• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Seri aliran sesat: Syi'ah, apa & siapa

dewaSalah

IndoForum Beginner A
No. Urut
19005
Sejak
17 Jul 2007
Pesan
1.047
Nilai reaksi
21
Poin
38
Seri pertama dari seri-seri aliran sesat ini, ana pilih aliran Rafidhah karena
gencarnya aliran ini berdakwah kepada kaum muslimin yang masih awam.

Ana adalah seorang yang tidak pandai membuat tulisan sedangkan ana
bukan pula ulama tapi kewajiban berdakwah tetap ada. maka dari itu ana
salinkan dakwah ulama salaf tentang Syi'ah ini. Silakan menyimak dan
renungkan

[FONT=&quot]KAPAN MUNCULNYA FIRQAH RAFIDHAH ? -1/13-


Disusun oleh
Abdullah bin Muhammad As Salafi.


[/FONT]
[FONT=&quot]
Segala puji hanya bagi Allah semata, dan shalawat dan salam semoga
senantiasa dianugerahkan atas Rasulullah dan atas keluarga beliau serta
sahabat-sahabatnya.

Amma ba'du :
Sebenarnya, sudah lama saya ingin menterjemah buku kecil ini, yang penuh
dengan bukti yang akurat dari buku-buku pegangan kaum syi'ah. Tatkala
salah seorang ikhwan yang mulia mengirim email kepada saya untuk minta
dikirimi makalah tentang syi'ah, disebabkan di kampusnya sedang gencar-
gencarnya dakwah syi'ah, maka saya semakin terdorong untuk cepat-cepat
menterjemahkan buku ini, agar kerusakan aqidah golongan yang sesat ini
bisa diketahui oleh masyarakat umum.

Tulisan ini insya Allah akan saya kirim lewat group diskusi ini secara bertahap
menjadi 16 edisi. Terjemahan ini diizinkan untuk disebarluaskan bagi siapa
yang ingin menyebarkannya secara cuma-cuma, asalkan tidak dirobah
sedikitpun dari tulisannya.

Akhirnya kepada Allah kita memohon agar kita semua diberi keikhlasan
dalam beramal shaleh, dan ditetapkan di atas agama-Nya yang lurus,
dianugerahkan niat yang baik, dan pemahaman yang benar terhadap Al
Quran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman sahabat. Serta dijauhkan dari
segala yang merusak akidah, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha
Dekat. Amiin.

Ditulis oleh :
Abu Abdillah Muhammad Elvi Syam, Lc.
[/FONT]
[FONT=&quot]

PENDAHULUAN
Segala puji hanya bagi Allah semata, dan shalawat dan salam semoga
senantiasa dianugerahkan atas Rasulullah dan atas keluarga beliau serta
sahabat-sahabatnya.

Amma ba'du :
Sesunguhnya motivasi yang mendorong untuk menulis makalah ini adalah
apa yang terlihat belakangan ini, yakni, semakin gencarnya kegiatan
Rafidhah (syi'ah) dalam mendakwahi ajaran mereka setaraf dunia Islam, dan
bahaya terhadap agama Islam yang dimiliki oleh golongan yang keluar ini,
serta kelengahan dari kebanyakkan dari awam kaum muslimin terhadap
bahaya mereka, serta apa-apa yang terdapat dalam aqidah mereka berupa
syirik, celaan terhadap Al Quran, celaan terhadap para sahabat, ghuluw
(berlebih-lebihan)
terhadap para imam. Sungguh penyusun telah bertekad
untuk menulis makalah ini, dan menjawab apa yang menjadi problem
dalam permasalahan ini secara ringkas, mengikuti metode syaikh kita syaikh
Alaamah abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin
-semoga Allah menjaganya-
dalam kitab beliau (At Ta'liiqaatu 'Ala Matni Lum'atil 'Itiqaad), dan dengan
cara menukil dari buku-buku Rafidhah yang terkenal dan tersohor di
kalangan mereka, serta dari buku-buku ahli sunnah dari kalangan para
imam-imam terdalulu dan belakangan, dimana mereka telah membantah
dan menerangkan kerusakan akidah mereka yang berdiri atas kesyirikan,
ghuluw (sikap berlebih-lebihan), kedustaan, caci maki, celaan, tikaman, dll.

Sesungguhnya penyusun telah berusaha dalam makalah yang singkat dan
kurang berharga ini, untuk membuktikan kesalahan mereka dari buku-buku
mereka dan karangan-karangan yang terpercaya di kalangan mereka,
sebagaimana perkataan Syaikh Ibrahim bin Sulaiman Al Jabhan -semoga
Allah menjaganya- : "Dari mulutmu aku menghukummu wahai pemeluk
syi'ah".

Akhirnya, penyusun memohon kepada Allah Azza wa Jalla semoga makalah
ini bermanfaat bagi orang-orang yang bisa memandang dengan baik,
sebagaimana firman Allah :

[/FONT]

[FONT=&quot]"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan
bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya"
[/FONT]
[FONT=&quot]

Dan penyusun mengucapkan terima kasih, kepada setiap orang yang ikut
menanam saham bersama penyusun dalam menerbitkan buku kecil ini,
Wallahu Alam, semoga Allah senantiasa menganugerahkan shalawat dan
salam atas Rasulullah dan atas keluarga beliau serta sahabat-sahabatnya.


KAPAN MUNCULNYA FIRQAH RAFIDHAH ?
Firqah ini tumbuh tatkala muncul seorang Yahudi mendakwakan dirinya
sudah masuk Islam, namanya Abdullah bin saba
. Mendakwakan kecintaan
terhadap ahli bait, dan terlalu memuja-muji Ali, dan mendakwakan, bahwa
Ali punya wasiat untuk mendapatkan khalifah, kemudian ia mengangkat
Ali sampai ke tingkat Ketuhanan
,:-O:-O:-O hal ini diakui oleh buku-buku
syi'ah sendiri.

Al Qummi berkata dalam bukunya Al Maqaalaat wal Firaq [1] : Ia mengakui
keberadaannya, dan menganggabnya orang pertama yang berbicara
tentang wajibnya keimaman Ali, dan raj'iyah Ali [2], dan menampakkan
celaan terhadap Abu Bakar, Umar dan Utsman serta seluruh sahabat
,:-O:-O
seperti yang dikatakan oleh An Nubakhti di bukunya Firaqus Syi'ah [3].
Sebagaimana Al Kissyi mengatakan demikian juga di bukunya yang dikenal
dengan Rijaalul Kissyi [4]. Pengakuan adalah tuan argumen (argumen yang
akurat), dan mereka-mereka ini semuanya adalah syeikh-syeikh besar
Rafidhah.

Al Baghdadi berkata : Kelompok Sabaiyah adalah pengikut Abdullah bin
Saba yang telah berlebih-lebihan (dalam memuji) Ali, dan mendakwakkan,
bahwasanya Ali adalah nabi, kemudian bersikap berlebih-lebihan lagi,
sehingga ia mendakwakan bahwasanya Ali adalah Allah
.

Al Baghdadi berkata juga : adalah ia (Abdullah bin Saba) anak orang
berkulit hitam, asal usulnya adalah orang Yahudi dari penduduk
Hirah (Yaman)
, lalu mengumumkan keislamannya, dan menginginkan
agar ia mempunyai kerinduan dan kedudukan di sisi penduduk negeri Kufah,
dan ia juga menyebutkan kepada mereka, bahwasanya ia membaca di
Taurat, bahwa sesungguhnya bagi tiap-tiap nabi punya orang
yang diwasiatkan
:-/:-/:-/, dan sesungguhnya Ali adalah orang yang
diwasiatkan Muhammad Sholallahu alaihi wassalam.


Dan As Syahrastaani menyebutkan dari ibnu Saba, bahwasanya ia adalah
orang yang pertama kali menyebarkan perkataan keimaman Ali secara
nas/ telah ditetapkan
, dan ia menyebutkan juga dari kelompok Sabaiyah,
bahwa kelompok ini adalah firqah (golongan) yang pertama sekali
mengatakan masalah ghaibah[5] dan akidah raj'iyah, kemudian syiah
mewarisinya setelah itu, meskipun mereka itu berbeda, dan pecahan
golongan mereka banyak. Perkataan tentang keimaman dan kekhilafan Ali
merupakan nas dan wasiat, itu merupakan dari kesalahan-kesalahan Ibnu
Saba. Yang akhirnya syi'ah sendiri berpecah menjadi golongan-
golongan
dan perkataan-perkataan yang banyak sampai puluhan
golongan dan perkataan.

Begitulah syiah membuat bid'ah dalam perkataan tentang keyakinan wasiat,
raj'iyah, ghaibah, bahkan perkataan menjadikan imam-imam sebagai tuhan
[6], karena mengikuti Ibnu Saba orang yahudi itu.

[/FONT]
[FONT=&quot]
[1] Lihat Al Maqaalaat wal Firaq oleh Al Qummi, hal : 10-21.
[2] Keyakinan bahwa Ali akan kembali ke dunia sebelum hari kiyamat.
[3] Lihat Firaqus Syi'ah oleh An Nubakhti, hal : 19-20.
[4] Lihat : apa yang dicantumkan oleh Al Kissyi dalam beberapa riwayat dari Ibnu Saba dan akidah-akidahnya, lihat no : 170, 171, 172, 173, 174, dari hal : 106-108.
[5] Keyakinan menghilangnya imam Askari yang mereka tunggu-tunggu.
[6] Ushul Itiqad Ahli Sunnah Wal Jama'ah, Al Lalikaai, 1/22-23.
[/FONT]
[FONT="]KENAPA SYI'AH DINAMAKAN DENGAN RAFIDHAH -2/13-

Penamaan ini disebutkan oleh Syaikh mereka Al Majlisi dalam bukunya
Al-Bihaar dan ia mencantumkan empat hadits dari hadits-hadits mereka [1].

Ada yang mengatakan : mereka dinamakan rafidhah, karena mereka
datang ke Zaid bin Ali bin Husein, lalu mereka berkata : Berlepas dirilah kamu
dari Abu Bakr dan Umar sehingga kami bisa bersamamu!, lalu beliau
menjawab : Mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) adalah sahabat kakekku,
bahkan aku setia kepada mereka. Mereka berkata : Kalau begitu, kami
menolakmu (rafadhnaak) maka dinamakanlah mereka
Raafidhah (yang menolak),
X( dan orang yang membai'at dan
sepakat dengan Zaid bin Ali bin Husein disebut Zaidiyah[2].

Ada yang mengatakan : mereka dinamakan dengan Rafidhah, karena
mereka menolak keimaman (kepemimpinan) Abu Bakr dan Umar [3].
Dan dikatakan mereka dinamakan dengan Rafidhah karena mereka
menolak agama [4].


RAFIDHAH TERPECAH MENJADI BEBERAPA FIRQAH (GOLONGAN)
Ditemukan di dalam buku Daairatul Ma'arif bahwasanya : golongan yang
muncul dari cabang-cabang syi'ah jauh melebihi dari angka tujuhpuluh tiga
golongan yang terkenal itu
[5].

Bahkan dikatakan oleh seorang rafidhah Mir Baqir Ad Damaad [6],
sesungguhnya seluruh firqoh-firqoh yang tersebut dalam hadits, yaitu hadits
berpecahnya umat ini menjadi tujuhpuluh tiga golongan, maksudnya adalah
firqoh-firqoh syi'ah. Dan sesungguhnya golongan yang selamat itu dari
mereka adalah golongan Imamiyah
.:-O:-O:-O

Al Maqrizi menyebutkan bahwa jumlah firqoh-firqoh mereka itu sampai 300
(tiga ratus) firqoh
[7].

As Syahrastaani berkata : Sesungguhnya Rafidhah terbagi menjadi lima
bagian : Al Kisaaniyah, Az Zaidiyah, Al Imamiyah, Al Ghaliyah dan
Al-Ismailiyah
[8].

