• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal]Tanya - Jawab

ya, thx atas penjelasannya. hanya saja saya masih belum mengerti analogi yg kamu bikin itu. mungkin lain kali kamu bisa memberi analogi yg lebih masuk akal. :D:D:D:D:D:D:D:D>:D<:)

ck-ck-ck....berarti anda mau bilang kalau ajaran buddha gotama tidak masuk akal dan ajaran anda masuk akal? terserah de :D

mungkin yg masuk akal bagi anda adalah dimana pertemuan huineng dan sesepuh anda pai dan ma..padahal selisih nya 200-300 tahun :D
atau yg bagian bakar kertas dan booking kursi di surga? :)
 
tolong post istilah ' Hati ' dari kata2 sang Gautama. dalam konteks apa Gautama mengatakan istilah Hati ini. Please...

Kata HATI ini ada dalam kitab TA SIE ... yg original perkataan Khonghucu, jd saya belum tau tuh Gautama ada mengatakan istilah Hati dalam pembabaran Dharma nya. thx

Hati==> Nama & Rupa ===> Panca Khanda

Bisa dilihat Anattalakkhana Sutta; Samyutta Nikaya 22.59 {S 3.66} dan banyak sutta yang sudah diposting di forum ini, masalahnya anda membaca atau tidak, biasanya kalau sutta terlalu panjang jadi orang malas membacanya. Selanjutnya seperti yang sudah dijelaskan avuso Marcedes.


Citta (pikiran atau mind) mencakup semua aktivitas berpikir dan perasaan. Pikiran adalah batin; salah satu dari salayatana (enam landasan indera).

Sucikan Hati atau Pikiran ?


Entah sejak kapan dan bagaimana awal ceritanya sampai kosa kata HATI menjadi kata yang sedemikian sering dipergunakan dalam berkomunikasi. Kosa kata tersebut dipakai dalam frase yg menjadi baku dan dipahami secara umum. Bahkan sering dipakai dalam mengungkapkan "bahasa cinta" dan tidak jarang dipakai juga untuk mengungkapkan suatu pesan yang mengandung "misteri" dan berbau "mistis". Terkadang saya menjadi terheran-heran karena kurang mengerti apa hubungannya kosa kata HATI dengan pesan yg ingin disampaikan.

Mengapa kita mengungkapkannya melalui kata ini ?. Mungkin ada teman yang nanti bisa berbagi pengetahuannya sehingga menambah wawasan dan pemahaman saya.

Hati, sebagaimana yang kita semua tahu adalah organ tubuh yg letaknya kira-kira dibawah iga sebelah kanan yang salah satu fungsinya adalah untuk menawarkan racun. Hati tidak memiliki mulut untuk berbicara, namun kita sering bilang : "Ikutilah kata HATI mu". Hati juga tidak memiliki mata, tetapi kita mengatakan "Lihatlah dengan mata HATI mu jangan dengan mata dagingmu". Manusia setau saya hanya memiliki satu hati selama hidupnya, namun sering kita menganggap ada hati lainnya yg disebut HATI kecil ataupun Hati nurani. Dan terkadang kita menyebut seseorang tidak punya HATI kepada orang yang dianggap jahat.

AA Gym pernah membuat sebuah lagu yg berjudul : "Jagalah HATI". Lagu yang saya senangi dan sering saya nyanyikan juga. Syairnya kira-kira berbunyi : "Jagalah hati, jangan kau nodai, Jagalah hati, lentera hidup ini / cahaya illahi". Dalam syair ini, kosa kata HATI mengandung pesan spiritual. Apabila HATI tidak dijaga, maka kita akan menjadi salah arah karena kurangnya cahaya penerang jalan. Tentu caranya bukan seperti yang dilakukan oleh teman kantor saya yang menjaga hatinya dengan Sari Temulawak. Kalau itu juga yang anda lakukan utk memahami syair lagu tadi, maka anda akan jadi "tersesat".

Kosa kata HATI juga amat sering dipakai dalam dunia percintaan antara pria dengan wanita. Seperti pengalaman teman-teman yg sedang jatuh cinta, mereka merasa tiba-tiba berubah menjadi penyair. Mereka sering mengungkapkan kata hati dengan puisi-puisi indah yang tidak pernah terlintas dalam pikiran apalagi pernah mempelajarinya sebelum mereka jatuh cinta.

