• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Untung Ditangkap Taliban, Bukan Militer AS

rosa89

IndoForum Junior A
No. Urut
77770
Sejak
13 Agt 2009
Pesan
2.699
Nilai reaksi
165
Poin
63
Hidayah bisa datang di tempat dan saat yang tidak terduga, termasuk ketika seseorang dikelilingi oleh orang-orang yang pernah dianggap kejam dan menyeramkan.

28 September 2001, tujuhbelas hari setelah peristiwa runtuhnya gedung World Trade Center di New York. Pemimpin reporter Sunday Express, seorang single mother berusia 43 tahun, dikirim ke Islamabad untuk meliput “perang melawan teroris” yang baru saja dimulai oleh George W. Bush, presiden Amerika Serikat kala itu.

Yvonne Ridley mengenakan pakaian khas wanita Afganistan lengkap dengan burkanya, ia berusaha masuk ke Afganistan secara ilegal lewat perbatasan Pakistan. “Untuk meliput krisis kemanusiaan dan berbicara dengan orang-orang Afganistan yang tidak bisa atau tidak mau meninggalkan negara itu,” katanya memberi alasan mengapa ia ingin masuk ke negara itu.

--------------------------------------------------------------------------

Bukankah tindakannya itu sangat berbahaya, apalagi untuk seorang wanita dan ibu dari seorang putri? “Tapi jurnalis memang mengambil resiko ketika mereka memburu berita … Para jurnalis akan pergi (meskipun) ke daerah berbahaya, karena sifat dasar mereka pergi ke tempat di mana ada berita baru,” tegasnya.

Dalam perjalanan pulang, hanya dua mil dari perbatasan, ketika melewati pos pemeriksaan Taliban dekat Jalalabad, keledai yang ditungganginya tidak terkendali. Ia pun terjatuh dengan disaksikan lusinan mata tentara Taliban. Yvonne berusaha segera mengatasi keadaan, namun kamera yang ia sembunyikan di balik jubahnya jatuh.

Seorang tentara Taliban dengan wajah geram karena marah datang menghampirinya. “Wow..., kamu tampan sekali,” katanya dalam hati, demi memandang seorang pria muda Afganistan bermata hijau dan berjenggot lebat itu.

“Tapi kemudian rasa takut menghampiri,” katanya. Ia pikir dirinya pasti akan diperkosa beramai-ramai atau dilempari batu hingga mati. “Saya membayangkan rasa sakit yang akan saya derita, dan saya berdoa, apapun yang terjadi semoga saya mati dengan cepat.”

“Saya sangat takut. Tidak hanya karena saya ditangkap oleh rejim yang paling brutal dan kejam di dunia--itu kata-kata Presiden Bush, bukan saya-- tapi juga karena mereka membenci wanita! Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan bisa melihat matahari lagi sejak saat ditangkap.”

Yvonne lalu dibawa ke markas intelijen di Jalalabad. Di sana ia ditempatkan dalam sebuah ruangan ber-AC. “Saya bisa ke toilet yang nyaman dan mandi. Di sana saya cukup nyaman kondisinya.”

Setelah enam hari berada di tempat itu, ia pun dipindah ke Kabul. Kondisi di sana berbeda dengan di Jalalabad. “Tidak air kran yang mengalir. Jika Anda perlu air, maka harus memompa air di luar,” katanya.

“Beberapa kali saya mengira akan dipukuli atau dieksekusi. Satu ketika di Kabul, saya tidak bisa mengendalikan emosi lalu meludah, bersikap kasar, dan mengumpat mereka.” Yvonne juga mogok makan. “Saya pikir tindakan itu akan memicu reaksi keras dari mereka, tapi ternyata mereka kelihatan seperti terluka dan berkata bahwa saya adalah 'tamu' dan 'saudara perempuan' mereka.”

Pengalaman Yvonne ditahan oleh Taliban selama 10 hari itu ia tulis dalam buku hariannya. “Mereka (Taliban) terus mengatakan bahwa saya adalah tamu mereka, dan mereka sedih jika saya sedih. Tak bisa saya percaya … Saya mengharap semua orang di rumah tahu bagaimana saya diperlakukan. Saya tebak orang-orang pasti berpikir bahwa saya disiksa, dipukuli dan dilecehkan secara seksual. Sebaliknya, saya bahkan diperlakukan dengan baik dan hormat. Sungguh sulit dipercaya.”

“Perlakuan yang saya terima dari rejim yang dianggap paling brutal dan kejam di dunia ini, sama sekali berbeda dengan perlakuan yang diterima oleh para pria yang ditahan di Camp X-Ray (Guantanamo) ,” katanya dalam sebuah wawancara.

Ketika masih ditahan di markas intelijen di Jalalabad, Yvonne diyakini sebagai seorang mata-mata. “Mereka bilang kepada saya bahwa mereka yakin saya adalah seorang mata-mata Amerika. Hal itu membuat saya ketakutan. Mereka juga memberikan saya sebuah gaun pengantin sebelum seorang pemuka agama menanyai apakah saya mau pindah agama memeluk Islam. Sungguh menakutkan.”

Siapa sangka, justru kejadian itulah yang akhirnya menggiringnya untuk masuk Islam. “Saya pikir jika saya menjawab ya, orang itu akan mengatakan bahwa saya seorang wanita yang cepat berubah pendirian. Dan jika saya jawab tidak, maka itu akan menjadi penghinaan besar terhadap Islam. Jadi saya berjanji, jika mereka membebaskan saya, maka saya akan mempelajari Islam setibanya di London.”