Al Baghdadi berkata : Sesungguhnya Rafidhah setelah masa Ali ada empat
golongan : Zaidiyah, Imamiyah, Ghulaah dan Kisaaniyah.
[9]

Perlu diperhatikan bahwa sesungguhnya Az Zaidiyah tidak termasuk dari
firqoh-firqoh Rafidhah
, kecuali kelompok Al Jarudiyah.


APAKAH YANG DIMAKSUD AQIDAH AL-BADAA YANG DIIMANI
OLEH RAFIDAH?

Al Badaa' yaitu bermakna tampak (muncul) setelah sembunyi, atau
bermakna timbulnya pandangan baru
. Al Badaa' sesuai dengan kedua
makna itu, haruslah didahului oleh ketidaktahuan, serta baru diketahui.
Keduanya ini merupakan suatu hal yang mustahil atas diri Allah, akan tetapi
orang Rafidhah (syiah) menisbatkan kepada Allah sifat Al Badaa
'.:-O:-O:-O

Telah diriwayatkan dari Ar Rayaan bin Al Sholt, ia berkata : Saya telah
mendengar Al Ridha berkata : Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali
mengharamkan khamar, dan mengakui bahwa Allah itu memiliki
sifat Al Badaa'
[10]:-O. Dan dari Abi Abdillah ia berkata : Tidak pernah Allah
diibadati dengan sesuatu apapun seperti (mengibadatinya dengan) Al
Badaa' [11]. Maha Tinggi Allah dari hal itu dengan ketinggian yang besar.

Lihatlah wahai saudaraku muslim, bagaimana mungkin mereka menisbatkan
kepada Allah subhanahu wa Taala sifat jahal (ketidaktahuan), sedangkan
Dia mengatakan tentang diri-Nya :

[/FONT]

Katakanlah
: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang ghaib, kecuali Allah
", dan mereka tidak mengetahui bila
mereka akan dibangkitkan.

Dan di sisi lain Rafidhah (syi'ah) meyakini bahwa sesungguhnya
para imam mengetahui seluruh ilmu, dan tidak akan
tersembunyi baginya sesuatu apapun.:-O:-O:-O


Apakah ini keyakinan Islam (aqidah Islam) yang dibawa oleh nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam- :-/:-/:-/

[1] Lihat buku : Al Bihaar, oleh Al Majlisi, hal : 68-96-97. (Dia ini merupakan salah seorang tempat bertanya orang-orang rafidhah (syi'ah) untuk zaman-zaman terakhir).
[2] At Ta'liiqaatu 'Ala Matni Lum'atil 'Itiqaad, oleh : Syeikh Alaamah Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin, -semoga Allah menjaganya-, hal : 108.
[3] Lihat : catatan kaki buku Maqaalaat Al Islamiyiin, oleh Muhyiddin Abdul Hamid, (1/89).
[4] Lihat : di buku Maqaalaat Al Islamiyiin, (1/89).
[5] Daairatul Ma'arif, (4/67).
[6] Dia adalah Muhammad Baqir bin Muhammad Al Asadi, termasuk tokoh besar syi'ah.
[7] Dia adalah Al Maqrizi du Al Khuthath, ((2/351).
[8] Al Milal wan Nihal, oleh As Syahrastani, hal :147.
[9] Al Farqu Bainal Firaq, oleh Al Baghdadi, hal : 41.
[10] Ushulul Kafi, hal :40
[11] Ushulul Kafi, oleh Al Kulaini di kitab tauhid : 1/133.
[FONT="]APA AQIDAH RAFIDHAH DALAM MASALAH SIFAT ?-3/13-

Adalah Rafidhah orang yang pertama kali mengatakan tajsiim (bersifat
seperti tubuh manusia)
. Sungguh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menentukan
bahwa sesungguhnya orang yang melakukan kedustaan ini dari kalangan
kaum Rafidhah adalah Hisyam ibnul Hakam
[1], dan Hisyam bin Salim Al
Jawaliqi, Yunus bin Abdurrahman Al Qummi, dan Abu Ja'far Al Ahwal
[2]
.


Seluruh orang yang disebutkan tadi termasuk syaikh-syaikh besar golongan
Itsna Asyariyah (Rafidhah), kemudian mereka menjadi pemeluk paham
Jahmiyah mu'athilah
, sebagaimana sekumpulan riwayat mereka
menyifati Rabb semesta alam dengan sifat-sifat negatif yang
mereka masukkan sebagai sifat yang tetap bagi Allah. :-O:-O:-O


Dan sungguh Ibnu Babawaih meriwayatkan lebih dari tujuhpuluh riwayat
yang mengatakan bahwa Allah Ta'ala, tidak disifati dengan
jaman, tidak dengan tempat, tidak dengan bagaimananya,
tidak dengan gerak, tidak dengan berpindah, tidak dengan
sesuatupun dari sifat-sifat tubuh, Dia bukan yang bisa diraba,
bukan bertubuh dan berbentuk".
[3] Maka syaikh-syaikh mereka
mengikuti jalan (metode) yang sesat ini dengan menta'til
(menghilangkan)
sifat-sifat yang tercantum dalam Al-Quran
dan Sunnah.X(


Sebagaimana mereka mengingkari turunnya Allah yang Maha Agung.
Mereka mengatakan Al Quran makhluk, mereka mengingkari
ru'yah (melihat kepada Allah) pada hari akhirat
. Tercantum dalam
kitab Biharul Anwar, bahwasanya Abu Abdillah Ja'fat As Shodiq ditanya
tentang Allah Ta'ala, apakah bisa dilihat pada hari akhirat? Beliau berkata :
Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari hal itu dengan ketinggian yang besar,
sesungguhnya pandangan tidak akan bisa mencapai kecuali hal-hal yang
mempunyai warna dan bentuk, dan Allah yang menciptakan warna-warni
dan bentuk.


Bahkan mereka mengatakan : Jika seandainya dinisbatkan
kepada Allah sebagian sifat seperti ru'yah, maka dihukum
sebagai murtad,
:-O:-O:-Osebagaimana yang didapatkan dari syeikh
mereka Ja'far Al Najfi di kitab Kasyful Ghitho hal : 417. Perlu diketahui
bahwasanya melihat kepada Allah pada hari akhirat adalah benar adanya
dan sudah konsisten dalam Kitab dan Sunnah tanpa meliputi seluruhnya dan
tanpa bagaimananya, sebagaimana firman Allah :

[/FONT]
[FONT="]
[/FONT][FONT="]Wajah-wajah pada saat itu berseri-seri, kepada Rabbnyalah mereka melihat[/FONT]
[FONT="]

Dan dari sunnah apa yang tercantum dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari
hadits Jarir bin Abdillalh Al Bajali, berkata : Adalah kami duduk-duduk
bersama Rasulullah, lalu beliau melihat kepada purnama, pada malam
empat belas, lalu bersabda : Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian
dengan mata telanjang, sebagaimana kalian melihat ini (purnama), dimana
kalian tidak berdesakan melihatnya
[4]. Dan ayat-ayat serta hadits-hadits
dalam masalah itu banyak sekali, yang tidak memungkinkan kita untuk
menyebutkannya.
[5]


[/FONT]
[FONT="]
[1] Minhaaj sunnah (1/20) oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah.
[2] 'Itiqadaat Firaqul Muslimin Wal Musyrikin, hal : 97.
[3] At Tauhid, oleh Abu Babawaih, hal : 57.
[4] Bukhari no : 544, dan Muslim no : 633.
[5] Lihat karangan-karangan Ahli Sunnah Wal Jamaah dalam menetapkan ru'yah, seperti kitab Ar Ru'yah oleh Daruqutni, dan kitab imam Al Lalikai dan lainnya.
[/FONT]
[FONT="]APA KEYAKINAN RAFIDHAH (SYI'AH) TERHADAP AL-QUR'AN-UL KARIM YANG ADA DI TENGAH-TENGAH KITA SEKARANG, PADAHAL ALLAH TELAH BERJANJI UNTUK MENJAGANYA ? -4/13-

Sesungguhnya Rafidhah yang dinamakan pada zaman kita sekarang ini
dengan syiah, mengatakan sesungguhnya Al-Qur'an yang ada
pada kita, bukanlah Al-Qur'an yang telah diturunkan kepada
nabi Muhammad, akan tetapi telah dirubah, ditukar, ditambah
dan dikurangi.
:-O:-O:-O Jumhur ahli hadits dari kalangan syi'ah meyakini
adanya pelencengan (perubahan) dalam Al-Qur'an
seperti yang disebutkan
oleh An Nuuri Al Tibrisi dalam kitabnya Fashlul Khithab Fi Tahrifil Kitabi Rabbil
Arbab. [1]

Dan Muhammad bin Ya'qub Al Kulaini berkata di Usulul Kafi di bawah Bab
bahasan : Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengumpulkan Al
Qur'an seluruhnya, kecuali para imam, dari Jabir ia berkata :
saya telah mendengar Abu Ja'far berkata : Tidaklah seseorang
dari manusia mendakwakan bahwasanya dia telah
mengumpulkan Al Qur'an secara keseluruhannya
sebagaimana Allah telah menurunkannya, kecuali ia itu
adalah orang pendusta. Tidak ada yang mampu
mengumpulkannya dan menghafalnya seperti yang telah
diturunkan Allah kecuali Ali bin Abi Talib dan para imam
setelah mereka.:-O:-O:-O


Dan Ahmad Al Tibrisi dalam kitab Al-Ihtijaaj dan Al Mulla Hasan dalam
tafsirnya As Shaafi sesungguhnya Umar telah berkata kepada Zaid bin Tsabit :
Sesungguhnya Ali telah datang kepada kita dengan membawa Al Qur'an,
yang di dalamnya tercantum aib-aib orang muhajirin dan anshor. Dan
sungguh kami telah memandang untuk mengumpulkan Al-Qur'an dan
menghilangkan setiap apa-apa yang di dalamnya terdapat aib-aib muhajirin
dan anshr.

Dan Zaid pun telah memenuhinya untuk itu, kemudian berkata :
Jika saya telah selesai dari (mengumpulkan) Al-Qur'an sesuai yang anda
minta, lalu jelas atas saya akan Al-Qur'an yang dikumpulkannya (Ali),
bukankah itu menghancurkan setiap apa yang telah anda kerjakan? Maka
berkata Umar : Jadi bagaimana jalan keluarnya? Berkata Zaid : Anda lebih
tahu dengan jalan keluarnya, berkata Umar : Tiada jalan keluar kecuali kita
harus membunuhnya agar kita lega darinya. Lalu ia pun merancang
pembunuhannya (Ali) lewat tangan Khalid bin Walid, akan tetapi dia tidak
mampu melakukannya [2].


Tatkala Umar menjadi khalifah, mereka (para sahabat) meminta Ali untuk
mendatangkan Al Qur'an kepada mereka, agar mereka sama mereka
mengubahnya. Lantas Umar berkata : Wahai Abul Hasan, alangkah baiknya
kalau seandainya kamu membawa Al Qur'an yang pernah kamu bawa ke
hadapan Abu Bakar, agar kita bersatu atasnya. Lalu Ali berkata : Tidak
mungkin, dan tidak mungkin ada jalan untuk itu, sebenarnya saya
membawanya ke hadapan Abu Bakr hanyalah untuk menegakkan hujjah
atasnya, agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat Sesungguhnya
kami akan hal ini dalam keadaan lengah (Al-Araf :172), atau agar kalian
tidak mengatakan ; Kamu tidak pernah mendatangkannya kepada kami
(Al-Araf : 129). Sesungguhnya Al Qur'an ini tidak ada yang menyentuhnya
kecuali orang-orang yang suci, dan orang-orang yang diwasiatkan dari
kalangan anakku. Lalu berkata Umar : Apakah ada waktu untuk
menampakkannya diketahui ? Lantas Ali berkata : Ya, jika telah bangkit
seseorang dari anakku, ia akan menampakkannya dan membawa manusia
atasnya [3].


