 8:24).
Apa kata Rasul Paulus?
Baca -> Galatia 3:20; Efesus 4:5; Roma 10:12; 1 Korintus 12:5-6; 1 Timotius 1:17
"Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibabtis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh" (1 Korintus 12:13)
DOKTRIN TRITUNGGAL
Pengajaran Tritunggal menyatakan bahwa ada
tiga pribadi di dalam satu Allah. Istilah-istilah yang dipakai biasanya: "satu Allah di dalam tiga pribadi"; "tiga pribadi di dalam satu hakikat Allah"; "Allah adalah satu hakikat yang terdiri dari tiga pribadi"; atau "Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tiga Oknum (Pribadi) di dalam satu". Pengajaran ini percaya bahwa di dalam Allah ada tiga kepribadian yang terpisah dan berbeda, bukan saja perbedaan dalam hal aktivitas atau peranan. Nama yang diberikan untuk ketiga pribadi ini adalah
Allah Bapa, Allah Anak, dan
Allah Roh Kudus. Penganut pengajaran Tritunggal ini percaya bahwa ketiga pribadi tersebut adalah
sederajat (co-equal), sama-sama kekal (co-eternal), sama-sama ada dengan sendirinya (co-existent), dan
sama-sama berkuasa (co-powerful).
Kata "pribadi" sama dengan kata "
person" (dalam bahasa Inggris) atau "
persona" (dalam bahasa Latin) berarti perseorangan yang mempunyai pikiran dan keputusan tersendiri.
Jika kita mengatakan bahwa Allah kita terdiri dari tiga pribadi, maka kita menjadikan-Nya tiga Allah. Apakah kita mempunyai tiga Tuhan yang layak disembah? Tidak, kita hanya mempunyai satu-satunya Tuhan yang hidup, Maha Tinggi, layak disembah, dan nama-Nya Yesus Kristus. Haleluya!
SEGITIGA TRITUNGGAL
Segitiga Tritunggal menunjukkan bahwa ada tiga Pribadi yang berbeda tetapi ketiga Pribadi tersebut sama-sama Allah. Untuk menyatukan ketiga Pribadi yang berbeda, maka di depan setiap Pribadi diberikan kata "Allah":
Allah Bapa, Allah Anak, dan
Allah Roh Kudus. Padahal kita tahu di dalam Alkitab hanya ada tertulis "Allah Bapa" (
1 Korintus 15:24; 1 Tesalonika 1:1; 2 Timotius 1:2; Titus 1:4; 2 Petrus 1:17; 2 Yohanes 1:3; Yudas 1:1), tidak pernah sekalipun Alkitab mencatat adanya "Allah Anak" atau "Allah Roh Kudus". Ketika orang-orang yang memegang paham Tritunggal diminta penjelasan tentang Segitiga Tritunggal dan komponennya, mereka sendiri tidak dapat menjelaskan dengan alasan bahwa Tritunggal adalah suatu misteri ke-Allahan di luar jangkauan pemikiran manusia.
TIDAK ALKITABIAH DAN TIDAK APOSTOLIK
Pengajaran Tritunggal bukan pengajaran yang Alkitabiah karena kata "Tritunggal" atau "Tritunggal Maha Kudus" tidak pernah ada di dalam Alkitab dan Alkitab tidak pernah menyatakan secara harfiah (
literally) tentang adanya tiga pribadi Allah. Bapa, Anak dan Roh Kudus bukanlah tiga pribadi Allah tetapi tiga peranan Allah yang utama. Allah berperan sebagai
Bapa dalam penciptaan dan hubungan-Nya dengan kita sebagai anak-anak-Nya. Allah berperan sebagai
Anak ketika Ia mengambil rupa manusia sehingga dapat menjadi Juruselamat bagi umat manusia dengan cara menumpahkan darah-Nya di atas kayu salib. Sebagai
Roh Kudus, Allah memainkan peranan sebagai Pembaharu di dalam hati dan pikiran manusia.
Selain tidak Alkitabiah, pengajaran Tritunggal juga tidak Apostolik karena tidak sesuai dengan pengajaran para Rasul yang justru menekankan Keesaan Allah (
Lihat No. 2 bagian The Oneness God). Kenapa kita harus mengikuti pengajaran sesuai dengan apa yang diajarkan oleh para Rasul (apostolik)? Karena para Rasul adalah
dasar Gereja.