Saat bercerita, teman saya mengatakan bahwa kisah cintanya berawal dari : "Dari mata turun ke HATI". Padahal dia bisa memeriksa sendiri bahwa tidak ada saluran yg menghubungkan mata dengan hati nya. Yang dia maksud tentu adalah perasaan cinta yang timbul karena pandangan mata. Begitulah kalau sedang jatuh HATI katanya. Lagi-lagi maksudnya bukanlah hatinya benar-benar jatuh ke lantai. Karena kalau demikian yg terjadi, maka dia tentu bukan orang lagi, tetapi mungkin disebut mantan orang alias mayat.

Kemudian, apabila cerita cinta kita menghadapi masalah, lalu kita berkata kepada orang lain bahwa kita sedang "Sakit HATI". Bukan sakit liver atau hepatitis, tetapi mungkin karena suka dengan lagu Betharia Sonata, maka kita ikut-ikut mengatakan "HATI Yang Luka". Ada lagi yg memutuskan cintanya dan berkata bahwa pacarnya "Dikasih HATI Minta Kacang".

Masih banyak sekali contoh penggunaan dan konteks kosa kata hati, tetapi saya bukanlah ahli bahasa ataupun seorang dokter yang ahli mengenai HATI dan fungsinya. Saya hanya ingin meyakinkan kembali bahwa kosa kata hati sering kita pakai adalah frase atau ungkapan saja. Bukan arti harafiah, bukan seperti yang tersurat / tertulis. Oleh karenanya, adalah keliru sekali apabila mengartikannya sebagai fakta atau memahaminya dalam arti tersurat.

HATI pada kenyataannya tidak bisa berbicara, tidak mampu melihat apalagi berpikir. Hati tidak pernah berpengaruh terhadap pola tingkah laku kita. Dan hati tidak berfungsi sebagai media penghubung atau alat komunikasi antara manusia dengan subjek lainnya, baik yang tingkatnya sejajar ataupun lebih tinggi dari kita. Ini juga berarti bahwa HATI tidak dapat disucikan.

Sesungguhnya yang kita maksud adalah PIKIRAN, bukan HATI. Hanya PIKIRAN lah yang mampu mengelompokan mana yang disukai dan mana yang tidak disukai, bukan HATI. Hanya pikiran lah yg menjadi pelopor perbuatan yang baik dan yang tidak baik. Oleh karena itu juga, dalam konteks pembentukan sikap, akhlak, moralitas, karakter hanya pikiran lah yang dapat dilatih dan dijaga.

Pikiran jugalah yang dapat mengerti dan menyadari apa yg dilihat. Semua kata-kata jahat atau baik, kalimat pembicaraan, dsb hanya bisa terlintas dalam PIKIRAN, bukan dalam HATI. Bermula dari pikiranlah semua perbuatan terlaksana. Pikiranlah yang menjadi pemimpin dari semua perbuatan. Dan kalau seseorang ingin mensucikan diri, maka bukan indra-indra (mata, mulut, telinga, hidung, kulit) ataupun hati, melainkan indra pikirannya lah satu-satunya yang dapat disucikan.

Saya tidak sedang membahas topik kelirumologi ala Jaya Suprana, tetapi seandainya anda setuju bahwa pemahaman saya benar, mungkin kita harus mulai membiasakan diri menggunakan pemahaman yg benar. Kalau dalam urusan puisi-puisi cinta atau komunikasi umum, jenis ungkapan seperti ini sangat diperlukan agar terkesan indah. Tapi kalau dalam pembahasan filsafat atau komunikasi dalam dunia science dan ilmiah, kalau tidak hati-hati maka sangat mungkin terjadi distorsi dan kesalahpahaman pada pihak yg mendengar.

Lebih tepat kiranya apabila kita mengatakan "Sucikan Pikiran" daripada "Sucikan Hati", "Jagalah Pikiran" daripada "Jagalah Hati". Karena apabila pada saat seseorang yang kritis bertekad utk mensucikan hati, mungkin dia akan bingung untuk mempraktekannya. Hati yang mana dan bagaimana yang dimaksud ?

Bagaimana pemahaman anda ? Mungkin saya kurang HATI-HATI menuliskan artikel ini. Apakah anda punya masukan yang lebih tepat agar kita bisa membahasnya "Dari Hati ke Hati" ? .

