• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

About Maitreya

Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.

darkmarket

IndoForum Beginner D
No. Urut
2515
Sejak
24 Jun 2006
Pesan
665
Nilai reaksi
16
Poin
18
Mengenal Bodhisattva Metteyya Bodhi Buddhist Centre Indonesia

Special Thanks buat Bhante Uttamo Thera yang telah memberikan masukan dan bantuan pengeditan


--------------------------------------------------------------------------------

1. Siapakah Buddha?

Buddha adalah seorang yang telah mencapai pencerahan sempurna dengan usahaNya sendiri, sempurna dalam pengetahuan dan tindakanNya, sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana), Pengenal segenap alam semesta, Pembimbing manusia yang tiada taranya, Guru para dewa dan manusia, Yang Sadar, dan Yang Patut Dimuliakan.

2. Saya mendengar bahwa Buddha telah mati sehingga Beliau tidak bisa menolong kita. Apakah betul?

Untuk orang-orang yang sederhana, Sang Buddha tampaknya telah mati. Misalnya anda berpikir bahwa guru yang anda hormati telah mati, bukanlah keyakinan itu akan membuat anda mengandalkan diri sendiri untuk mengusahakan keselamatan? Inilah makna dari "kematian" Sang Buddha.

Tetapi sebenarnya Sang Buddha tidak pernah mati, ia memasuki Maha Pari-Nibbana yang mana secara harafiah dapat diartikan sebagai keadaan yang tidak pernah mati. Bagi mereka yang sadar, Sang Buddha tidak pernah mati. Kebenaran tidak pernah dapat mati; kelahiran dan kematian tidak berkuasa atas kebenaran.

3. Bagaimana seorang Buddha bisa menolong kita?

Sang Buddha merupakan guru kita, Beliau menolong kita dengan menunjukkan jalan tetapi kita sendiri yang harus melaksanakannya. Tak seorangpun yang dapat menyelamatkan kita kecuali diri kita sendiri! Ini adalah pesan yang paling indah yang telah diberikan Sang Buddha kepada kita. Sang Buddha bersabda:

Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan;
Oleh diri sendiri seseorang menjadi ternoda.
Hanya oleh diri sendiri kejahatan dihentikan;
Oleh diri sendiri seseorang menjadi suci.
Kesucian atau ketidaksucian tergantung pada diri sendiri.
Tak seorangpun yang dapat menyucikan yang lain.
- Dhammapada 165

4. Bagaimana dengan Maitreya, siapakah Dia?

Istilah Maitreya (Sankserta) atau Metteyya (Pali) berasal dari kata 'metta' atau cinta kasih ini adalah Buddha masa depan yang sangat dinantikan tetapi hingga saat ini BELUM dilahirkan.

5. Bila dikatakan bahwa sekarang ini Beliau hanya merupakan Buddha masa depan, apakah statusNya sekarang?

Dalam Dhamma, sekarang ini beliau dikenal sebagai seorang Bodhisattva dan biasanya beliau digambarkan atau diukir dalam mahkota-mahkota dan permata-permata karena Beliau belum melepaskan kehidupan duniawi.

6. Tadi Bhante juga mengatakan bahwa hingga saat ini Metteyya belum dilahirkan, dimanakah Beliau sekarang ini?

Saat ini calon Buddha Metteyya tinggal di surga Tusita yang merupakan alam kelahiran calon Buddha sebelum menjadi Buddha di alam manusia.

7. Apakah Sang Buddha pernah bersabda tentang calon Buddha masa depan ini?

Ya, Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Buddha yang datang adalah Matteyya. Hal ini terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka berbahasa Pali tepatnya pada Digha Nikaya Cakkavatti Sihanada Sutta, syair no. 25 yang berbunyi:

“Para bhikkhu, pada masa kehidupan orang-orang ini, di dalam dunia akan muncul seorang Bhagava Arahat Sammasambuddha bernama Metteyya, yang sempurna dalam pengetahuan dan pelaksanaannya, sempurna menempuh jalan, pengenal segenap alam, pembimbing manusia yang tiada taranya, yang sadar serta yang patut dimuliakan, yang sama seperti saya sekarang. Ia, dengan dirinya sendiri akan mengetahui dengan sempurna dan melihat dengan jelas alam semesta bersama alam-alam kehidupan para dewa, brahma, mara, serta para samana, para pertapa, para pangeran dan orang-orang lainnya, seperti apa yang saya tahu dengan sempurna dan lihat dengan jelas sekarang. Dhamma kebenaran yang indah pada permulaan, indah pada pertengahan dan indah pada akhir akan dibabarkan dalam kata-kata dan semangat, kehidupan suci akan dibina dan dipaparkan dengan sempurna dengan penuh kesucian, seperti yang saya lakukan sekarang. Ia akan diikuti oleh beberapa ribu bhikkhu sangha, seperti saya sekarang ini yang diikuti oleh beberapa ratus bhikkhu sangha.

8. Apakah juga ada dijelaskan tentang tempat kelahiran Bodhisattva calon Buddha ini?

Dipercayai bahwa Beliau akan dilahirkan saat kehidupan manusia diperpanjang sampai 84.000 tahun. Tempat kelahiranNya adalah Ketumati di masa pemerintahan Chakkavatti Samkha dimana dia sendiri akan menjadi pengikut Buddha dan melepaskan kehidupan duniawi.

Metteyya akan dilahirkan di sebuah keluarga terpelajar yang terkenal dan namaNya adalah Ajita. Nama sukuNya juga Metteyya. Nama ayahNya adalah Subrahma; dan ibuNya adalah Brahmawati. Beliau akan menikah dengan Chandamukhi dan akan mempunyai putra Brahmavaddhana. Beliau akan hidup di empat istana selama 8.000 tahun yaitu Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha dan Chandaka. Selanjutnya Beliau akan melepaskan keduniawian setelah melihat 4 tanda.

Yang akan menjadi para pengikutnya yang luar biasa adalah dua saudaraNya Isidatta dan Purana; Jatimitta dan Vijaya diantara pengikut pria; dan Suddhana, Sanghaa dan Visakhaa diantara pengikut wanita. Yang akan menjadi murid-murid utamaNya diantara para bhikkhu adalah Asoka dan Brahmadeva; dan diantara para bhikkhuni adalah Paduma dan Sumana. Siha akan menjadi pembantu pribadiNya. Beliau akan mencapai pencerahan di bawah pohon Naga.

9. Saya pernah membaca beberapa buku, ada diantaranya yang mengatakan bahwa Buddha Metteyya telah menurunkan ajaranNya. Adapula yang mengatakan Metteyya sebagai Bodhisattva yang berdiam di surga Tusita membabarkan Dhamma. Apakah betul demikian?

Itu adalah TIDAK BENAR. Metteyya adalah calon Buddha yang akan datang, dan seorang calon Buddha tidak mengajarkan Dhamma kepada siapapun juga karena Dhamma ajaran Buddha yang sebelumnya masih ada dan Ia sendiri belum mencapai Penerangan Sempurna.

10. Bila demikian halnya, kapankah Metteyya baru akan menurunkan ajaranNya ke dunia?

Buddha yang akan datang baru akan mengajarkan Dhamma apabila ajaran Buddha sebelumnya telah punah. Hal ini karena ajaran Buddha yang baru adalah SAMA PERSIS dengan ajaran Buddha sebelumnya yaitu tentang Empat Kesunyataan Mulia.

Dengan demikian, adalah TIDAK MUNGKIN ketika ajaran tentang Empat Kesunyataan Mulia masih berkembang di dunia, ada fihak lain yang mengajarkan hal yang sama tersebut.

11. Apakah benar semua Buddha mengajarkan Dhamma yang sama? Mengapa Demikian?

Memang benar bahwa SEMUA Buddha atau lebih tepatnya disebut Sammasambuddha mengajarkan Dhamma yang sama yaitu Empat Kesunyataan Mulia. Untuk lebih jelasnya, dapat pula dilihat dalam Kitab Suci Tipitaka, Digha Nikaya, Maha Vagga, Mahapadana Sutta yang salah satu baitnya menyebutkan :