"... anggota-anggota keluarga Allah yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Efesus 2:19-20). Rasul Paulus menasihatkan bahwa jika ada orang yang menyampaikan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah diberitakan oleh para rasul, maka orang tersebut adalah terkutuk (
Galatia 1:8-9). Sedangkan Rasul Yohanes menegaskan bahwa jika jemaat mula-mula tetap berpegang teguh kepada pengajaran yang mereka dengar dari mulanya, maka mereka pada akhirnya akan memperoleh janji Tuhan, yaitu hidup yang kekal (1 Yohanes 2:24-25). Ia juga memperingatkan bahwa barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan para Rasul;barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan para Rasul (1 Yohanes 4:6). Lebih lanjut, Rasul Yohanes di dalam 2 Yohanes 1:9 menyatakan bahwa barangsiapa tetap di dalam ajaran Kristus, ia akan memiliki Bapa (Allah) maupun Anak (Allah dalam rupa manusia di dalam diri Yesus Kristus).
Bahkan beberapa ensiklopedi internasional juga menyatakan bahwa pengajaran Tritunggal tidak alkitabiah dan tidak apostolik:
1. Encyclopedia Americana, Edisi 1957, Volume 27, halaman 69:
"Kata "Tritunggal" tidak ada di dalam Alkitab. Istilah "tiga pribadi" tidak pernah diterapkan dalam Alkitab dalam kaitannya dengan doktrin Tritunggal".
2. New Catholic Encyclopedia, Edisi 1967, Volume 13, halaman 1021:
"Pemakaian pertama kali kata latin "trinitas" (Tritunggal) tentang Allah, ditemukan dalam tulisan-tulisan Tertullianus (sekitar 213 Masehi). Dialah yang pertama kali memakai istilah "tiga pribadi" di dalam konteks Tritunggal".
3. Encyclopedia International, Edisi 1975, Volume 18, halaman 226:
"Doktrin Tritunggal tidak pernah merupakan bagian dari pemberitaan oleh para Rasul".
PENGAJARAN MANUSIA
Sejak tahun
31 M, Gereja mula-mula melakukan praktik pembabtisan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus sesuai
Kisah Para Rasul 2:38 dan memegang teguh pengajaran rasul-rasul (apostolik) yang menekankan Keesaan Tuhan. Tetapi sangat disesalkan bahwa pada sekitar tahun 196 M, seorang pengacara dan teolog asal Kartago (Afrika) bernama
Quintus Septimius Florens Tertullianus (Kira0kira hidup pada tahun 150 - 225 M), memperkenalkan pengajaran Tritunggal. Sebelum Tertullianus menjadi seorang teolog, tahukah Anda bahwa ia dibesarkan oleh keluarga berkebudayaan kafir (tidak mengenal satu-satunya Tuhan yang hidup) yang menganut paham
politeisme (penyembahan kepada banyak tuhan atau berhala seperti dewa dan dewi)?
Latar belakang penyembahan berhala inilah yang mendasari Tertullianus untuk berpendapat bahwa Allah itu
satu hakikat yang terdiri dari 3 pribadi atau "
una substantia et tres personae" dalam bahasa Latin.
Doktrin Tritunggal ini hanyalah doktrin manusia dan bertentangan dengan doktrin para rasul yang justru menekankan Keesaan Tuhan.
Sejarah mengungkapkan bahwa sebenarnya Tertullianus belum memberikan pengertian lengkap tentang Tritunggal dan doktrin Tritunggal sesungguhnya telah membingungkan para teolog besar. Kenapa membingungkan? Karena si iblis ada di balik doktrin manusia ini supaya umat Tuhan dan Gereja menjadi kacau dan bingung tentang pribadi Allah (ke-Allahan). Sedangkan Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera (1 Korintus 14:33); dalam Versi King James (KJV), "For God is not the author of confusion, but of peace, as in all churches of the saints". Jadi, who is the author of confusion (siapa pembuat kebingungan/kekacauan)?
Sudah jelas jawabannya, si iblis. Karena itu, berhati-hatilah akan pengajaran yang Anda ikuti dan seildikilah latar belakangnya sebelum Anda benar-benar memegangnya dengan teguh.