Salam Hangat dari "Lubuk Hati Yang Terdalam"


Wi Tjong
 
ck-ck-ck....berarti anda mau bilang kalau ajaran buddha gotama tidak masuk akal dan ajaran anda masuk akal? terserah de :D

mungkin yg masuk akal bagi anda adalah dimana pertemuan huineng dan sesepuh anda pai dan ma..padahal selisih nya 200-300 tahun :D
atau yg bagian bakar kertas dan booking kursi di surga? :)

Hehehe...analogi ttg hati tak relevan, karena gautama tidak secara spesifik mengatakan ada hati , kalo batin itu bisa saja bukan hati yg dimaksudkan Gautama.

Analogi anatta dengan sekarung palawija dan benda2 pendukung tidak masuk akal untuk menjelaskan anatta. Faktanya : Adanya kesadaran individu yg terus berlanjut.

Saya tidak mengatakan ajaran Gautama/ Budha itu tak masuk akal, yg saya bilang itu analogi yg kamu ajukan tak masuk akal. Tidak relevan menjelaskan anatta maupun Hati.
 
Hehehe...analogi ttg hati tak relevan, karena gautama tidak secara spesifik mengatakan ada hati , kalo batin itu bisa saja bukan hati yg dimaksudkan Gautama.

Analogi anatta dengan sekarung palawija dan benda2 pendukung tidak masuk akal untuk menjelaskan anatta. Faktanya : Adanya kesadaran individu yg terus berlanjut.

Saya tidak mengatakan ajaran Gautama/ Budha itu tak masuk akal, yg saya bilang itu analogi yg kamu ajukan tak masuk akal. Tidak relevan menjelaskan anatta maupun Hati.
waduh...
kesadaran individu yang terus berlanjut?
(dasar ini saja MLDD sudah berbeda pandangan dengan buddhism )

lalu anda bilang itu fakta?
kalau begitu Ajahn Brahm ternyata keliru..
sebab, dalam kesadaran itu sudah pernah dibahas oleh sebuah artikel pendek yg di tulis oleh Ajahn brahm dan di posting oleh saudara singthung...
Ketika Anda mempertahankan kesadaran adidaya(kesadaran setelah pengalaman jhana/keluar dari jhana,kesadaran yg sangat kuat sekali) pada citta yg murni, hakikat dari semua jenis kesadaran menyingkapkan dirinya. anda melihat kesadaran bukan sebagai sebuah proses yg mengalir lancar, namun sebagai serangkaian peristiwa yg terpisah, berdiri sendiri-sendiri. Kesadaran dapat dibandingkan dengan hamparan pasir di pantai. Secara sepintas, pasir tampak bersambungan sampai ratusan meter. Namun setelah Anda menyelidik lebih dekat, Anda temukan bahwa pasir tersusun dari partikel-partikel yg terpisah dan berlainan. Ada ruang kosong diantara setiap partikel pasir, tanpa sifat pasir hakiki yg mengalir di kesenjangan antara dua partikel mana pun. Demikian pula, apa yg kita anggap sebagai arus kesadaran jelas tampak sebagai serangkaian peristiwa yg terpisah, tanpa sesuatu pun yg mengalir diantaranya.

Analogi lainnya adalah analog tentang salad buah. Misal saja diatas piring terdapat sebuah apel. Dengan jelas Anda melihat apel ini menghilang dan sekarang dia atas piring muncul sebutir kelapa. Lalu kelapa itu pun lenyap dan di tempatnya semula muncul apel yg lain. Lantas apel kedua itupun lenyap dan kelapa yg lain muncul. Kelapa tsb lenyap dan sebuah pisang muncul, lalu lenyap tatkala kelapa yg lain menampakkan diri diatas piring, lalu pisang lainnya, kelapa, apel, kelapa, mangga, kelapa,jeruk dst. Begitu satu buah lenyap, sejenak berikutnya muncul buah yg baru. Semuanya buah, tetapi berbeda total satu dengan lainnya, tanpa satupun buah yg sama. Lebih lanjut tidak ada arus esensi buah yg menyambungkan dari satu buah ke buah berikutnya. Dalam analogi ini, apel mewakili sebuah peristiwa dari kesadaran mata, pisang untuk kesadaran tubuh, dan kelapa utk kesadaran pikiran. Setiap momen kesadaran terpisah satu sama lain, tanpa ada sesuatu pun mengalir dari satu moment ke momen berikutnya.