Walau bagaimanapun orang syiah menampakkan sikap
berlepas dirinya terhadap buku An Nuri al Tibrisi ini
, demi
mengamalkan akidah taqiyah
, akan tetapi kitab itu terselubung dan
tersimpan dalam ratusan nas-nas (pernyataan-pernyataan) dari ulama
mereka dalam kitab-kitab yang diakui, menetapkan hal itu, dan
bahwasanya mereka betul-betul yakin dengan perubahan itu, dan beriman
dengannya, akan tetapi mereka tidak ingin timbul kehebohan sekitar akidah
mereka ini terhadap alquran.

Dan tinggal setelah itu, bahwa ada dua Al Qur'an, yang pertama yang
diketahui, dan yang lain khusus
, tersembunyi. Diantaranya surat Wilayah,
dan diantara yang didakwakan oleh syi'ah Rafidhah, bahwa
ada satu ayat telah dihapus dari Al Qur'an yaitu
: :-/:-/:-/

[/FONT]
[FONT="]Dan Kami telah menjadikan Ali sebagai menantumu, [/FONT]
[FONT="]Mereka mendakwakan ayat ini dihapus dari surat Alam Nasyrah,
sementara mereka tidak pernah malu dangan dakwaan
mereka ini, karena mereka mengetahui bahwa surat itu adalah
makkiyah
, dan Ali belum menjadi menantu Nabi saat di Mekah.
[/FONT]
[FONT="]

[/FONT]
[FONT="]
[1] Fashlul Khithab, oleh Hasan bin Muhammad Taqiyun Nuri Al Tibrisi, hal : 32.
[2] Lihatlah saudara seiman, alangkah kejinya kisah yang dibuat-buat oleh kaum syiah terhadap para sahabat.
[3] Al Ihtijaaj oleh Al Tibrisi hal :225, kitab Fashlul Khithab, hal : 7.
[/FONT]

TAHAN POSTINGAN ANDA, PERJALANAN BELUM SELESAI;)
 
Lanjutan

Post kedua, selamat menyimak

BAGAIMANA AQIDAH RAFIDHAH TERHADAP PARA SAHABAT RASULULLAH ?-5/13-[FONT=&quot]

Aqidah Rafidhah berdiri atas caci maki, mencela dan
mengkafirkan para sahabat -semoga Allah meridhoi para
sahabat
-. Al Kulaini menyebutkan di Furu Al Kafi dari Ja'far alaihi salam :
Manusia menjadi murtad setelah Nabi (meninggal) kecuali tiga orang, lalu
aku bertanya : siapa tiga orang itu ? beliau berkata : Al miqdaad bin Aswad,
Abu Dzar Al Ghifari dan Salman Al Farisi [1].

Al Majlisi dalam kitab Haqqul Yakin menyebutkan : Bahwasanya seorang
budak Ali bin Hasein berkata kepadanya : saya mempunyai hak pelayanan
yang wajib atas dirimu, maka beritahu aku tentang Abu Bakr dan Umar, lalu
ia menjawab : Mereka berdua adalah orang kafir, dan orang yang mencintai
mereka maka ia orang kafir juga.[2]:-/:-/:-/

Dalam tafsir Al-Qummi pada firman Allah [An Nahl : 90]:

[/FONT]

Mereka mengatakan : al fahsyaa (keji) adalah Abu BakarX(,
mungkar adalah Umar X(dan baghyi (kezoliman) adalah
Utsman
X([3]
.


Mereka mengatakan dalam buku mereka Miftahul Jinaan : Ya Allah
anugerahkanlah salawat atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad
dan laknatlah dua berhala kaum Quraisy dan dua yang mereka sembah
selain Allah[4]. dan dua taghut serta anak perempuan mereka berdua dan
seterusnya
[5]. Dan yang mereka maksudkan dengan itu adalah Abu Bakar,
Umar, Aisyah dan Hafshah
.X(X(X(


Pada hari asyura (hari ke sepuluh bulan Muharram), mereka membawa
seekor anjing lalu mereka namakan dengan umar,
kemudian mereka
menghujani dengan pukulan pakai tongkat, serta melontarnya dengan batu
sampai mati, kemudian mereka menghadirkan seekor anak kambing,
mereka beri nama dengan Aisyah
, kemudian mereka mulai mencabut
bulunya, dan menghujani dengan pukulan pakai sandal, sampai mati [6]. :-O

Sebagaimana mereka merayakan hari terbunuhnya Faruq Umar bin Khatab
dan mereka memberi nama pembunuh umar yaitu abu Lukluk al Majusi
dengan nama Baba Syujaa'uddin (bapak) pemberani agama (pahlawan
agama)
[7]
, semoga Allah meridhoi seluruh sahabat dan para ummul
mukminin.

Lihatlah wahai saudaraku muslim, alangkah dengkinya dan
alangkah kejinya golongan yang keluar dari agama ini
, tentang
apa yang telah mereka katakan terhadap manusia pilihan setelah para nabi,
yang mana Allah dan rasul-Nya telah memuji mereka. Dan telah sepakat
umat ini atas keadilan (kelurusan dan keterpercayaan) dan keutamaan
mereka. Sejarah dan kenyataan pun telah membuktikan dan menyaksikan
serta perkara-perkara ini sudah merupakan pengetahuan yang wajib
diketahui (oleh setiap umat) atas kebaikan, dan posisi mereka selalu di
depan serta jihad mereka dalam Islam.


APA SEGI KESAMAAN ANTARA YAHUDI DENGAN RAFIDHAH ?
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata : Bukti dari, sesungguhnya bencana
Rafidhah adalah bencana Yahudi, hal itu terlihat pada
:

Sesungguhnya orang Yahudi mengatakan : Tidak boleh yang
menjadi raja kecuali dari keluarga nabi Daud, Rafidhah
berkata : Tidak boleh menjadi imam kecuali dari anak Ali.


Yahudi mengatakan : Tidak ada jihad di jalan Allah sampai
keluar Masehid Dajjal dan diturunkan pedang. Orang Rafidhah
mengatakan : Tidak ada jihad di jalan Allah sampai keluar Al
Mahdi, dan datangnya penyeru menyeru dari langit.


Orang Yahudi mengakhirkan (mengundurkan) shalat sampai
bintang bertebaran, begitu juga orang Rafidhah mereka
mengundurkan shalat maghrib sampai bintang-bintang
bertebaran,
padahal hadits mengatakan :
Senantiasa umatku di atas fitrah, selama mereka tidak mengakhirkan shalat
maghrib sampai bintang bertebaran
[8]
.

Orang Yahudi telah mengubah taurat, begitu juga orang
Rafidhah, mereka telah mengubah Al Quran.


Orang Yahudi tidak memandang bolehnya mengusap khuf
(sepatu kulit yang menutupi mata kaki), begitu juga orang
Rafidhah.


Orang Yahudi membenci malaikat Jibril, mereka mengatakan :
Malaikat Jibril adalah musuh kita dari kalangan malaikat. Begitu
juga orang Rafidhah, mereka mengatakan : Malaikat Jibril telah
salah menyampaikan wahyu kepada Muhammad[9].


Begitu juga orang Rafidhah menyerupai orang kristen pada satu
ajaran nasrani yaitu
, wanita-wanita mereka tidak memiliki hak
mendapatkan mahar, akan tetapi hanya bersenang-senang
dengan mereka dengan kesenangan, begitu juga orang
Rafidhah, mereka menikah dengan cara mut'ah, dan mereka
menghalalkan itu.


Orang yahudi dan kristen lebih utama dari orang Rafidhah dengan satu sifat
(yaitu) :

Orang yahudi jika ditanya : siapakah orang yang terbaik di kalangan
pemeluk agamamu? Mereka menjawab : adalah sahabat-sahabat Musa.

Orang Kristen jika ditanya : siapakah orang yang terbaik di kalangan
pemeluk agamamu? Mereka menjawab : adalah Hawari (sahabat-sahabat)
Isa.

Orang rafidhah jika ditanya : siapakah orang yang terburuk di
kalangan pemeluk agamamu? Mereka menjawab : adalah
sahabat-sahabat Muhammad.
[10]



[1] Furuu Al Kafi, oleh Al Kulaini, hal : 115.
[2] Haqqul Yakiin, oleh Al Majlisi, hal : 522. Di sini perlu di isyaratkan bahwa sesungguhnya Ali bin Hasein dan Ahlu Bait semuanya berlepas diri dari semua ini yaitu kedustaan yang diada-adakan oleh kaum Rafidah atas diri mereka, semoga Allah memerangi kaum rafidhah, alangkah jeleknya kedustaan yang mereka buat. (Insya Allah penterjemah akan membuat satu edisi yang berisikan sikap Ahlul Bait terhadap para sahabat, yang akan diambil dari buku-buku pegangan mereka sendiri, agar pembaca mengetahui sebenarnya mereka telah menyelisihi ahlul Bait sendiri dalam bersikap terhadap para sahabat Rasul.)
[3] Tafsir Al Qummi, hal : 218.
[4] Ketahuilah pembaca budiman : Mereka sendiri telah menjadikan kuburan Kumaini sebagai tempat yang suci, dan mendirikan di atasnya bangunan seperti Ka'bah sebagai tandingan Ka'bah kita yang mulia.
[5] Miftahul Jinaan, hal : 114. Lihat doa dua berhala Quraisy, insya Allah di edisi ke 15.
[6] Tabdiidul Zhilaam wa tanbiihun Niyam, oleh Ibrahim Al Jabhaan, hal : 27.
[7] Abbas Al Qummi, (Alkuna wal Alqaab) 2/55.
[8] Hadits diriwayatkan oleh : Imam Ahmad : 4/147. 5/417, 422, Abu Daud, no : 418, dan Abnu Majah, no : 689, di dalam jawaid dikatakan : sanadnya hasan (baik).
[9] Ada juga suatu kelompok yang mengatakan yang aneh-aneh, mereka mengatakan : sesungguhnya Jibril telah berkhianat, dimana ia menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad, sedangkan yang lebih utama dan lebih berhak terhadap risalah adalah Ali bin Abi Thalib, oleh karena inilah mereka mengatakan : telah berkhianat Amiin (malaikan jibril) dan ia telah menghalang risalah sampai ke Haidari (Ali).
Wahai saudaraku muslim, bagaimana mungkin mereka menuduh Jibril Alaihi salam telah berkhianat, sedangkan Allah telah menyifatinya dengan amanah (terpercaya), sebagaimana Allah telah berfirman : Telah dibawa oleh Ruhul Amiin (malaikat Jibril), dan firman-Nya : selalu taat kemudian terpercayaâ€. Apakah yang akan anda katakan wahai muslin terhadap keyakinan yang diimani oleh orang-orang rafidhah ini?
[10] Minhaajul Sunnah, oleh syeikhul Islam Ibnu Taimiyah : 1/24.