“Sang Buddha Vipassi pergi ke Bandumati dan bertemu dengan mereka. Kepada mereka Sang Buddha Vipassi membabarkan kata-kata prakhotbah, yaitu, uraian tentang manfaat berdana, tentang moral (sila), tentang surga, tentang bahaya dan kesia-siaan serta gangguan-gangguan dari nafsu indera, manfaat karena meninggalkan pemuasan nafsu indera. Ketika Sang Buddha Vipassi mengetahui bahwa pikiran mereka telah siap, lembut, tanpa prasangka, baik sekali dan penuh keyakinan, maka berulah beliau menguraikan Dhamma yang telah ditemukan beliau, yaitu: Kebenaran tentang dukkha, asal mula dukkha, lenyapnya dukkha, dan jalan melenyapkan dukkha.

12. Maksud Anda, sewaktu Bodhisattva Metteyya lahir di dunia dan setelah mencapai Samyaksambuddha, Beliau juga akan mengajarkan Dhamma yang sama seperti yang diajarkan oleh Buddha Gotama?

Benar sekali, karena Dhamma yang diajarkan oleh Buddha Gotama bukan merupakan ciptaanNya tetapi merupakan hukum kebenaran / hukum alam yang ditemuinya sewaktu mencapai penerangan sempurna.

13. Tetapi saya mendengar bahwa Buddha Gotama menekankan Kebijaksanaan sedangkan Metteya sebagai calon Buddha yang akan datang menekankan cinta kasih, apakah ini bukan perbedaan?

Penekanan pembabaran Dhamma yang dilakukan oleh setiap Buddha disesuaikan dengan kondisi manusia yang tidak sama tetapi inti ajaran yang disampaikan oleh semua Buddha adalah sama sebagaimana yang sudah dijelaskan pada pertanyaan di atas.

Diceritakan bahwa Buddha Gotama membabarkan Dhamma dengan menekankan pada KEBIJAKSANAAN, sedangkan Buddha Metteyya lebih menekankan ajaranNya pada CINTA KASIH. Perbedaan penekanan ajaran ini justru karena disesuaikan dengan kondisi manusia dan kesiapan batin mereka untuk menerima Buddha Dhamma.

14. Apakah hanya seorang Buddha yang mengajarkan Dhamma?

Pengajaran Dhamma pada mulanya memang diajarkan oleh Sammasambuddha yang karena perjuanganNya sendiri telah berhasil mencapai kesucian. Salah satu contoh Sammasambuddha adalah Sang Buddha Gotama. Namun, setelah Beliau mengajarkan Dhamma kepada muridNya sehingga mereka juga mencapai kesucian, para murid ini pun dapat mengajarkan Dhamma yang SAMA dan membawa pendengarnya mencapai kesucian. Murid yang mencapai kesucian karena mendengar ajaran Sammasambuddha tersebut dinamakan Savaka Buddha.

15. Saya pernah pula membaca buku yang katanya berisi ajaran agama Buddha tetapi di dalamnya terdapat Firman Tuhan. Apakah dalam agama Buddha dikenal adanya Firman Tuhan?

Pengertian ketuhanan dalam Agama Buddha berbeda dengan pengertian yang banyak terdapat dalam masyarakat Tuhan dalam Agama Buddha adalah merupakan tujuan hidup yaitu Nibbana (Pali) atau Nirvana (Sanskerta). Nibbana bukanlah pribadi maupun tempat. Nibbana dapat dicapai dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya. Nibbana tidak terceritakan. Nibbana adalah berhentinya kelahiran kembali.

Karena beberapa pengertian Nibbana atau Tuhan dalam Agama Buddha seperti yang telah disebutkan di atas, maka tentu saja TIDAK dikenal adanya Firman Tuhan. Pengertian adanya 'Firman Tuhan' tersebut timbul dari ajaran yang menganggap Tuhan sebagai pribadi. Konsep ketuhanan sebagai pribadi ini memang lebih banyak berkembang dalam masyarakat dibandingkan konsep Tuhan bukan sebagai pribadi seperti yang dianut Agama Buddha. Oleh karena itu, orang lebih banyak mengetahui adanya firman Tuhan, karya Tuhan, ciptaan Tuhan dsb yang kesemuanya itu tidak ada dikenal dalam Agama Buddha. Agama Buddha memandang terjadinya segala sesuatu di alam semesta ini adalah karena hukum sebab dan akibat yang telah berproses untuk waktu yang sangat lama.