Kesadaran pikiran, si “kelapa”, muncul setelah setiap jenis kesadaran lainnya dan oleh karena itu memberikan ilusi kesamaan pada setiap pengalaman kesadaran. Bagi orang kebanyakan, terdapat sebuah kualitas dalam aktivitas melihat yg juga ditemukan saat mendengar, membaui, mengecap, dan menyentuh. Kita dapat menyebut kualitas tersebut sebagai “mengetahui”. Akan tetapi dengan kesadaran adidaya Anda akan melihat bahwa ” mengetahui” tersebut bukanlah bagian dari melihat, mendengar, dst, tetapi muncul sesaat setalah setiap jenis kesadaran indra. Lebih lanjut, proses mengetahui ini lenyap ketika, misalnya, kesadaran mata terjadi. Dan kesdaran mata lenyap tatkala mengetahui(kesadaran pikiran) terjadi. Dalam kiasan tentang salad buah-buahan tsb, tidak dapat terjadi sebuah apel dan sebutir kelapa di atas piring secara bersamaan.
 
HTML:
Kesadaran dapat dibandingkan dengan hamparan pasir di pantai. Secara sepintas, pasir tampak bersambungan sampai ratusan meter. Namun setelah Anda menyelidik lebih dekat, Anda temukan bahwa pasir tersusun dari partikel-partikel yg terpisah dan berlainan. Ada ruang kosong diantara setiap partikel pasir, tanpa sifat pasir hakiki yg mengalir di kesenjangan antara dua partikel mana pun

Ajahn Brahm lagi menghayal. emangnya saat dia melihat kesadaran ibarat kayak hamparan pasir di pantai itu, dia melihat dengan kesadaran apa saat itu ?

Kesadaran murni melihat kesadaran murni itu sendiri ? jangan berteori lala lili lala.


Tidak ada perbandingan, murni dan absolut , jadi kesadaran murni tidak bisa menilai dirinya sendiri. Kesadaran murni juga tidak perlu mengungkapkan dirinya sendiri. Dirinya mengungkapkan kepada dirinya sendiri ? Buat apa ? Ajahn Brahm lagi ngapain ?

Panca skhanda yg melekat pada Kesadaran murni juga tidak kompetible mengungkapkan apakah itu kesadaran murni. karenanya kesadaran konvensional hanya bisa tahu , ADA. .... yakni ada kesadaran yg lebih besar, tetapi tak bisa menjelaskannya seperti apa. Jadi pikiran tak dapat mengungkapkan kesadaran murni.

Kesadaran murni tidak bisa melihat dirinya sendiri. karena diri nya tidak ada perbandingan, diri nya murni, tidak ada level, hanya dia sendiri, jadi bagaimanapun tidak bisa diselidiki maupun dianalisa. Ajahn Brahm itu menghayal, kalo dia bilang melihat inti kesadaran / kesadaran murni.



 
HTML:
Kesadaran dapat dibandingkan dengan hamparan pasir di pantai. Secara sepintas, pasir tampak bersambungan sampai ratusan meter. Namun setelah Anda menyelidik lebih dekat, Anda temukan bahwa pasir tersusun dari partikel-partikel yg terpisah dan berlainan. Ada ruang kosong diantara setiap partikel pasir, tanpa sifat pasir hakiki yg mengalir di kesenjangan antara dua partikel mana pun

Ajahn Brahm lagi menghayal. emangnya saat dia melihat kesadaran ibarat kayak hamparan pasir di pantai itu, dia melihat dengan kesadaran apa saat itu ?

Kesadaran murni melihat kesadaran murni itu sendiri ? jangan berteori lala lili lala.


Tidak ada perbandingan, murni dan absolut , jadi kesadaran murni tidak bisa menilai dirinya sendiri. Kesadaran murni juga tidak perlu mengungkapkan dirinya sendiri. Dirinya mengungkapkan kepada dirinya sendiri ? Buat apa ? Ajahn Brahm lagi ngapain ?

Panca skhanda yg melekat pada Kesadaran murni juga tidak kompetible mengungkapkan apakah itu kesadaran murni. karenanya kesadaran konvensional hanya bisa tahu , ADA. .... yakni ada kesadaran yg lebih besar, tetapi tak bisa menjelaskannya seperti apa. Jadi pikiran tak dapat mengungkapkan kesadaran murni.