APA AQIDAH ORANG RAFIDHAH TERHADAP PARA IMAM MEREKA ?-6/13-

Rafidhah mendakwakan kema'suman (terjaga dari dosa) bagi para imam,
:-O:-O:-O
dan bahwasanya mereka mengetahui hal ghaib. Dinukil oleh Al
Kulaini dalam Usulul Kafi : Telah berkata Imam Ja'far as Shodiq : Kami
adalah perbendaharaan ilmu Allah, kami adalah penterjemah
perintah Allah, kami adalah kaum yang maksum, telah
diperintahkan untuk menta'ati kami, dan dilarang untuk
menentang kami, kami adalah hujjah Allah yang kuat terhadap
siapa yang berada di bawah langit dan di atas bumi.
[1].:-O:-O:-O

Al Kulaini meriwayatkan di Al Kafi : Bab Sesungguhnya para imam, jika
mereka berkehendak untuk mengetahui, maka mereka pasti
mengetahuinya. Dari Jafar ia berkata : Sesungguhnya Imam jika ia
berkehendak mengetahui, maka ia pasti mengetahui, dan sesungguhnya
para imam mengetahui kapan mereka akan mati, dan sesungguhnya
mereka tidak akan mati kecuali dengan pilihan mereka sendiri.[2]:-O:-O

Khumaini yang celaka menyebutkan -dalam salah satu
tulisannya bahwa para imam lebih afdhal (mulia) dari para
nabi dan rasul
,
ia berkata - semoga Allah menghinakannya :
Sesungguhnya imam-imam kita mempunyai suatu kedudukan yang tidak bisa
dicapai oleh malaikat yang didekatkan, dan tidak pula oleh nabi yang
diutus [3].:-O:-O:-O

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Orang Rafidhah mendakwakan
sesungguhnya agama ini diserahkan kepada pendeta-pendeta
dan rahib-rahib, maka yang halal itu adalah yang dihalalkan
mereka, dan yang haram itu adalah yang diharamkan mereka,
serta agama itu adalah apa yang mereka syariatkan.
[4]:(:(:(

Jika pembaca ingin melihat kekufuran, kesyirikan dan ghuluw (sikap berlebih-
lebihan mereka) -semoga Allah melindungi kita- maka bacalah syair-syair
yang diungkapkan oleh syaikh mereka zaman sekarang ini yaitu Ibrahim Al
Amili, terhadap Ali bin Abi Thalib -semoga Allah meridhai Ali- :

Abu hasan, engkaulah hakikat Tuhan (yang diibadati),
dan alamat kekuasaan-Nya yang tinggi.
Engkaulah yang menguasai ilmu ghaib,
maka mungkinkah tersembunyi bagimu akan sesuatu yang hasul.
Engkaulah yang mengendalikan poros alam,

Bagimu para ulamanya yang tinggi.
Bagimu amar (urusan) bila engkau menghendaki, kau menghidupkan besok,
bila engkau menghendaki kau cabut ubun-ubun.

Ali bin Sulaiman Al Mazidi mengutarakan syairnya dalam memuji Ali bin Abi
Thalib :

Abu Hasan engkaulah suami orang yang suci,
Dan (engkaulah) sisi tuhan yang diibadati serta jiwa rasul.
Dan (engkaulah) purnama kesempuranaan dan matahari akal,
(engkau) Hamba dari tuhan, dan engkaulah yang Maha Raja.
Engkau dipanggil oleh nabi di hari kadir,

Dan telah menaskan atas dirimu sesuai dengan kejadian Ghadir
Bahwasanya engkau bagi kaum mukminin adalah amir (pemimpin),
dia telah mengkalungkan kepadamu buhul kekuasaannya.
Kepadamulah kembalinya seluruh perkara,
dan engkaulah yang maha mengetahui dengan kadungan dada.
Engkaulah yang akan membangkitkan apa yang ada dalam kubur

Bagimulah pengadilan hari kiamat berdasarkan kepada nas.

Engkaulah yang maha mendengar dan engkaulah yang maha melihat
Engkau atas setiap sesuatu maha mampu.
Kalaulah tidak karena engkau, pasti bintang tidak berjalan
Kalaulah tidak karena engkau, pasti planet tidak berputar.
Engkaulah, dengan setiap makhluk mengetahui,

Engkaulah yang berbicara dengan ahli kitab.
Kalaulah tidak karena engkau, tidak mungkin musa
akan diajak berbicara, Maha suci Dzat yang telah menciptakanmu
Engkau akan melihat rahasia namamu di jagat raya,

Kecintaan terhadap dirimu seperti matahari di atas kening.
Kebencian terhadap dirimu di wajah orang yang membenci,
Bagaikan peniup api, maka tidak akan beruntung yang membencimu.
Siapa itu yang telah ada, dan siapa itu yang ada,
Tidak para nabi dan tidak (pula) para rasul,
Tidak (pula) qalam lauh dan tidak (pula) alam semesta,
(kecuali) Seluruhnya adalah hamba-hamba bagimu.

Wahai Abu Hasan wahai yang mengatur wujud,
(wahai) goa orang yang terusir, dan tempat berlindung pendatang.
yang memberi minum pengagungmu pada hari berkumpul (hari kiamat).
orang yang mengingkari hari berbangkit, adalah orang yang mengingkarimu.

Wahai Abu Hasan wahai Ali yang gagah.
Kesetiaan padamu bagiku di dalam kuburku sebagai tanda penunjuk,
Namamu bagiku dalam keadaan sempit merupakan lambang
Dan kecintaan kepadamu adalah yang memasukkanku ke dalam surgamu
Dengan lantaran dirimu kemulian yang ada pada diriku.

Bila datang perintah Tuhan yang Maha Mulia
Menyeru penyeru, berangkat-berangkat (kematian-kematian).
Dan tidaklah mungkin engkau akan meninggalkan orang yang berlindung denganmu.

Apakah sya'ir seperti ini diucapkan oleh seorang muslim yang
memeluk agama Islam?,
Demi Allah, bahkan sesungguhnya
orang-orang jahiliyah (Kafir) sekalipun belum pernah jatuh dalam kesyirikan
dan kekufuran, terlalu muja-muji/ghuluw seperti yang diperbuat oleh orang
rafidhah celaka ini.
[5]

[1] Usulul-Kafi, hal : 165. (mari kita simak apa firman Allah yang menerangkan tentang sifat nabi Muhammad, Allah berfirman dalam surat Al An'am ayat 50 : "Artinya : Katakanlah : Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengatakan yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku..(pent).
[2] Usulul-Kafi, di dalam kitabul Hujjah : (1/258). (mengetahui mati dan di mana akan mati itu adalah rahasia yang tidak diketahui kecuali hanya Allah semata, Allah berfirman dalam surat Lukman ayat 34, Artinya : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yagn dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahi lagi Maha Mengenal.(pent)
[3] Hukumatul Islamiyah, Khumaini, (berarti para imam mereka lebih mulia dari Rasulullah sendiri, apakah perkataan seperti ini boleh keluar dari mulut seorang muslim yang memeluk agama Islam???? pent)
[4] Minhajus Sunnah, oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah (1/482).
[5] Penterjemah melihat sendiri bagaimana cara mereka membaca syair-syair di kuburan baqi (Madinah), dibacakan dan dinyanyi-nyanyikan oleh kepada regunya, yang lain menangis dan merapat seperti orang Yahudi meratap di depan dinding mesjid Aqsha.
APA AQIDAH RAJ'AH YANG DIIMANI OLEH ORANG RAFIDHAH ?-7/13-

Orang Rafidhah telah membuat bid'ah raj'ah, berkata Al Mufid : Telah
sepakat mazhab imamiyah atas wajibnya terjadi raj'ah di kebanyakan dari
para orang yang telah mati [1]. Yaitu (yang mereka maksudkan dengan
raj'ah ini) bangkitnya penutup imam-imam mereka, yang
bernama Al Qaaim pada akhir zaman
, ia keluar dari bangunan di
bawah tanah, lalu menyembelih seluruh musuh-musuh politiknya, dan
mengembalikan kepada syiah hak-hak mereka yang dirampas oleh
kelompok-kelompok lain sepanjang masa (yang telah berlalu) [2].

Berkata sayid Al Murtadho di dalam kitabnya Al Masail An Nashiriyah :
Sesungguhnya Abu Bakar dan Umar disalib pada saat itu di atas
suatu pohon di zaman Al Mahdi
-yakni imam mereka yang kedua
belas- yang mereka beri nama Qaaim Ali Muhammad (penegak keluarga
Muhammad), dan pohon itu pertamanya basah sebelum penyaliban, lalu
menjadi kering setelahnya[3].

Berkata Al Majlisi di dalam Kitab Haqul Yakin dari Muhammad Al Baqir
(berkata) : Jika Al Mahdi telah keluar, maka sesungguhnya ia akan
menghidupkan Aisyah Ummul Mukminin dan ia melaksanakan (menjatuhkan)
hukum had (hudud) atas diri Aisyah.
[4] (Al Mahdi apa Al Masih Ad Dajjal:P)

Kemudian bagi mereka pemahaman raj'ah ini berkembang, dan
mengatakan (berlakunya) raj'ah (kembali hidup) seluruh orang syiah dan
imam-imam mereka dan seluruh musuh mereka bersama imam-imam
mereka. Aqidah khurafat ini mengungkapkan rasa dengki yang
tersembunyi di dalam diri mereka, yang mereka
mengungkapkan rasa dengki itu dengan cerita dongeng
seperti ini.
Dan adalah keyakinan ini merupakan sarana (jembatan) yang
diambil oleh orang-orang Sabaiyah untuk mengingkari hari akhirat.


APA AQIDAH TAQIYAH MENURUT ORANG RAFIDHAH ?
Taqiyah didefinisikan oleh salah seorang ulama mereka zaman sekarang
dengan ucapannya : Taqiyah yaitu kamu mengatakan atau
melakukan (sesuatu), berlainan dengan apa yang kamu
yakini
[5]; untuk menolak bahaya dari dirimu atau hartamu atau
untuk menjaga kehormatanmu
[6]. Bahkan mereka mendakwakan
bawah sesungguhnya Rasulullah telah melakukannya (Taqiyah) tatkala
Abdullah bin Ubai bin Salul kepala orang-orang munafik meninggal, dimana
beliau datang untuk menyolatkannya
, lalu Umar berkata kepadanya :
Tidakkah Allah telah melarangmu dari hal itu? -yakni berdiri di atas kuburan
munafik ini-, lalu Rasulullah menjawabnya : Celaka kamu, kamu tidak tahu
apa yang saya ucapkan : sesungguhnya saya mengucapkan : Ya Allah isilah
perutnya dengan api, dan penuhilah kuburannya dengan api dan selalulah
api membakar dirinya. [7]

Lihatlah wahai saudaraku muslim, bagaimana mereka telah menyandarkan
kepada diri Rasulullah kedustaan. Apakah masuk akal, bahwa para sahabat
Rasulullah mendoakan rahmat untuknya (Abdullah bin Ubai), sedangkan
Nabi rahmat melaknatnya?

Al Kulaini menukilkan di usul Kafi : Berkata Abu Abdillah: wahai Abu Umar
sesungguhnya sembilan per sepuluh (sembilan puluh persen)
agama ini terletak pada (akidah) taqiyah, dan tidak ada
agama bagi orang yang tidak melakukan taqiyah, taqiyah
ada pada setiap sesuatu kecuali di nabidz (korma yang
direndam dalam air untuk membuat arak) dan di dalam
menyapu atas khuuf (kaus atau kulit kulit)
. Dan dinukilnya juga dari
Abi Abdillah ia berkata : Jagalah agama kalian dan tutuplah agama itu
dengan taqiyah, karena tidak ada iman bagi orang yang tidak mempunyai
taqiyah.
[8]

Maka orang Rafidhah memandang taqiyah itu adalah fardu
(wajib)
, tidak akan berdiri mazhab ini kecuali dengan taqiyah, dan mereka
menerima pokok-pokok mazhab secara sembunyi-sembunyi dan terang-
terangan. Mereka selalu melaksanakannya taqiyah itu terlebih-lebih, bila
kondisi yang sulit telah mengepung mereka, maka hati-hatilah dari orang
Rafidhah wahai kaum muslimin.

