KEPADA SIAPA KAMI HARUS PERGI?
Mini-drama berdasarkan Yoh 6:60-71
Oleh: Lotong
TIGA ORANG TIBA-TIBA MEMASUKI RUANGAN, YANG SEORANG TAMPAK TIDAK SENANG KEPADA YANG LAIN. 001. Menteri : Tidak, aku tidak mau mati sia-sia karena kalian berdua. Semua ini salah kalian, dosa kalian.... 002. Hakim : Lho, tidak bisa begitu dong, yang mulia tuan menteri... anda kan pejabat kerajaan, anda ikut bertanggung-jawab atas segala kekacauan ini... 003. Menteri : Aku katamu??!! Aku..??!! Jadi... apa perananmu selama ini bapak hakim yang agung...?? Apakah engkau sendiri sudah memutuskan perkara secara benar selama ini... hah??!! 004. Hakim : Waaah... kalau itu soal lain... aku kan cuma menjalankan perintah atasan... lagipula aku merasakan telah memutuskan semua perkara yang aku tangani dengan seadil-adilnya dan sejujur-jujurnya... 005. Menteri : Oya..?? Benarkah begitu..?? Kedengarannya sangat manis dan ideal sekali... lalu, bagaimana dengan bankir yang kau penjarakan itu, sementara tertuduh lainnya masih bebas berkeliaran... aku ingin dengar, apa jawabanmu soal ini?? 006. Hakim : Ah, kalau soal yang satu ini, jangan tanyakan aku... dan jangan singgung-singgung di sini dong, itu tidak etis namanya tuan menteri... lagian, tuan kan ikut terlibat dan memperoleh bagian yang cukup proporsional.... 007. Menteri : Hei, jangan kau kait-kaitkan namaku dengan perkaramu itu yaa... 008. Hakim : Aku tidak mencoba mengait-ngaitkan nama tuan, tapi tuan sendiri yang melibatkan diri dalam perkara itu.. iya kan?? 009. Menteri : Tidak!! Itu gara-gara pengusaha busuk itu..!! (SAMBIL MENUNJUK SI PENGUSAHA) Dia yang telah menyeret-nyeret aku dalam perkara itu....
010. Pengusaha : Ha..ha..ha..ha... tuan ini sungguh lucu... tuan sendiri yang membujuk-bujuk saya bahkan memaksa saya melakukan semuanya itu... sekarang tuan menimpakan semua kesalahan itu pada saya... padahal sebagai pengusaha, bagi saya yang penting mendapat untung... 011. Menteri : Sudahlah, kamu tidak usah banyak berdalih... siapa yang tidak kenal dengan sepak terjangmu selama ini dalam dunia usaha... siapa yang tidak kenal dengan trik-trik busukmu untuk meraup untung... setiap kali berperkara dengan rekan bisnismu, pastilah selalu kau menangkan... 012. Pengusaha : Lho, jangan salahkan aku dalam hal ini. Bukankah semua itu diputuskan secara adil dan sejujurnya oleh bapak hakim kita yang agung itu..?? 013. Menteri : Huh!! Kalian berdua memang sama busuknya!! 014. Hakim : Maksud tuan, kita bertiga..?? 015. Pengusaha : Ya, ya... aku sangat setuju dengan kata-kata pak hakim... hahaha... kita bertiga... ya, kita bertiga... 016. Menteri : Tidak, aku tidak sama dengan kalian... sebagai pejabat kerajaan, aku telah menjalankan tugasku dengan sebaik-baiknya... 017. Pengusaha : Termasuk dalam hal menindas rakyat, menggelapkan uang kerajaan, dan menyalah-gunakan jabatan demi memperkaya diri sendiri dan kroni-kroni tuan??? 018. Menteri : Hei, jaga mulutmu, pengusaha busuk...!! Kapan aku pernah melakukan hal-hal sekeji itu?? 019. Pengusaha : Hmmm... tuan masih ingat dengan proyek kerdanas?? 020. Menteri : Apa itu??!! 021. Pengusaha : Kereta kuda nasional!! Waktu itu tuan menggusur ribuan hektar tanah rakyat tanpa ganti rugi dengan menggunakan kekuasaan tuan, masih ingat?? Waktu itu tuan juga memaksa saya untuk terlibat dalam proyek ini....
022. Hakim : Ya, ya, bahkan tuan juga meminta saya memenjarkan orang-orang yang tidak setuju dengan tuan.... 023. Pengusaha : Terus tuan juga memanipulasi uang kerajaan untuk proyek itu... 024. Hakim : Dan tuan juga... 025. Menteri : Sudah, sudah!! Cukup, cukup.... jangan kalian teruskan... aku tidak kuat lagi mendengarkan semuanya itu... aku... aku.... 026. Hakim : Kita semua telah bersalah.... kita semua telah berdosa... 027. Pengusaha : Ya, kita tidak usah saling menyalahkan... kita semua sama-sama bersalah.... 028. Menteri : Tapi... tapi.. aku tidak mau mati dengan dosa-dosa itu.... aku tidak mau masuk neraka... selamatkanlah aku.... (KEPADA HAKIM). 029. Hakim : Bagaimana aku harus menyelamatkan tuan... aku sendiri telah melakukan begitu banyak kesalahan.... aku sendiri memerlukan penyelamat untuk menyelamatkan aku dari dosa-dosaku.... 030. Menteri : Kasihanilah aku... selamatkanlah aku... (KEPADA PENGUSAHA). 031. Pengusaha : Tidak, aku tidak sanggup, tuan... engkau tahu aku telah melakukan begitu banyak kecurangan dalam usahaku.... aku telah berdosa... aku sendiri butuh pertolongan.... 032. Menteri : Lalu... 033. BERSAMA : Kepada siapa kami harus pergi....??? SELESAI.
Makassar, 23 Agustus 2007
Lotong