Kesadaran murni tidak bisa melihat dirinya sendiri. karena diri nya tidak ada perbandingan, diri nya murni, tidak ada level, hanya dia sendiri, jadi bagaimanapun tidak bisa diselidiki maupun dianalisa. Ajahn Brahm itu menghayal, kalo dia bilang melihat inti kesadaran / kesadaran murni.




hmm naif benar....ada Arahat sejati neh di indoforum. :D
emang bro akiong dah bisa jhana? :P

kalau kemampuan anda dalam meditasi tidak setinggi mereka yg telah mencapai jhana.....lalu mengkritik meditator menghayal atau bohong.....
sy rasa anda lah yang berteori terlalu banyak :D

sekedar mengingatkan, dalam Tipitaka menghina seseorang yang telah mencapai tingkat kesucian itu tidak baik....

mungkin Bro akiong telah merealisasikan Arahatta magga-phala. :D jadi berani mengkritik ya?....
kalau begitu minta pengalaman nibbana nya donk.. =)) kebetulan saya ini masih putthujana , mohon pencerahan nya.
 
wah gw paling malas berdiskusi model begini,paling cuma modal membaca dan meyakini bacaan-nya
emang bro akiong dah bisa jhana? :P
saya yakin 100% anda belum bisa jhana...

kalau kemampuan anda dalam meditasi tidak setinggi mereka yg telah mencapai jhana.....lalu mengkritik meditator menghayal atau bohong.....
sy rasa anda lah yang berteori terlalu banyak :D

jika apa yg saya katakan benar, ini akan menjadi pembongkaran imaginasi para meditator yg mengklain bisa mengetahui kesadaran murni. biarlah orang2 menilainya.
 
Walaupun sudah mencapai jhana, kalau tidak memiliki kebijaksanaan yg sejati, itu percuma saja..
tujuan utama kita bermeditasi adalah untuk mencapai kebijaksanaan yg sejati, jika sudah mencapai itu tetapi masih saja mengkritik hal-hal yg tidak ada hubungannya, berarti itu hanya kebohongan belaka...
 
jika apa yg saya katakan benar, ini akan menjadi pembongkaran imaginasi para meditator yg mengklain bisa mengetahui kesadaran murni. biarlah orang2 menilainya.

:D:D:D:D:D
Walaupun sudah mencapai jhana, kalau tidak memiliki kebijaksanaan yg sejati, itu percuma saja..
tujuan utama kita bermeditasi adalah untuk mencapai kebijaksanaan yg sejati, jika sudah mencapai itu tetapi masih saja mengkritik hal-hal yg tidak ada hubungannya, berarti itu hanya kebohongan belaka...

@dor4gun
yang saya maksudkan adalah "bagaimana mungkin seseorang yg tidak pernah tahu berenang, tetapi "mengkritik" bahkan mengajar orang lain berenang"

sama halnya dengan bro akiong, tidak tahu jhana itu seperti apa dan tidak pernah mengalami secara langsung jhana...tetapi berani mengklaim kalau dirinya benar....naif benar ya...

kalau saya pribadi, saya tidak berani menempatkan posisi benar tidak nya AjahnBrahm karena saya sendiri belum vasi dalam jhana...

kalau anda mau berbicara soal "meditasi" silahkan ke Forum buddhis tetangga mengenai meditasi...
disitu banyak orang yg lebih mahir meditasi ketimbang saya...lagian mereka juga sudah sering ikut retreat meditasi...

kalau mau link nya bisa PM ke sy.
 
Panas ya.......
Gerah nih.......
Neh.....Hs kaci beberapa kipas tangan buat kipas-kipas kepala na biar sejuk....
........................
Tetap aja sana sini sang aku yang benar!!!!!!
.........................
Kembali ke dasar masing masing aja deh!!!!!
 
ck ck ck ck
SUHU AKIONG
napa tidak dirikan ajaran AKIONG aja..biar semua nyembah lo..karena lo kan da capai penerangan sempurna,da bisa mengatakan ajaran gaotama salah..

semoga suhu akiong bisa membawa kedamaian di dunia ini..
jangan2 akiong titisan buddha..:D
 
ck ck ck ck
SUHU AKIONG
napa tidak dirikan ajaran AKIONG aja..biar semua nyembah lo..karena lo kan da capai penerangan sempurna,da bisa mengatakan ajaran gaotama salah..