[1] Awaailul Maqaalaat, oleh Al Mufiid, Hal : 51.
[2] Al Khuthuthul Ariidhah, oleh Muhibbudin Al Khatiib, hal : 80.
[3] Awaailul Maqaalaat, oleh syeikh mereka yang bergelar Al Mufiid, Hal : 95.
[4] Haqul Yakiin, oleh Muhammad Al Baqir Al Majlisi, hal : 347.
[5] Inilah hakikat kemunafikan, yaitu menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang dibatin, atau menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Dengan kata lain, takiyah / nifak itu adalah lain di mulut lain di hati. Itulah akidah orang syiah, maka hati-hatilah dari tipu muslihat mereka, (pent).
[6] As Syi'ah fil Mizaan, oleh Muhammad Jawaad Mughniyah, hal : 48.
[7] Furu'ul Kafii, kitab AL Janaaiz, hal : 188.
[8] Usuulul Kafii, hal : 482-483.
Tinggal dua kali post lagi,
 
Lanjutan

Ayo kita mulai lagi pelajarannya >:D<
APA KEYAKINAN ATH-THIINAH (TANAH) YANG DIIMANI OLEH ORANG RAFIDHAH ?-8/13-



Yang dimaksud dengan At-Thiinah (tanah) menurut orang Rafidhah adalah
tanah perkuburan Husain radhiallhu anhu-. Salah seorang dari orang-orang
sesat mereka yang bernama Muhammad An Nu'man Al Haritsi yang bergelar
dengan Syaikh Al Mufid, menukilkan di kitabnya Al Mazaar dari Abi Abdillah ia
berkata : Di tanah perkuburan Husain terdapat obat untuk segala penyakit
dan ia merupakan obat yang paling besar
(ampuh).:D:D:D

Berkata Abdullah : Oleskanlah di mulut bayi kalian tanah (perkuburan) Husain
:D:D:D
[gelo:P]

Ia berkata : Telah dikirim kepada Abi Hasan Al Ridha dari negeri Khurasan
sebuah bungkusan kain di antaranya terdapat segumpal tanah, maka
dikatakan kepada utusan itu : Apa ini? Ia berkata : Tanah perkuburan Husain,
tidaklah ia mengirim sedikitpun dari bungkusan kain atau lainnya, kecuali ia
meletakkan di dalamnya tanah itu, dan berkata tanah itu pengaman insya
Allah.

Dikatakan kepadanya : Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada
Shadiq tentang pengambilannya akan tanah perkuburan Husain, maka
Shodiq menjawab : Apa bila kamu mengambilnya maka ucapkanlah :
Ya Allah sesungguhnya saya meminta kepadamu disebabkan
oleh hak malaikat yang telah mengenggamnya (tanah ini),
dan meminta kepadamu, disebabkan oleh hak Nabi yang
telah menyimpannya, dan oleh hak Al Washi (Ali) yang telah
bersatu di dalamnya agar Engkau melimpahkan Shalawat
kepada Muhammad dan atas keluarga Muhammad dan agar
Engkau menjadikannya obat penawar untuk seluruh penyakit,
dan pengaman dari seluruh ketakutan, dan penjaga dari
seluruh kejahatan.


Abu Abdillah ditanya tentang penggunaan dua jenIs tanah dari perkuburan
Hamzah dan perkuburan Husain serta mana yang paling utama diantara
keduanya, maka ia berkata : Tasbih yang dibuat dari tanah
perkuburan Husain akan bertasbih (sendirinya) di tangan, tanpa
(pemiliknya) bertasbih
[1] :D:D:D sinting

Sebagaimana orang Rafidhah mendakwakan, sesungguhnya
orang syi'ah tercipta dari tanah yang khusus
dan orang Sunni
tercipta dari tanah yang lain
, lalu terjadilah pengadukkan antara
kedua tanah tadi dengan cara tertentu, maka apa-apa yang terdapat pada
orang syiah dari kemaksiatan dan kejahatan, maka itu merupakan pengaruh
dari tanah sunni, dan apa-apa yang terdapat pada orang sunni dari
kebaikan dan amanah, maka itu disebabkan oleh pengaruh tanah syi'ah.
Dan apabila pada hari Kiamat nanti, maka kejelekan dan
dosa-dosa orang syi'ah diletakkan di atas Ahli Sunnah, dan
kebaikan (pahala) Ahli Sunnah akan diberikan kepada orang
syi'ah.
[2]:-O:-O:-O



APA AQIDAH ORANG RAFIDHAH TERHADAP AHLI SUNNAH ?
Aqidah orang Rafidhah berdiri di atas penghalalan harta dan darah ahli
sunnah
. Al Shoduq di kitab (Al 'Ilal) meriwayatkan dengan sanadnya kepada
Daud bin Farqad, ia berkata : Saya telah berkata kepada Abi Abdillah : Apa
yang anda katakan terhadap An Naashib (Ahli Sunnah), ia berkata :
Darahnya halal, akan tetapi saya bertaqiyah atasmu, jika kamu mampu
untuk membalikkan dinding atas dirinya (ahli sunnah) atau
menenggelamkannya di laut, agar ia tidak akan bersaksi atas dirimu, maka
lakukanlah. Saya berkata : Apa pandanganmu di hartanya? Ia menjawab :
Ambillah semampumu. [3]

Bahkan orang syi'ah Rafidhah memandang, bahwa kekafiran
Ahli Sunnah lebih berat dari kekafiran orang Yahudi dan
Nasrani
, karena mereka (Yahudi dan Nasrani) menurut Rafidhah
orang-orang kafir asli, dan mereka ini (ahli sunnah) adalah kafir murtad, dan
kafir murtad lebih berat menurut ijma, oleh karena itu mereka (mau)
bekerja sama dengan orang-orang kuffar untuk melawan kaum
muslimin, hal itu seperti yang disaksikan oleh sejarah
[4].

Terdapat di dalam kitab Wasaail As Syi'ah (diriwayatkan) dari Al Fudhail bin
Yasaar, ia berkata : saya telah bertanya kepada Abu Ja'far tentang wanita
Arifah (yakni wanita bermazhab Rafidhah) apakah saya menikahkannya
dengan An Nashib (ahli Sunnah)? Maka ia berkata : Tidak; karena Nashiba
(ahli sunnah ) orang kafir.[5]

An Nawasib (orang-orang An Nasib) menurut pemahaman Ahli sunnah
adalah mereka yang membenci Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu-, akan
tetapi menurut orang Rafidhah, mereka menamakan Ahli sunnah dengan
Nawashib (An Nashib), karena mereka mendahulukan keimaman Abu Bakar,
dan Umar dan Utsman atas Ali, padahal sesungguhnya mengutamakan Abu
Bakar dan Umar atas diri Ali telah terjadi sejak zaman Nabi, dalilnya
perkataan Ibnu Umar : Adalah kami di zaman rasulullah memilih di antara
sahabat siapa yang terbaik, maka kami memilih (orang yang terbaik) Abu
Bakr, kemudian Umar kemudian Utsman. (H.R. Bukhari), dan ditambah oleh At
Thabrani di Kitab Mu'jam Al Kabir : Nabi pun mengetahui hal yang demikian
dan tidak mengingkarinya. Dan bagi Ibnu Asaakir : Adalah kami
mengutamakan Abu Bakar, dan Umar, dan Utsman dan Ali.

Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib sesungguhnya
ia berkata : Sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakr,
kemudian Umar, kalau aku berkehendak pasti aku telah menyebutkan
orang yang ketiga
. Berkata Adz Dzahabi : Ini (Hadits ini) Mutawatir. [6]


[1] Kitab Al Mazaar, oleh syeikh mereka yang bergelar Syeikh Al Mufid hal : 125.
[2] Ilal-As Syaraai hal : 490-491, Bihar Al Anwar : 5/247-248.
[3] Al Mahasin An Nafsaaniyah, Hal : 166.
[4] Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Sesungguhnya orang Rafidhah berkerjasama dengan orang-orang Tatar tatkala orang Tatar menyerang negeri kaum Muslimin. (Fatawa : 35/151). Lihatlah kitab :Kaifa Dakhalat Tatar Bilaadal Muslimin (Bagaimana orang Tartar (bisa) masuk ke negeri kaum muslimin) oleh Dr. Sulaiman bin Hamd Al Audah.
[5] Wasaail As Syi'ah, oleh Al Hur Al Amili (7/431), At Tahdzib (7/303).
[6] At Ta'liiqaat Ala Matan Lum'atil Itiqaad, oleh Syeikh kita Al Allamah Abdullah bin Jibrin -semoga Allah menjaganya-, hal : 91.
[FONT=&quot]
[/FONT]
APA KEYAKINAN ORANG RAFIDHAH TENTANG NIKAH MUT'AH ? DAN APA KEUTAMAANNYA MENURUT MEREKA ?-9/13-[FONT=&quot;]


[/FONT]Nikah mut'ah mempunyai keutamaan yang agung sekali di sisi
orang Rafidhah -Al'iyaadzu billah-
. Tercantum dalam kitab Manhaj As
Shodiqin karangan Fathullah Al Kaasyaani dari As Shodiq (menerangkan)
bahwasanya nikah mut'ah itu adalah dari ajaran agamaku dan agama
bapak-bapakku, dan orang yang melaksanakannya berarti dia mengerjakan
ajaran agama kita, dan orang yang mengingkarinya berarti dia mengingkari
ajaran agama kita, bahkan ia memeluk agama lain dari agama kita. Dan
anak (hasil) nikah mut'ah lebih mulia dari anak istri yang tetap. Orang
yang mengingkari nikah mut'ah adalah kafir murtad.
[1]

Al Qummi menukilkan di dalam kitab Man Laa Yahduruhu Al Faqiih dari
Abdulah bin Sinan dari Abi Abdillah, ia berkata : Sesungguhnya Allah
Tabaraka wa Ta'ala telah mengharamkan atas golongan kita setiap yang
memabukkan dari sertiap minuman, dan telah mengganti mereka dari hal
itu dengan nikah mut'ah.[2]

Orang Rafidhah tidak pernah mensyaratkan (membatasi) bilangan tertentu
dalam nikah mut'ah. Tercantum dalam kitab Furuu Al Kafi dan At Tahdziib
dan Al Istibshoor dari Zaraarah, dari Abi Abdillah, ia berkata : Saya telah
menyebutkan kepadanya akan nikah mut'ah apakah nikah mut'ah itu
(terjadi) dari empat (yang dibolehkan), ia berkata : nikahilah dari mereka-
mereka (para wanita) seribu, sesungguhnya mereka-mereka itu adalah
wanita yang disewa (dikontrak). Dan dari Muhammad bin Muslim dari Abi
Ja'far sesungguhnya ia berkata tentang nikah mut'ah : Bukan nikah mut'ah
itu (dilakukan) dari empat (istri yang dibolehkan), karena ia (nikah
mut'ah) tidak ada talak, tidak mendapat warisan, akan tetapi ia
itu hanyalah sewaan.[
3]

Bagaimana mungkin ini, padahal Allah telah berfirman :


Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam
hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.


Maka jelaslah dari ayat yang mulia ini bahwa sesungguhnya apa yang
dihalalkan dari nikah adalah istri dan budak perempuan yang dimiliki, dan
diharamkan apa yang lebih dari (selain) itu. Wanita yang dimut'ah
adalah wanita sewaan, maka ia bukanlah istri (yang sah), dan
ia tidak bisa mendapatkan warisan dan tidak bisa ditalak, jadi
dia itu adalah pelacur / wanita pezina -
waliyaadzubillah-. Syaikh
Abdullah bin Jibriin berkata : Orang Rafidhah berdalih dalam menghalalkan
nikah mut'ah dengan ayat di surat An Nisaa
yaitu firman Allah :


Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali
budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai
ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang
demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk
dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu
nikmati (campur) di antara mereka, berikanlah kepada mereka
maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban.


Jawab : Sesungguhnya ayat ini semuanya dalam masalah nikah; dari firman
Allah ayat 19 di surat An Nisa sampai 23, setelah Allah menyebutkan wanita-
wanita yang haram dinikahi karena nasab dan sebab, kemudian Allah
berfirman :

Artinya : Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian.

