Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.709
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Tidak dipungkiri memang, kalau mengatakan pengusaha & UMKM persaingan dagang sekarang ini semakin pelik & tidak sehat. Peliknya semakin banyak pemain akbar turun langsung ke jalan kontrol harga hingga seniman pun latah jualan, seolah takut nggak dapat makan dengan ke artisannya..
Yang kasihan tentu pedagang pemula & kelas menengah dimana mereka pastinya murni usaha dari bawah, punya modal benar-benar terbatas & pastinya menjual dengan harga sedikit lebih mahal karena mereka belanja dari pemain akbar tadi yg ikut jualan dimana soal harga jelas-jelas sudah mereka kendalikan.
Dari sudut pandang konsumen mungkin tidak mau tahu menahu seperti apa para pedagang pemula & menengah itu berusaha hidup & menghidupi karyawannya, dapat dibilang saat ini mereka mulai berdarah-darah, hidup segan mati tak mau. Konsumen tahunya beli barang yg sama tetapi harga paling murah. Siapa yg tidak tergiur dengan harga termurah dengan barang yg sama?
Fenomena perang harga pun tidak dapat dipungkiri, jelas pedagang pemula & menengah cuma dapat untung dari pembeli yg 'kesasar' atau belum beruntung saja belanja ditempat lain. Bisnis seperti ini tentu tidak adil, jarak harga antara pedagang terlalu jauh sehingga timbul persaingan tidak sehat. Setahu saya pemain akbar dulu cuma fokus pada produksi tidak ikut berjualan karena tahu dibawahnya banyak orang-orang menggantungkan hidup dari usahanya. Sekarang bak gurita mereka harap kendalikan semua.
Pemain akbar belum selesai kini masuk juga seniman atau selebritis, tidak ada larangan sih mereka ikut berjualan tetapi tidak ada hubungannya dengan keartisannya, akibatnya merebut pasar orang lain menurut saya ini kurang etis. Bagaimana kalau ceritanya dibalik; para pedagang (jelas-jelas jumlahnya lebih banyak) tumplek blek nyambi jadi adi seniman apakah mereka tidak resah?
Artis boleh jadi model iklan (endorsemen), tetapi bukan jadi 'pemain'.
Kalaupun misal seniman harap terjun usaha sebaiknya jual saja nama mereka, sewa model lsin (hitung bantu ekonomi agensi) bukan tampil muka secara terang-terangan, tentu pedagang lain sudah kalah telak dari sisi promosi, bisnis yg adil adalah dari sisi selisih harga jual & pelayanan. Menurut saya.
Hal ini semakin diperparah oleh seniman 'sewaan' yg menjual barang di online dengan harga 'paling murah' istilah mengatakan zaman sekarang disebutnya Predatory Pricing.Perusahaan yg menyewa seniman akan membakar uang demi mendapat pasar sendiri, jual barang dengan harga paliiing murah dampaknya menghancurkan pasar pemain kuat & tidak memberikan kesempatan pesaing baru untuk hidup.
Dampaknya ketika pasar sudah dipegangnya, nama brand sudah kuat dalam ingatan konsumen maka perlahan harga dinaikkan ke level yg lebih tinggi. Tanpa sadar konsumen terus membelanjakan uangnya lebih banyak & lebih mahal akibat kadung percaya pada merek tersebut. Tentu saja cara-cara predatory pricing ini merugikan sesama pengusaha, pedagang & konsumen.
Semoga segera ada regulasi & aturan yg jelas tentang bagaimana cara berdagang yg sehat & tentu saja pedagang tradisional & UMKM harus didukung penuh & dilindungi haknya supaya perekonomian dapat tumbuh merata bukan menguntungkan satu golongan saja. Monopoli dagang memang berbahaya, tidak sehat. Setuju?
Original Thread 2016 - 2024 iskrim
Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Opini, Ref | img : Gugel