-----------------------------------------------------------------
Nanti akan saya jelaskan tentang PEMBABTISAN TUHAN YESUS KRISTUS dan formula pembabtisan yang benar, PENCIPTAAN MANUSIA, PERAJAMAN STEFANUS, TAKHTA DI SURGA serta TABERNAKEL (Pola Ibadah yang sejati Kerajaan Allah). Doakan saya.
Source yang menjelaskan Tabernakel secara sederhana:
http://www.gptkk.org/tabernakel.php
-----------------------------------------------------------------
Masih ada contoh sejarah penyesatan ajaran dari Suster Murtad yang contoh pertanyaan yang tidak terjawab memuaskan dan Alkitabiah oleh penganut paham tritunggal:
1. Jika memang Bapa dan Anak berbeda pribadi, bagaimana menjelaskan perkataan Tuhan Yesus di dalam
Yohanes 10:20 "Aku dan Bapa adalah satu"?
2. Bagaimana mungkin
seorang anak yang lahir atau seorang putera yang diberikan untuk kita disebut juga Bapa yang kekal (Yesaya 9:5) jika pribadi Anak dan pribadi Bapa berbeda?
3. Jika Bapa dan Roh Kudus berbeda pribadi, bagaimana mungkin Yesus Kristus disebut sebagai Anak Allah (Lukas 1:32) sekaligus juga sebagai Anak Roh Kudus (Matius 1:20)?
4. Paham tritunggal percaya bahwa ketiga pribadi dalam ke-Allahan (walaupun berbeda satu dengan yang lainnya) adalah
co-equal (sederajat), co-eternal (sama-sama kekal), co-powerful (sama-sama berkuasa), co-existent (sama-sama ada dengan sendirinya). Kalau memang Yesus dan Bapa adalah sederajat, lalu bagaimana menerangkan perkataan Tuhan Yesus:
"... sebab Bapa lebih besar daripada Aku" (Yohanes 14:28)? Bagaimana dengan perkataan Yesus,
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan dibumi" (Matius 28:18)? Yang memberikan kuasa tentunya lebih berkuasa daripada yang diberikan kuasa.
JAWABANNYA: TIDAK ADA LAGI MISTERI KE-ALLAHAN
• Tidak ada lagi rahasia atau misteri ke-Allahan karena Allah sudah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia di dalam diri Yesus Kristus. "Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita:
"Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan" (1 Timotius 3:16).
• Rahasia yang didiamkan berabad-abad lamanya itu sudah dinyatakan
(Roma 16:25-26). Rahasia itu adalah Kristus yang adalah ALlah sendiri dalam tubuh jasmani ada di tengah-tengah manusia
(Kolose 1:25-27).
• Seluruh kepenuhan ke-Allahan berdiam secara jasmaniah di dalam Yesus Kristus
(Kolose 1:19; 2:9), karena Yesus adalah Allah sendiri yang memanifestasikan diri-Nya dalam wujud manusia. Tuhan Yesus adalah
manifestasi (pernyataan) lain dari Allah,
bukannya pribadi yang lain dari Allah. Karena itu Yesus disebut sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan
(Kolose 1:15).
• Hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah saja dapat dinyatakan oleh Roh Kudus kepada kita
(1 Korintus 2:10-12), apalagi sekedar hal tentang berapa Pribadi yang Ia miliki. Roh Kuduslah yang menyatakan kepada kita bahwa Tuhan kita mempunyai satu Pribadi dengan tiga peranan utama (sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus) dan nama-Nya satu-satunya, yaitu Yesus Kristus
(Kisah para Rasul 4:12). Haleluya!
Jika kita masih ragu dan tidak benar-benar mengerti tentang Pribadi Allah, serta menganggap bahwa ke-Allahan itu suatu misteri, maka kita tidak benar-benar mengenal Tuhan kita, lalu untuk apa kita menyembah-Nya? Tetapi kita tahu bahwa Tuhan itu esa, satu Pribadi dengan tiga peranan utama sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Karena Tuhan itu esa, Ia juga mempunyai satu nama: nama di atas segala nama; nama dimana semua lutut akan bertelut dan semua lidah akan mengaku; nama yang olehnya kita diselamatkan; nama yang termanis, terindah, terbesar sepanjang jaman, teragung, dan termulia; yaitu
Yesus Kristus.