Maksudnya dihalalkan bagimu menikahi selain wanita-wanita (yang
disebutkan tadi) bila kamu menikahi mereka untuk bersenang-senang yaitu
bersetubuh yang halal, maka berikanlah mahar mereka yang telah kamu
wajibkan untuk mereka, dan jika mereka mengugurkan sesuatu dari
mahar-mahar itu berdasarkan dari jiwa yang baik (keridhoan hati), maka
tidak mengapa atas kamu dalam hal itu. Beginilah ayat ini ditafsirkan oleh
jumhur (mayoritas) sahabat dan orang-orang setelah mereka [4].

Bahkan di sisi (menurut) orang Rafidhah perkaranya telah sampai
menghalalkan menyetubuhi wanita di lubang anusnya.
Tercantum dalam kitab Al Istibshoor dari Ali bin Al Hakam ia berkata : Saya
telah mendengar Shofwan berkata : Saya telah berkata kepada Al Ridha :
Sesungguhnya seorang laki-laki dari budak-budakmu memerintahkan saya
untuk menanyakan kepadamu akan suatu masalah, maka dia takut dan
malu kepadamu untuk menanyakanmu, ia berkata : apa itu? Ia berkata :
Apakah boleh bagi laki-laki untuk menyetubuhi wanita (istrinya)
di lubang anusnya? Ia menjawab : Ya, hal itu boleh baginya.
[5]
.


[1] Manhaj As Shodiqiin, karangan Mulla Fathullah al Kasyaani, hal : 356.
[2] Man Laa Yahduruhu Al Faqiih, hal : 330.
[3] Al Furuu min Al Kafii, (2/43), dan kitab At Tahdziib (2/188).
[4] Dari perkataan Syeikh Ibnu Jibrin semoga Allah mengangkat darajatnya, adapun dalil dari Sunnah dalam mengharamkan nikah mut'ah adalah hadits Ar Rafi bin Sirah Al Juhani, sesungguhnya bapaknya menceritakan kepadanya bahwa sesungguhnya ia (bapaknya) bersama rasulullah, maka beliau bersabda : wahai Manusia sesungguhnya saya pernah mengizinkan untuk kalian bersenang-senang dengan perempuan (nikah mut'ah), dan sesungguhnya Allah sungguh telah mengharamkan hal itu (nikah mut'ah) sampai hari Kiamat, barangsiapa yagn memiliki seseorang wanita darinya maka hendaklah ia melepaskannya, dan janganlah kalian mengambil sedikitpun dari apa yang telah kalian berikan kepadanya.(H.R. Muslim no : 1406).
[5] Al Istibshoor, (3/243).
[FONT=&quot]

[/FONT]
APA KEYAKINAN ORANG RAFIDHAH TERHADAP NAJAF DAN KARBALA ? DAN APA KEUTAMAAN MENZIARAHINYA MENURUT MEREKA ?-10/13-


Orang syi'ah sungguh telah menjadikan tempat-tempat perkuburan
imam-imam mereka baik imam dakwaan mereka belaka atau hakiki,
sebagai tempat yang haram dan suci (seperti haram Makkah) : maka kota
Kufah adalah haram, Karbala haram, Qum haram. Dan mereka
meriwayatkan dari As Shidiq : Sesungguhnya Allah memiliki haram
yaitu kota Mekkah, dan Rasulullah memilik haram yaitu kota
Madinah, dan Amirul mukminin memiliki haram yaitu kota
Kufah dan kita memiliki haram yaitu Qum.:-O:-O:-O


Karbala menurut mereka lebih afdhol (utama) dari Ka'bah. Hal
ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia berkata
: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan ke Ka'bah; kalaulah tidak karena
tanah Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah tidak
karena orang yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku tidak akan
menciptakanmu, dan tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana engkau
berbangga dengannya, maka tetap dan berdiamlah kamu, dan jadilah
kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan tidak congkak dan
sombong terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah buang dan
lemparkan kamu ke dalam Jahanam. [1]

Dan tercantum juga di dalam kitab Al Mazaar karangan Muhammad An
Nu'man yang diberi gelar dengan syaikh Mufid, di dalam Bab Ucapan saat
berdiri di atas kuburan yaitu orang yang menziarahi kuburan Husain
mengisyaratkan dengan tangan kanannya sambil mengucapkan doa yang
panjang, diantaranya :

Saya datang berziarahmu, untuk mencari keteguhan kaki di
dalam berhijrah kepadamu, dan sungguh saya telah meyakini
bahwasanya Allah Jalla Tsanaauhu, dengan lantaranmu Dia
melapangkan kesulitan, dan dengan lantaranmu Dia
menurunkan Rahmat, dan dengan lantaranmu Dia menahan
bumi yang jatuh bersama penduduknya, dengan lantaramu
Allah mengokohkan gunung-gunung di atas pondasinya, dan
sungguh saya telah menghadap (munajat) kepada Rabbku,
bahwa dengan lantaranmu wahai tuanku untuk
menyelesaikan hajat kebutuhan dan keampunan dosa-dosaku.


Dan tercantum dalam kitab Al Mazaar tentang keutamaan kota Kufah, dari
Ja'far Al Shodiiq ia berkata : Tempat yang paling mulia (utama) setelah
haram Allah dan haram rasul-Nya adalah kota Kufah, karena kota Kufah Suci
bersih, di sana terdapat kuburan para nabi dan rasul dan ahli wasiat yang
jujur, dan di sana terlihat keadilan Allah, dan di sana datang Qaimah
(penegak) dan penegak-penegak setelahnya, Kota Kufah itu tempat
turunnya para nabi dan ahli wasiat serta orang-orang yang sholeh
[2].

Lihatlah wahai pembaca yang budiman, bagaimana mereka
itu jatuh dalam kesyirikan, karena mereka meminta kepada
selain Allah dalam menyelesaikan dan memenuhi hajat
kebutuhan, meminta dan memohon pengampunan dosa-dosa
kepada manusia, bagaimana mungkin hal itu terjadi
, sedangkan
Allah telah berfirman :


Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah.


Kita berlindung dengan Allah dari perbuatan syirik.


[1] Kitab Al Bihaar : (10/107)
[2] Kitab Al Mazaar, karangan Muhammad An Nu'man yang diberi gelar dengan syeikh Mufid, hal : 99.

[FONT=&quot]


[/FONT]
 
Lanjutan

[FONT=&quot]Kloter terakhir
[/FONT]
APA SEGI PERBEDAAN ANTARA SYI'AH RAFIDHAH DENGAN AHLIS SUNNAH ?-11/13-


Berkata : Nizhomuddin Muhammad Al-Azhomi di dalam mukaddimah buku
Syiah dan Nikah Mut'ah : Sesungguhnya perbedaan antara kita dengan
mereka bukanlah terfokus di perbedaan cabang-cabang fikih, seperti
masalah nikah mut'ah saja, sama sekali tidak, sesungguhnya
perbedaan itu pada dasarnya adalah perbedaan dalam
masalah pokok-pokok prinsip
, ya.. perbedaan dalam aqidah terpokus
di beberapa point di bawah ini :

[1]. Rafidhah mengatakan sesungguhnya Al Quran diubah

(diselewengkan) dan kurang.

Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan : Sesungguhnya Al Quran adalah
kalamullah lengkap tanpa ada kekurangan, tidak pernah dan tidak akan
dihinggapi oleh penukarbalikan, mengurangan dan perubahan sampai Allah
mewariskan bumi ini dan orang-orang yang ada di atasnya (hari Kiamat)
,
sebagaimana Allah berfirman :

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.


[2]. Rafidhah mengatakan sesungguhnya para sahabat

Rasulullah terkecuali beberapa orang, telah murtad setelah

Rasulullah wafat, dan mereka berbalik 180 derajat, dan mereka

mengkhianati amanah dan agama, terutama tiga orang khalifah ;

As Shidiq (Abu Bakr), Al Faruq (Umar) dan Dzu Nurain (Utsman),

oleh karena itu mereka yang bertiga ini menurut mereka

(Rafidhah) adalah termasuk orang yang paling bersangatan

kekufuran, kesesatan dan kesalahannya.


Sedangkan kita (Ahlis-Sunnah) mengatakan sesungguhnya para sahabat
Rasulullah adalah sebaik-baik manusia setelah para nabi, dan sesungguhnya
mereka itu adalah adil (istiqomah) seluruhnya, tidak pernah sengaja berdusta
atas nabi mereka, mereka orang-orang yang terpercaya dalam menukilkan
berita.


[3]. Rafidhah mengatakan sesungguhnya para imam adalah
imam-imam Rafidhah yang dua belas yang ma'shum
(terjaga dari dosa), mereka mengetahui hal ghaib, dan
mengetahui seluruh ilmu yang dikeluarkan (diajarkan) kepada
para malaikat, para nabi dan para rasul, dan sesungguhnya
mereka mengetahui ilmu yang terdahulu dan sekarang, dan
tidak ada yang tersembunyi bagi mereka sesuatu apapun, dan
sesungguhnya mereka mengetahui seluruh bahasa alam
semesta
, dan sesungguhnya seluruh bumi ini adalah milik
mereka.


Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan, sesungguhnya mereka itu adalah
manusia biasa seperti manusia-manusia lainnya, tiada perbedaan antara
mereka, di antara imam-imam itu adalah ahli fikih, ulama dan khalifah, dan
kita tidak menisbahkan kepada mereka apa yang tidak pernah mereka
katakan terhadap diri mereka sendiri, bahkan kita berlepas diri darinya dan
mereka pun (para imam) berlepas diri dari hal itu.
[1]


APA KEYAKINAN ORANG RAFIDHAH PADA HARI ASY-SYURA (10 MUHARRAM) DAN APA KEUTAMAANNYA MENURUT MEREKA ?
Sesungguhnya Rafidhah mengadakan perayaan dan perkumpulan dan
ratapan tangis, mereka melakukan demonstrasi di jalan-jalan dan di
lapangan-lapangan umum. Mereka memakai pakaian hitam tanda
duka cita dalam memperingati mati syahidnya Husain dengan
mengonsentrasikan pada sepuluh hari pertama dari bulan
Muharram di setiap tahun, dengan keyakinan sesungguhnya
perbuatan itu termasuk dari sebaik-baik untuk mendekatkan
diri kepada Allah.


Maka mereka memukul-mukul pipi mereka dengan tangan mereka sendiri,
memukul-mukul dada dan punggung mereka. Mereka merobek-robek baju
sambil menangis dan berteriak-teriak dengan menyeru : wahai Husain, wahai
Husain. Terlebih-lebih pada hari ke sepuluh setiap bulan Muharram, bahkan
mereka memukul diri mereka sendiri dengan rantai besi dan
pedang
, seperti yang terjadi di negeri-negeri yang dihuni oleh Rafidhah
seperti Iran.

Dan para ulama mereka mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang
bodoh ini di mana hal itu menjadi bahan tertawaan semua umat. Sungguh
salah seorang dari pembesar mereka yaitu Muhammad Hasan Alu Kasyif al
Ghatha, telah ditanya tentang apa yang dilakukan oleh pengikut
golongannya seperti menukul dan menampar wajah.. dst, ia berkata :
Sesungguhnya ini termasuk dari mengagungkan syiar-syiar Allah : [2]

Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.