Yvonne tidak melupakan janjinya. Ia pun mempelajari Islam setelah dibebaskan Taliban. Kabar mengenai dirinya yang akan masuk Islam diliput dan ditulis sebagai berita di banyak media massa internasional. Di tahun 2002 banyak yang menuliskan bahwa ia telah masuk Islam, padahal ia belum benar-benar masuk Islam.

Seorang da'i terkenal di Inggris, Abu Hamza Al-Masri, bahkan menghubunginya lewat telepon. Ia mengucapkan selamat dan memanggil Yvonne dengan sebutan “saudari.”

“Saya jelaskan (padanya) bahwa saya belum benar-benar mengucapkan ikrar. Dan ia berkata, 'Jangan merasa ditekan atau dipaksa, seluruh komunitas (Muslim) selalu ada jika kamu membutuhkan bantuan, hubungi saja salah seorang Muslimah.'”

Akhirnya saat musim panas tahun 2003, Yvonne secara diam-diam berikrar mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia menjadi bagian dari apa yang disebutnya “keluarga terbesar dan terbaik di dunia.”

Setelah ia masuk Islam, lagi-lagi media Barat memberitakan hal yang keliru, salah satunya BBC. Banyak yang mengira Yvonne menderita Stockholm Syndrome. Sebuah keadaan mental di mana seorang korban penyanderaan menunjukkan simpati kepada orang yang menyanderanya.

“Masalah Stockholm Syndrome selalu membuat saya tertawa. Saya ini tawanan dari neraka. Saya meludah, mengumpat, melempari orang yang menangkap saya dan bahkan mogok makan. Agar terkena SS, maka Anda harus berhubungan erat dengan para penyekapmu sejak awal. Orang-orang yang berhubungan erat dengan saya (ketika itu), dan masih saling kontak hingga sekarang, adalah para tahanan bule lainnya. Masalah sindrom ini sering dipakai oleh mereka para tukang fitnah yang tidak bisa menjelaskan mengapa seorang wanita Barat profesional tertarik memeluk agama Islam.” katanya.

Bagi orang yang mengenal Yvonne sebagai seorang jurnalis tangguh yang berjuang layaknya pria--agar bisa mencapai posisi editor--dan sebagai seorang wanita yang menuntut persamaan gender, melihat kenyataan bahwa dirinya memilih Islam, agama yang dipandang Barat sebagai penindas wanita, memang mengejutkan. Ironis, demikian tulis seorang jurnalis di Guardian.

“Sebaliknya,” tampik Yvonne. “Al-Quran jelas menyebutkan bahwa wanita setara dalam urusan agama, kekayaan dan pendidikan. Yang sering dilupakan banyak orang adalah bahwa Islam itu sempurna, sedangkan pengikutnya tidak.”


--------------------------------------------------------------------------
Yvonne Ridley lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga penganut Kristen Protestan. “Saya anggota paduan suara gereja dan guru sekolah Minggu di desa saya di wilayah utara Inggris,” katanya bercerita.

Tidak ada yang ia ketahui tentang Islam sebelumnya, kecuali ia menyakini mitos bahwa para wanita Muslim ditindas, dan Islam merupakan agama setan dan kejam yang penuh dengan orang-orang fanatik.

Suatu hari di bulan November 2007, Yvonne Ridley menjadi pembicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mahasiswa Muslim di University of California. Di hadapan para hadirin ia mengatakan bahwa orang Islam yang menangkapnya pada bulan September 2001 telah memperlakukannya “dengan sopan dan hormat.” Ia membandingkan pengalamannya dengan apa yang dialami oleh orang Irak yang menjadi tahanan dan disiksa oleh tentara Amerika dalam penjara Abu Ghraib tahun 2004.

“Terima kasih Tuhan, saya ditangkap oleh rejim yang paling brutal dan kejam di dunia, dan bukan oleh militer Amerika Serikat,” ujar Yvonne.

--------------------------------------------------------------------------

Repost gak ya? :-/, kalau iya maafin yak :D...
 
Hanya Allah yg berkuasa membolak-balikan hati manusia. /ok

Nice info /no1
 
mantafs ceritany!!!!
Nice inpoh!!
Keep posting.
 
semoga Allah selalu melindungi
 
nice info..
bener2 hidayah....
 
Nais Info, Semoga Allah melindungi orang2 yang ada di tahanan Amerika, dan menyegerakan bencana bagi kaum penindas Amin....
 
Kesaksian yang sangat berbeda dengan kesaksian MURTADIN,,,,

Kesaksian ini tidak ada unsur TEPAKSA ato menghina agama sebelumnya.

AddEmoticons04246.gif
Nice post,,,,,, Cendol Send
 
itulah mujahidin taliban/al qaeda yg disebut sebut media adalah teroris...padahal mereka bukan teroris. mereka hanya ingin menghancurkan penindasan.
Allah Akbar semoga Allah memenangkan para mujahidin!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
 
berarti militer amerika lebih teroris dibangdingkan taliban
nice post
 
klo dari ceritanya...
berarti bisa dibilang militer as lebih kejam dibanding taliban...
 
amerika lebih kejam dibanding taliban? perkataan ini seolah olah taliban juga kejam...
apakah melakuakn qishas, melakukan diyat, cambuk, rajam atau melakukan hukuman hukuman lain itu di bilang kejam?..jawabnya tidak..
itu adalah hukum Islam....
jadi Taliban tidak kejam...
 
radikal? radikal itu artinya mengakar/mendasar... kita pun umat islam belajar islam secara mengakar atau mendasar..klo setengah setengah itu yah bahaya sekali..

jgn lah membebek dari media media barat, klo mereka itu kejam atau "radikal"
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.