semoga suhu akiong bisa membawa kedamaian di dunia ini..
jangan2 akiong titisan buddha..:D

@ thanatos. Kenapa mengatakan sindiran diatas ? Saya hanya memberi argumen, bahwa tidak seorangpun yg bisa melihat maupun menganalisa substansi dirinya sendiri. Karena pada saat dia merasa melihat substansi dirinya , dia itu sedangan menggunakan kesadaran apa saat itu melihatnya ? Jadi mungkin saja meditator itu halusinasi atau meditator salah perkiraan saat melihat proses bekerjanya kesadaran murni dianggap sebagai substansi kesadaran murni yg sedang mengungkapkan diri nya.
Saya tidak mengatakan ajaran gaotama salah.
 
@ thanatos. Kenapa mengatakan sindiran diatas ? Saya hanya memberi argumen, bahwa tidak seorangpun yg bisa melihat maupun menganalisa substansi dirinya sendiri. Karena pada saat dia merasa melihat substansi dirinya , dia itu sedangan menggunakan kesadaran apa saat itu melihatnya ? Jadi mungkin saja meditator itu halusinasi atau meditator salah perkiraan saat melihat proses bekerjanya kesadaran murni dianggap sebagai substansi kesadaran murni yg sedang mengungkapkan diri nya.
Saya tidak mengatakan ajaran gaotama salah.

ini forum buat sharing agama buddha suhu akiong
tolong jangan campur aduk ajaran lain disini...T_T

saat jaman berganti orang yang mengaku sebagai tuhan bermunculan..
 
ini forum buat sharing agama buddha suhu akiong
tolong jangan campur aduk ajaran lain disini...T_T

saat jaman berganti orang yang mengaku sebagai tuhan bermunculan..

Duh ...masih newbie.....:P
Hs maklum deh.....:)>:D<
Masih terlalu jauh deh dari pandangan anda tentang rekan AKIONG.....
Walapun wacana beliau kontroversi namun belum seperti yang anda tuduhkan.
.......................................
Walaupun Thien Tao bkn murni ajaran Buddha ...namun sudah menjadi tradisi DI FRB membahas tentang ajaran THIEN TAO.....dari awal-awal sudah banyak Thread nya kok.....UBEk-ubek aja Thread lama.......
..................

So jgn anda berkoar-koar sebelum membaca aturan-aturan di FORUM ini......
Pake vonis lagi......cape deh..ntah clonnengan sapa ya ???/huh
 
HTML:
Kesadaran dapat dibandingkan dengan hamparan pasir di pantai. Secara sepintas, pasir tampak bersambungan sampai ratusan meter. Namun setelah Anda menyelidik lebih dekat, Anda temukan bahwa pasir tersusun dari partikel-partikel yg terpisah dan berlainan. Ada ruang kosong diantara setiap partikel pasir, tanpa sifat pasir hakiki yg mengalir di kesenjangan antara dua partikel mana pun

Ajahn Brahm lagi menghayal. emangnya saat dia melihat kesadaran ibarat kayak hamparan pasir di pantai itu, dia melihat dengan kesadaran apa saat itu ?

Kesadaran murni melihat kesadaran murni itu sendiri ? jangan berteori lala lili lala.


Tidak ada perbandingan, murni dan absolut , jadi kesadaran murni tidak bisa menilai dirinya sendiri. Kesadaran murni juga tidak perlu mengungkapkan dirinya sendiri. Dirinya mengungkapkan kepada dirinya sendiri ? Buat apa ? Ajahn Brahm lagi ngapain ?

Panca skhanda yg melekat pada Kesadaran murni juga tidak kompetible mengungkapkan apakah itu kesadaran murni. karenanya kesadaran konvensional hanya bisa tahu , ADA. .... yakni ada kesadaran yg lebih besar, tetapi tak bisa menjelaskannya seperti apa. Jadi pikiran tak dapat mengungkapkan kesadaran murni.

Kesadaran murni tidak bisa melihat dirinya sendiri. karena diri nya tidak ada perbandingan, diri nya murni, tidak ada level, hanya dia sendiri, jadi bagaimanapun tidak bisa diselidiki maupun dianalisa. Ajahn Brahm itu menghayal, kalo dia bilang melihat inti kesadaran / kesadaran murni.




menurut saya.. yg dikatakan ajahn bhram itu tidak salah..
kesadaran itu tidak mengungkapkan pada dirinya..

tapi perenungan yg membuatnya bisa dijelaskan..
sama seperti fenomena jhana..

seorang yg memasuki jhana, pada saat dalam keadaan jhana..
tidak melihat dirinya dalam jhana, ada faktor2 batin apa saja saat itu..