[1] Mukaddimah kitab As- Syi'ah wal Mut'ah, oleh Nizhomuddin Muhammad Al-Azhomi, Hal : 6.
[2] Perbuatan yang bodoh dan lucu ini dilakukan mereka setiap tahun. Dan ketahuilah sesungguhnya Nabi telah melarang di dalam hadits yang shahih yang dikeluarkan oleh Muslim dengan no : 103, melarang menampar wajah (pipi) dan merobek baju.. akan tetapi orang Rafidhah -semoga Allah mempermalukan mereka- membuang hadits ini jauh-jauh, karena mereka ini adalah firqah (golongan) yang paling pendusta terhadap Rasulullah.
APAKAH KEYAKINAN ORANG RAFIDHAH TENTANG BAI'AT-12/13-


Orang Rafidhah menganggap setiap pemerintahan selain
pemerintahan Itsna Asyara (syi'ah Itsna asyarah / Imammiyah /
Rafidhah ) adalah pemerintahan yang batil (tidak sah)
.
Diriwayatkan di dalam kitab Al Kaafii dengan syarahan (uraian) Al
Mazandaraani dan di dalam kitab Al Ghaibah oleh An Nu'mani, dari Abi
Ja'far, ia berkata : Setiap bendera yang diangkat (dikibarkan) sebelum
bendera Al Qaaim -Mahdinya orang Rafidhah- maka pemiliknya adalah
thoghut. [1]

Dan tidak boleh menta'ati seorang hakim yang bukan dari
Allah, kecuali dengan cara taqiyah (kemunafikan)
, penguasa
yang absolut dan zholim tidaklah pantas untuk menjadi pemimpin, dan
setiap pemimpin yang bersifat yang serupa dengan itu. Seluruhnya gelar itu
mereka memberikan nama itu kepada penguasa kaum muslimin yang bukan
dari imam-imam mereka, orang paling utama dari mereka itu adalah
khulafaurasyidin -semoga Allah meridhoi mereka- yaitu : Abu Bakar, Umar dan
Utsman.

Tokoh Rafidhah Al Majlisi, dimana ia merupakan salah seorang dari
orang-orang yang sesat dari mereka, pengarang kitab Bihaarul Anwar,
berkata tentang tiga orang khalifah rasyidin : Sesungguhnya mereka tiada
lain kecuali perampas yang zholim, murtad dari agama, semoga laknat
Allah atas mereka dan terhadap orang-orang yang mengikuti mereka di
dalam menzholimi ahlu bait dari pertama sampai terakhir.
[2].
Inilah yang
dikatakan oleh imam mereka Al Majlisi yang kitabnya dikatagorikan ke
dalam referensi mereka (rujukan) yang pokok dan terpenting dalam hadits
mengenai umat yang paling mulia setelah para rasul dan nabi.

Berdasarkan kepada keyakinan mereka terhadap khalifah kaum muslimin,
maka mereka menganggap setiap orang yang bekerjasama dengan mereka
adalah thoghut dan zholim. Al Kulaini meriwayatkan dengan sanadnya dari
Umar bin Hanzholah, ia berkata : Saya telah bertanya kepada Abu Abdillah
tentang dua orang dari golongan kita, di antara mereka berdua terjadi
perselisihan dalam masalah agama atau harta warisan, lalu mereka berdua
berhukum (minta diselesaikan secara hukum) kepada penguasa dan kepada
hakim, apakah hal itu halal? Ia berkata : barangsiapa berhukum (meminta
diselesaikan secara hukum) kepada mereka, dengan kebenaran atau
kebatilan, maka sesungguhnya mereka berhukum kepada thoghut, dan apa
yang telah diputuskan untuknya sesungguhnya yang ia ambil adalah harta
haram, walaupun sebenarnya itu haknya, karena ia telah mengambilnya
dengan hukum thoghut. [3]

Berkata Khumaini yang celaka -semoga Allah menghukumnya dengan
hukum sepantas dan setimpal- dalam mengomentari pembicaraan mereka
ini : Imam itu sendiri dilarang untuk merujuk kepada penguasa-
penguasa dan hakim-hakim mereka, dan merujuk kepada
mereka dikatagorikan merujuk kepada thoghut.
[4]


APAKAH HUKUM USAHA MENDEKATKAN ANTARA AHLUS SUNNAH YANG BERTAUHID DENGAN RAFIDHAH YANG MUSYRIK ?
Saudaraku pembaca yang budiman, saya cukupkan saja dalam masalah ini,
dengan mencantumkan tulisan dari tulisan-tulisan DR. Nashir Al-Qafari di
dalam kitabnya : Masalah At Taqriib, yaitu tulisan yang ke tujuh, dimana
beliau berkata -semoga Allah menjaganya :

Bagaimana mungkin mendekatkan antara orang yang mencaci kitab Allah
dan menafsirkannya tidak sesuai dengan tafsirannya, dan mendakwakan
turunnya kitab-kitab ilahi (wahyu) kepada imam-imamnya setelah Al Quranul
Karim?, dan ia memandang keimaman itu adalah kenabian, para imam
baginya seperti para nabi dan bahkan lebih mulia, dan ia menafsirkan
mengibadati Allah semata yang mana itu adalah inti dari misi (ajaran) para
rasul seluruhnya tidak sesuai dengan maknanya yang hakiki, dan
mendakwakan bahwa sesungguhnya ibadah itu adalah ta'at kepada para
imam. dan sesungguhnya syirik kepada Allah adalah mentaati selain mereka
(para imam) bersama mereka, ia mengkafirkan orang-orang yang terbaik
dari para sahabat rasulullah, dan mengklaim seluruh para sahabat dengan
murtad, kecuali tiga atau empat atau tujuh sesuai dengan perbedaan
riwayat mereka. Dan orang ini (orang Syiah) tampil berbeda dengan
keganjilan dari jamaah kaum muslimin dengan masalah-masalah akidah
dan keyakinan di dalam keimaman, kemaksuman (terjaga dari dosa),
taqiyah (kemunafikan), dan mengatakan raj'ah (imam kembali ke dunia), Al
qhaibah (menghilangnya As Kaari) dan Al Bada [5].[6]

[1] Kitab Al Kaafii dengan syarahan (uraian) Al Mazandaraani, dan lihat kitab Al Bihaar (25/113).
[2] Kitab Al Bihaar oleh Al Majlisi (4/385).
[3] Kitab Al Kaafii oleh Al Kulaini (1/67), kitab At Tahdziib (6/301) dan kitab Man Laa Yahsuruhu Al Faqiih : (3/5).
[4] Al Hukumaatul Islamiyah, hal : 74.
[5] Defenisi ini lihat kembali edisi-edisi yang telah berlalu, diantaranya edisi : 2, 6 dan 7.
[6] Masalah At Taqriib DR. Nashir Al-Qafari (2/302)

APAKAH PERKATAAN PARA IMAM TERDAHULU DAN BELAKANGAN TENTANG RAFIDHAH (SYI'AH) ?-13/13-


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah berkata : Dan sungguh telah sepakat
ahli ilmu dalam bidang naqal, riwayat dan sanad,
bahwasanya Rafidhah adalah yang paling pendusta dari
kalangan kelompok-kelompok (yang sesat)
,
berbohong terdapat
dalam diri mereka sudah sejak lama, oleh karena inilah para imam-imam
Islam mentitelkan keistimewaan mereka dengan sering (banyak) berdusta.

Asyhab bin Abdul Aziz telah berkata : Imam Malik telah ditanya tentang
Rafidhah, maka beliau menjawab : Janganlah kamu berbicara dengan
mereka, dan janganlah mengambil riwayat dari mereka, sesungguhnya
mereka itu orang-orang yang berdusta (pembohong).


Dan berkata Imam Malik : orang yang mencaci maki para sahabat
Rasulullah, maka ia tidak berhak mendapatkan nama, atau tempat di
dalam Islam.


Berkata Ibnu Katsir di dalam firman Allah.


Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka: kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud.Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mu'min)
.


Dari ayat ini, maka Imam Malik menyimpulkan di dalam satu riwayat darinya,
dengan mengkafirkan orang-orang rafidhah dimana mereka membenci
para sahabat, beliau berkata : Karena para sahabat menjengkelkan hati
mereka (orang-orang rafidhah), barangsiapa yang dijengkeli oleh para
sahabat maka ia adalah kafir oleh ayat ini.


Al Qarthubi telah berkata : Sungguh Imam Malik telah berbuat baik dalam
ucapannya dan ia telah benar dalam menafsirkannya, maka barangsiapa
mencela seorang saja dari mereka atau mencela riwayatnya maka ia
sungguh telah membantah Allah Rabb semesta alam, dan telah
menggugurkan syari'at-syari'at kaum muslimin. [1]

Abu Hatim telah berkata : Telah menceritakan kepada kami Harmalah, ia
berkata : Saya telah mendengar Imam Syafi'i berkata : Saya belum pernah
melihat seseorang yang lebih mudah bersaksi dengan kepalsuan daripada
Rafidhah.


Muammil bin Ahab telah berkata : Saya telah mendengar Yazid bin Harun
berkata : Ditulis (riwayat hadits) dari setiap pelaku bid'ah bila tidak
mengajak ke bid'ahnya, kecuali Rafidhah, sesungguhnya mereka itu
pendusta
.

Dan Muhammad bin Sa'ad Al Ashbahaani telah berkata : Saya telah
mendengar syaikh Syuraik berkata : Ambillah ilmu itu dari setiap orang yang
kamu jumpai kecuali Rafidhah, sesungguhnya mereka membuat-buat
(memalsukan) hadits,
dan mereka menjadikan hal itu sebagai agama.
Syuraik ini adalah Syuraik bin Abdullah Qodhi (hakim) kota Kufah.


Mu'awiyah telah berkata : Saya telah mendengan Al-Amasy berkata : Saya
menjumpai sekelompok manusia, dan mereka tidaklah menyebutkan
tentang mereka (rafidhah) kecuali (digolongkan kepada) orang-orang
sangat pembohong, maksudnya (mereka pembohong itu) adalah pengikut
Al-Mughirah bin Sa'id yang bermadzhab rafidhah lagi pendusta, seperti yang
disifati oleh imam Adz Dzahabi. [2]

Syaikhul Islam telah berkata dalam mengomentari apa yang dikatakan oleh
para imam salaf : Dan adapun Rafidhah asal usul bid'ah mereka diambil
dari Zindiq dan kufur serta unsur kesengajaan, kebohongan banyak sekali di
tengah-tengah mereka, dan mereka mengakui hal itu
, dengan mengatakan
: Agama kita adalah Taqiyah, yaitu salah seorang dari mereka
mengucapkan dengan lidahnya berbeda dengan apa yang ada di hatinya.
Dan inilah hakikat kebohongan dan kemunafikan, maka mereka dalam hal
itu sebagaimana pepadah : Ia telah melemparku dengan penyakitnya lalu ia
lari. [3]

Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hambal : Saya telah bertanya kepada
bapakku tentang Rafidhah, maka ia mengatakan : Yaitu orang-orang yang
mencaci maki atau mencela Abu Bakar dan Umar. Dan Imam Ahmad
ditanya tentang Abu Bakar dan Umar, maka ia menjawab : Doa'kanlah
mereka berdua agar diberi rahmat, dan berlepas dirilah dari orang yang
membenci mereka berdua.
[4]

Al Khallal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : Saya telah
bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) tentang orang yang mencaci
maki Abu Bakr dan Umar serta Aisyah, maka ia berkata : Saya tidak
memandangnya di dalam Islam (artinya orang yang mencaci itu
telah keluar dari Islam-pent).
[5]

Al Khallal meriwayatkan, ia berkata : Saya telah diberi tahu oleh Harb bin
Ismail Al Karmaani, ia berkata : Telah bercerita kapada kami Musa bin Harun
bin Ziad, ia berkata : saya telah mendengar Al Firyaabi sedangkan
seorang laki-laki bertanya kepadanya tentang orang yang
mencaci maki Abu Bakar, ia berkata : Kafir
. Lalu ia berkata lagi,
apakah disolatkan? Ia berkata : Tidak.


Ibnu Hazam telah berkata : tentang Rafidhah tatkala ia berdebat dengan
orang Kristen, dan orang-orang memberikan kepadanya kitab-kitab Rafidhah
untuk bantahan terhadapnya (Ibnu Hazam dan berkata) : sesungguhnya
Rafidhah bukanlah kaum muslimin, dan perkataan mereka
bukanlah argumen terhadap agama, akan tetapi Rafidhah itu
hanyalah suatu golongan
, mula terjadinya kira-kira duapuluh lima
tahun setelah Nabi Wafat, dan permulaannya adalah merespon pangilan
orang yang hampir masuk islam dari orang-orang yang dihina Allah.
Rafidhah itu adalah kelompok yang berjalan atas jalan ajaran Yahudi dan
Nasrani dalam kebohongan dan kekufuran.[6]

Abu Zur'ah Ar Raazi berkata : Bila kamu melihat seseorang yang mencaci
salah seorang dari para sahabat Rasulullah, maka ketahuilah sesungguhnya
dia itu Zindiq.