16. Saya pernah pula mendengar bahwa dalam agama Buddha yang dianut oleh teman saya, terdapat kata rahasia yang katanya sebagai ‘password’ untuk ke surga. Apakah dalam agama Buddha memang dikenal adanya kata-kata rahasia seperti itu?

Dalam Tipitaka, Digha Nikaya, Mahaparinibbana Sutta, dengan jelas Sang Buddha menyatakan bahwa tidak ada Dhamma, Ajaran Beliau yang dirahasiakan maupun dibedakan antara satu orang dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu, jelas tidak ada 'Kata Rahasia' yang pernah disampaikan Sang Buddha kepada murid-murid Beliau. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca kutipan sutta tersebut:

"Aku telah mengutarakan Dhamma, tanpa membeda-bedakan pelajaran yang bersifat khusus maupun yang umum. Tidak ada apa-apa lagi, yang berkenaan dengan Dharma, yang Sang Tathagata pegang sampai akhir, seperti seorang guru yang menggenggam tangannya, seolah-olah menyimpan sesuatu."

17. Apakah ada bedanya rupang seorang Buddha dan seorang Bodhisattva? Saya melihat rupang Bodhisattva Metteyya yang diklaim oleh sebahagian orang sebagai Buddha sangat berbeda dengan rupang Buddha Sakyamuni atau Buddha-Buddha yang lain.

Dalam Kitab Suci Tipitaka Pali, tidak pernah disebutkan tentang bentuk Metteyya Bodhisattva. Bisa saja rupang Bodhisattva Metteyya dibuat sedemikian rupa untuk mempunyai nilai simbolik tertentu. Misalnya, rupangnya yang dibuat tertawa lebar ini mewakili sifat kasih sesuai dengan namanya. Akan tetapi, rupang Buddha atau seseorang yang telah mencapai penerangan sempurna memiliki 32 Maha Purisa Lakkhana / ciri-ciri Manusia Agung sebagaimana yang disebutkan dalam Digha Nikaya, Patika Vagga, Lakkhana Sutta sebagai berikut:

“Para bhikkhu, seorang Manusia Agung (Maha Purisa) memiliki 32 tanda (lakkhana)....... apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha; yaitu:

1. Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa.

2. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.

3. Tumit yang bagus (ayatapanhi).

4. Jari-jari panjang (digha-anguli)

5. Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).

6. Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).

7. Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).

8. Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)

9. Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.

10. Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).

11. Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno)

12. Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit

13. Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma.

14. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam.

15. Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta).

16. Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan.

17. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo).

18. Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso).

19. Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda.

20. Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho).

21. Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi).

22. Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).

23. Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto).

24. Gigi-geligi rata (sama-danto).

25. Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto).

26. Gigi putih bersih (susukka-datho).

27. Lidah panjang (pahuta-jivha).

28. Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.

29. Mata biru (abhinila netto).

30. Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo).

31. Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut.

32.. Kepala bagaikan berserban (unhisasiso).

18. Saya pernah pula mendengar bahwa ada istilah “Lau Mu” yang katanya merupakan ibunda dunia yang melahirkan para Buddha. Apa benar dalam agama Buddha dikenal adanya hal seperti itu?

Dalam Kitab Suci Tipitaka Pali, istilah Laumu atau yang setara dengan itu tidak pernah disebutkan sama sekali. Keberadaan para Buddha di dunia ini bukanlah karena kelahiran, melainkan karena perjuangan untuk membebaskan diri dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.

Ratu Maya, istri Raja Suddhodana sekalipun tidak pernah melahirkan seorang Buddha. Di Taman Lumbini beliau melahirkan CALON BUDDHA yaitu Pangeran Siddhattha Gotama. Pangeran Siddhattha kemudian meninggalkan istana dan berjuang sendiri sehingga mencapai kebuddhaan menjadi Sammasambuddha. Dengan demikian, seorang Buddha bukanlah karena kelahiran, melainkan karena perjuangan sendiri.
teks diatas, gw ambil dari thread sebelah.....

trus, setelah anda semua membaca hal - hal diatas mengenai maitreya, apakah cocok dengan pembabaran yang telah dilakukan oleh bung GF & CC ?
nda cocok khan..... ?
jadi bisa d katakan, selain telah melanggar aturan yg ada di forum ini, mereka jg telah menyesatkan banyak umat dengan doktrin2 yang bisa dikatakan 'aspal' bner ga ? so... knapa thread 'aspal' tsb nda di delete ajah ?
 