Namun setelah dia keluar dari jhana, dari hasil perenunganya..
dia menemukan apa saja yang terjadi pada saat jhana itu berlangsung..


Maka sering dikatakan : seseorang yg bermeditasi tapi berpikir dirinya sedang bermeditasi, sesungguhnya tidak sedang bermeditasi..

Karena dalam keadaan meditatif, tidak ada pikiran begini dan begitu..
pengamatan hanya dilakukan sebatas mengamati, pemahaman datang dari perenungan setelah meditasi :)


Bro akiong mungkin ingin bilang :
Bagaimana mungkin mata dapat melihat dirinya sendiri sehingga mengetahui yg melihat adalah mata ?

Karena dari cirinya2 kita dapat menunjukan yang mana mata kita..
Karena dari perenungan akan sifat2nya kita mengetahui bahwa kita menggunakan mata untuk melihat >:D<

begitu juga dengan kesadaran..

Dari ciri2nya maka kita dapat mengatakan yg mana kesadaran..
Dan dari perenungan akan sifat2nya kita mengetahui aktifitas kesadaran itu
 
menurut saya.. yg dikatakan ajahn bhram itu tidak salah..
kesadaran itu tidak mengungkapkan pada dirinya..

tapi perenungan yg membuatnya bisa dijelaskan..
sama seperti fenomena jhana..

seorang yg memasuki jhana, pada saat dalam keadaan jhana..
tidak melihat dirinya dalam jhana, ada faktor2 batin apa saja saat itu..

Namun setelah dia keluar dari jhana, dari hasil perenunganya..
dia menemukan apa saja yang terjadi pada saat jhana itu berlangsung..


Maka sering dikatakan : seseorang yg bermeditasi tapi berpikir dirinya sedang bermeditasi, sesungguhnya tidak sedang bermeditasi..

Karena dalam keadaan meditatif, tidak ada pikiran begini dan begitu..
pengamatan hanya dilakukan sebatas mengamati, pemahaman datang dari perenungan setelah meditasi :)


Bro akiong mungkin ingin bilang :
Bagaimana mungkin mata dapat melihat dirinya sendiri sehingga mengetahui yg melihat adalah mata ?

Karena dari cirinya2 kita dapat menunjukan yang mana mata kita..
Karena dari perenungan akan sifat2nya kita mengetahui bahwa kita menggunakan mata untuk melihat >:D<

begitu juga dengan kesadaran..

Dari ciri2nya maka kita dapat mengatakan yg mana kesadaran..
Dan dari perenungan akan sifat2nya kita mengetahui aktifitas kesadaran itu

Perenungan adalah kompilasi dan duga2an. Saat meditatif yg terlihat itu aktifitas bukan substansi inti diri. Saat kesadaran aktif , ia bisa berupa apa saja, tergantung faktor2nya , atau yg sering terlihat itu network atau wujud network kesadaran itu sendiri. Kesadaran itu seperti super Network. Sangat mengagumkan sekali.

Misal seperti hamparan pasir atau apa saja. Itu sudah dalam koridor wujud. Ini bukan substansi kesadaran. Wujud tidak harus selalu dalam bentuk materi.
 
Perenungan adalah kompilasi dan duga2an. Saat meditatif yg terlihat itu aktifitas bukan substansi inti diri. Saat kesadaran aktif , ia bisa berupa apa saja, tergantung faktor2nya , atau yg sering terlihat itu network atau wujud network kesadaran itu sendiri. Kesadaran itu seperti super Network. Sangat mengagumkan sekali.

Misal seperti hamparan pasir atau apa saja. Itu sudah dalam koridor wujud. Ini bukan substansi kesadaran. Wujud tidak harus selalu dalam bentuk materi.
tidak begitu..
kesadaran, pencerapan, ingatan, semangat, kebijaksanaan itu memank fenomena batin..
tapi mereka bisa dibagi dalam kata2 karena memiliki ciri2nya masing2..

tidak mungkin kita salah menyebutkan semangat sebagai kesadaran, ataupun kebijaksanaan..
karena ciri2nya berbeda..
dan itu yg memetakan masing2 menjadi fungsinya sendiri2..