Lajnah Daimah Lil Ifta (Lembaga Tetap untuk Fatwa) di Kerajaan Saudi
Arabia pernah ditanya dengan satu pertanyaan, dalam pertanyaan itu
penanya mengatakan bahwa ia dan sekelompok teman bersamanya berada
di perbatasan utara berdekatan dengan cek point negara Iraq. Di sana ada
sekelompok penduduk yang bermadzhab Al Ja'fariyah, dan di antara mereka
(kelompok penanya) ada orang yang enggan untuk memakan sembelihan
penduduk itu, dan di antara mereka ada yang makan, maka kami bertanya :
Apakah halal bagi kami untuk memakan sembelihan mereka, ketahuilah
sesungguhnya mereka berdoa minta tolong kepada Ali, Hasan dan Husain
serta seluruh pemimpin-pemimpin mereka di dalam keadaan sulit dan
keadaan lapang ? Lalu Lajnah (lembaga) yang diketuai oleh Syeikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz dan (anggota-anggotanya); Syeikh Abdul Razaq
Afifi, Syeikh Abdullah bin Ghudayan, dan Syeikh Abdullah bin Qu'uud,
semoga Allah memberi pahala kepada mereka semua.

Jawaban : Segala puji bagi Allah semata, dan shalawat dan salam semoga
dianugerahkan kepada rasul-Nya dan keluarga beliau serta sahabat-
sahabatnya, dan adapun selanjutnya :

Jika permasalahannya seperti yang disebutkan oleh penanya, bahwa
sesungguhnya jamaah (kelompok) yang memiliki ajaran Ja'fariyah, mereka
berdo'a dan meminta tolong kepada Ali, Hasan dan Husain serta pemimpin-
pemimpin mereka, maka mereka itu adalah orang-orang
musyrik murtad, keluar dari agama Islam,
semoga Allah
melindungi kita dari itu, tidaklah halal memakan sembelihan mereka, karena
sembelihan itu adalah bangkai, walaupun mereka menyebut nama Allah saat
menyembelihnya. [7]
Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin ditanya, soal itu berbunyi : wahai
syeikh yang mulia, di negeri kami terdapat seorang rafidhah (bermadzhab
syi'ah rafidhah) bekerja sebagai tukang sembelih, maka ahlusunnah datang
kepadanya untuk menyembelih sembelihan mereka, dan begitu juga
sebagian rumah makan, bekerja sama dengan orang rafidhah ini, dan
dengan rafidhah lainnya yang berprofesi sama, apakah hukumnya
bertransaksi atau berkoneksi dengan orang rafidhah ini dan semisalnya?
Apakah hukum sembelihannya, apakah sembelihannya halal atau haram,
berikanlah kepada kami fatwa, semoga syeikh diberi pahala oleh Allah.

Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh wa ba'du:

Tidaklah halal sembelihan orang rafidhah, dan juga memakan
sembelihannya,
sesungguhnya orang rafidhah pada umumnya adalah
orang-orang musyrik, dimana mereka selalu menyeru Ali bin Abi Thalib di
waktu sempit dan lapang, sampai di Arafah dan saat tawaf dan sa'i, mereka
juga menyeru anak-anak beliau dan imam-imam mereka seperti yang sering
kita dengar dari mereka, perbuatan ini adalah syirik akbar dan keluar dari
agama Islam yang berhak dihukum mati atasnya.

Sebagaimana mereka sangat berlebih-lebihan dalam menyifati Ali, mereka
menyifati beliau dengan sifat-sifat yang tidak layak kecuali hanya untuk Allah,
sebagaimana kita mendengarnya dari mereka di Arafah, dan mereka
disebabkan perbuatan itu telah murtad, yang mana mereka telah
menjadikannya sebagai Rabb, Sang Pencipta, dan Yang mengatur Alam,
Yang mengetahui ghaib, yang menguasai kemudaratan dan manfaat, dan
semisal itu.

Dan sebagaimana mereka mencela Al Quran, mereka mendakwakan
bawah para sahabat telah merubah, menghilangkan dari Al Quran
ayat-ayat yang banyak berhubungan dengan Ahlu Bait dan musuh-musuh
mereka, lalu mereka tidak berpedoman kepada Al Quran dan mereka tidak
memandangnnya sebagai dalil dan argumen.

Sebagaimana mereka mencela pemuka-pemuka sahabat, seperti tiga orang
khalifah rasyidin, dan selain mereka dari orang yang diberi kabar gembira
jaminan masuk surga, para umul mukminin (istri-istri rasulullah), para sahabat
yang terkenal, seperti Anas, Jabir, Abu Hurairah dan semisalnya, maka
mereka tidak menerima hadits-hadits para sahabat tersebut, karena mereka
itu orang kafir menurut dakwaan mereka, mereka tidak mengamalkan
hadits-hadits di Bukhari Muslim kecuali yang berasal dari Ahlu Bait. Mereka
bergantung dengan hadits-hadits palsu atau hadits-hadits yang di dalamnya
tidak ada bukti atas apa yang mereka katakan.

Akan tetapi walaupun demikian, mereka itu adalah bersikap munafik, maka
mereka mengucapkan dengan lidah mereka apa yang tidak ada pada hati
mereka (yang tidak mereka yakini), mereka menyembunyikan di diri mereka
apa yang tidak mereka tampakkan kepadamu, mereka berkata :
barangsiapa tidak bersikap taqiyah (nifaq) maka tidak ada agama
baginya.
Maka dakwaan mereka itu tidak bisa diterima dalam ukhwah
persaudaraan, dan dakwaan mereka akan cinta syariat dan seterusnya.
Sikap nifaq adalah merupakan akidah bagi mereka.
Semoga
Allah menjaga (kita) dari kejelekan mereka, semoga Allah
menganugerahkan shalawat dan salam kepada Muhammad, dan keluarga
beliau serta para sahabatnya. [8]
[1] Ushul Madzhab As Syi'ah Al Imamiyah Al Itsna Asyara, oleh Dr. Nashir Al- Qafaari, (3/1250).
[2] Minhaajus Sunnah, oleh Syeikhul Islam Ibnu Timiyah, (1/59-60).
[3] Minhaajus Sunnah, oleh Syeikhul Islam Ibnu Timiyah, (1/68).
[4] Al Masail dan Al Rasail Al Mawiyah An Imam Ahmad bin Hambal, oleh Abdul Ilah bin Sulaiman Al Ahmadi, (2/357).
[5] As Sunnah oleh Khalal (3/493). Ini merupakan pernyataan yang jelas dari imam Ahmad dalam menghukum kafir orang Rafidhah.
[6] Al Fashlu Fi Al Milal wa An Nihal, oleh Ibnu Hazam (2/78).
[7] Fatwa Lajnah Daimah Lil Iftak, (2/264).
[8] Fatwa ini keluar dari syeikh setelah dilontarkan kepada beliau suatu soal yang berhubungan dengan sikap bergaul sama orang rafidhah pada tahun 1414 H, dan penyusun ingin menerangkan sekitar apa yang terdengar bahwa syeikh Abdullah Al-Jibrin -semoga Allah melindunginya- beliau seorang yang mengkafirkan orang-orang Rafidhah, yang benarnya adalah bahwa para imam dari terdahulu sampai belakangan ini mengkafirkan kelompok ini, hal itu disebabkan karena hujjah telah ditegakkan kepada mereka, dan hilangnya uzur kebodohan dari mereka. (Insya Allah penerjemah akan membuat edisi khusus tentang perkataan ulama salaf terhadap rafidhah).

[Disalin dari kitab Diantara Aqidah Syi'ah, Disusun oleh Abdullah bin Muhammad As Salafi, Diterjemahkan oleh Abu Abdillah Muhammad Elvi Syam, Lc.]
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga.>:D<
Semoga kaum muslimin dapat mengambil ibroh/pelajaran dari sesatnya
Rafidhah:x

Aliran sesat lainnya menyusul (insyaallah)
 
Gak bosen bang? yang dibahas dari dulu tentang syiah yang itu-itu saja.......
 
------------ EDITED -----------

@TS nice bro, memang. Sekarang ini banyak Islam dgn segala aliran, tapi..... jangan saling memusuhi.....

justru kita ingatkan terutama untk yang masih hijau.....
sesungguhnya Islam itu hanya 1 yaitu Islam ajarannya Rasulullah SAW /no1

jika mereka gak mau ya..... itu urusan mereka, mereka yg memilih nasib, hanya pintu hidayah yg dpt membukakan hati mereka /no1
 
dan siapakah itu
seharusnya ada lebih tau dong, karena sebelum memfatwakan syi'ah itu sesat, anda pasti udah mempelajari dahulu secara mendalam tentang syi'ah, bukan hanya denger doang......... ;))
 
seharusnya ada lebih tau dong, karena sebelum memfatwakan syi'ah itu sesat, anda pasti udah mempelajari dahulu secara mendalam tentang syi'ah, bukan hanya denger doang......... ;))
:D:D:D:D
bahkan syi'ah pun terpecah belah, ada yang sampai mengatakan 300 aliran syi'ah.

dan saya bertanya kepada anda manakah aliran syiah yang tidak sesat dan mana dalilnya :>
 
sunni aja terpecah jadi 73 golongan, dan saya yakin
pasti hanya salafi yang paling bener ;))........ (menurut anda pastinya) ;))

kl boleh tau, sumbernya dari mana bahwa syi'ah terpecah jadi 300 aliran? biar saya bisa belajar dari anda.....
 
sunni aja terpecah jadi 73 golongan, dan saya yakin
pasti hanya salafi yang paling bener ;))........ (menurut anda pastinya) ;))

kl boleh tau, sumbernya dari mana bahwa syi'ah terpecah jadi 300 aliran? biar saya bisa belajar dari anda.....
:D:D:D
o0o kamu ketahuan...
Tidak membaca dari awal... :))
 
males banged baca dari awal
yang di bahasnya juga yang itu2 aja ;))

tentang sahabat lagi sahabat lagi
tentang mut'ah lagi-mut'ah lagi
tentang qur'an yang beda juga ;))
tentang raj'ah lagi..

bosen bang, orang syiah udah dari dulu membantah itu semua....
eh abang masih saja ngebahas yang itu2 juga, bosen ah ;))
 
males banged baca dari awal
yang di bahasnya juga yang itu2 aja ;))

tentang sahabat lagi sahabat lagi
tentang mut'ah lagi-mut'ah lagi
tentang qur'an yang beda juga ;))
tentang raj'ah lagi..

bosen bang, orang syiah udah dari dulu membantah itu semua....
eh abang masih saja ngebahas yang itu2 juga, bosen ah ;))
:D:D:D
kalau begitu, kenapa tidak segera dibantah:>
 
baca aja di sini
udah pernah di bahas kok di IF juga...........

jadi keknya telat nih bikin threadnya ;))
:D:D:D
berhubung thread itu (dan kurang lengkap) sudah tenggelam,
silakan copas bantahan di thread itu dengan menyertakan
sebagian post saya yang anda bantah,

ok...:>...ditunggu...
 
berhubung thread itu (dan kurang lengkap) sudah tenggelam,
silakan copas bantahan di thread itu dengan menyertakan
sebagian post saya yang anda bantah,
ok......ditunggu...
males banged :P
 
katanya mau membela SYI'AH
emang saya pernah nulis gitu di thread ini? ;))

mo dibela kek gmnpun, kl yang dihadapi orang seperti anda, semuanya percuma, pastinya tetep aja balik ke status sesat...... :P
jangankan syi'ah, yang sunni aja disesatkan ;))
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.