Hmmm....
Gimana ya...
G gak mendukung/ membela siapa-siapa sih, cuma g ingin mengeluarkan pendapat saja.
Secara Buddhisme umum memang aliran Maitreya agak menyimpang dari Buddhisme lainnya, terutama dalam hal Guru Besar dan Ketuhanan. Namun jika dilihat secara Agama secara umum (bukan hanya agama Buddha), Aliran ini tidak menyimpang dari Agama-Agama dan yang layak dipeluk, karena masih mengajarkan kebaikan dan cinta kasih.

Gimana ya...saya mau berpendapat lebih jauh tapi agak ragu, habis suasananya "mendidih" sih...adem dulu donk ^^.

No offense ya ^^.

Thanx
 
akan tetapi mengenai asal usulnya tidak jelas !!
bahkan mereka memberi nama dengan nama seorang calon buddha, benar2 tidak pantas dan benar2 suatu penghinaan terhadap para buddhism !!
 
Hmmm....
Gimana ya...
G gak mendukung/ membela siapa-siapa sih, cuma g ingin mengeluarkan pendapat saja.
Secara Buddhisme umum memang aliran Maitreya agak menyimpang dari Buddhisme lainnya, terutama dalam hal Guru Besar dan Ketuhanan. Namun jika dilihat secara Agama secara umum (bukan hanya agama Buddha), Aliran ini tidak menyimpang dari Agama-Agama dan yang layak dipeluk, karena masih mengajarkan kebaikan dan cinta kasih.

Gimana ya...saya mau berpendapat lebih jauh tapi agak ragu, habis suasananya "mendidih" sih...adem dulu donk ^^.

No offense ya ^^.

Thanx

Namaste,

Sdr. Kebod, jika masalah ini kita lihat secara Agama secara umum, maka lebih baik forum agama Buddha ini disatukan dengan forum agama Islam. Toh "katanya" sama-sama mengajarkan kebenaran. ini pilihan pertama.

Atau kita melihat masalah ini murni dari sudut pandang Buddhisme, maka segala topik mengenai aliran Maitreya ditutup. Di sini butuh keberanian moderator untuk bersikap tegas. Tapi sebelumnya perlu penelitian agar tidak salah langkah. Ini pilihan kedua

Sebagai renungan:
Dalam Simsapa Sutta, ketika Sang Buddha di sebuah hutan simsapa, Ia mengambil segenggam daun simsapa dan bertanya kepada para bhikkhu, mana yang lebih banyak daun yang ada di dalam tanganNya atau di dalam hutan. Para bhikkhu menjawab bahwa yang didalam hutan lebih banyak. Sang Buddha menjawab bahwa seperti daun simsapa di hutan, di luar sana banyak kebenaran yang ada, tetapi itu semua tidak berhubungan dengan Pembebasan. Tetapi kebenaran yang Ia ajarkan yang membawa pada Pembebasan.
 
tambahan lagi, ada juga cerita (klo nda salah, dah lama jadi aga2 lupa)
Sang Bhagava/Buddha (SB), pernah mengumpamakan, segenggam pasir yang diambilnya dari tanah, kemudian berkata (kalo ga salah) "ajaran kebenaran yang saya ajarkan barulah sedemikian rupa, sedangkan dalam kenyataannya, masih banyak ajaran kebenaran lainnya yang tidak sempat saya sampaikan disini".

renungan :
1. dimana tutur kata (jumlah kata) manusia serba terbatas (tidak semua dpt diucapkan dgn kata2, karena itu ada yg mengatakan "diam adalah emas" dimana artinya dengan diam, kita telah menjawab 'sesuatu' yang tidak dapat diungkapkan dengan kata2.
2. ajaran kebenaran dari SB (dhamma), hanyalah sebagian kecil bila dibandingkan dengan kebenaran2 yang ada di dunia.
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.