Tahap perenungan atau kontemplasi..
adalah proses merangkai segala kejadian yang telah dialami..

Tidak mungkin seseorang dapat menerangkan kondisi tiap Jhana bila segala macam perenungan itu hanya menduga2..
kalau hanya menduga2, maka segala referensi tentang Jhana, meditasi, juga abhidhamma menjadi tidak valid..

Hamparan pasir itu hanya pengibaratan,
sama seperti kebijaksanaan diibaratkan pisau yg tajam..
karena sifatnya memotong kegelapan batin seketika.. :)
 
tidak begitu..
kesadaran, pencerapan, ingatan, semangat, kebijaksanaan itu memank fenomena batin..
tapi mereka bisa dibagi dalam kata2 karena memiliki ciri2nya masing2..

tidak mungkin kita salah menyebutkan semangat sebagai kesadaran, ataupun kebijaksanaan..
karena ciri2nya berbeda..
dan itu yg memetakan masing2 menjadi fungsinya sendiri2..

Tahap perenungan atau kontemplasi..
adalah proses merangkai segala kejadian yang telah dialami..

Tidak mungkin seseorang dapat menerangkan kondisi tiap Jhana bila segala macam perenungan itu hanya menduga2..
kalau hanya menduga2, maka segala referensi tentang Jhana, meditasi, juga abhidhamma menjadi tidak valid..

Hamparan pasir itu hanya pengibaratan,
sama seperti kebijaksanaan diibaratkan pisau yg tajam..
karena sifatnya memotong kegelapan batin seketika.. :)

Kalo yg valid, itu bukan perenungan. Tetapi melihat kenyataan substansi. Sedangkan Perenungan itu adalah adanya data2 yg terlihat dikumpul lalu diambil kesimpulan. Kesimpulan ini bisa berubah jika ada orang lain yg menemukan data2 baru dari penglihatannya saat meditasi. Kalo melihat kenyataan substansi diri itu tidak mungkin. Melihat substansi sebuah proses aktifitas yg berupa 'objek' terlihat bisa. Merenungkan Proses aktifitas subjek tidak bisa mengungkapkan substansi subjek itu sendiri. Hanya mengungkapkan cara kerja sang subjek. Jd yg dijelaskan bukan apa sesungguhnya kesadaran murni dirinya sendiri.
 
Kalo yg valid, itu bukan perenungan. Tetapi melihat kenyataan substansi. Sedangkan Perenungan itu adalah adanya data2 yg terlihat dikumpul lalu diambil kesimpulan. Kesimpulan ini bisa berubah jika ada orang lain yg menemukan data2 baru dari penglihatannya saat meditasi. Kalo melihat kenyataan substansi diri itu tidak mungkin. Melihat substansi sebuah proses aktifitas yg berupa 'objek' terlihat bisa. Merenungkan Proses aktifitas subjek tidak bisa mengungkapkan substansi subjek itu sendiri. Hanya mengungkapkan cara kerja sang subjek. Jd yg dijelaskan bukan apa sesungguhnya kesadaran murni dirinya sendiri.

mm..mungkin kata2 merenungkan ambigu yah..

Maksud saya, merenungkan itu seperti mengingat2 kembali apa yang terjadi..
dan mengambil kesimpulan / menjelaskan daripadanya..

Sama seperti anda, menggambarkan kembali hal yg telah anda lakukan dari tadi pagi hingga skarang..
Apa mungkin yang terjadi tadi pagi itu anda tidak tau ? :)

Tau kan ?
Nah.. proses mengingat dan memberi kejelasan akan apa yang terjadi ini yang saya maksud perenungan..


soal apakah perenungan bisa mengungkapkan objek yang direnungkan..
saya tidak bilang tidak bisa..

kita bisa mengetahui mana yg berpikir dan tidak berpikir, walaupun kita sedang berpikir apakah yang terjadi barusan itu berpikir atau tidak berpikir..
 
kita bisa mengetahui mana yg berpikir dan tidak berpikir, walaupun kita sedang berpikir apakah yang terjadi barusan itu berpikir atau tidak berpikir..
__________________

saat sedang berpikir, kita tidak bisa mengetahui. saat kita menyadari baru kita mengetahui.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.