• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

IF Bali

Tutup Tahun : Kunjungan Wisman Tembus 8.000

Denpasar - Bali akhirnya berhasil mencapai target optimis mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman). Sampai Rabu (31/12) lalu, total kunjungan langsung wisman ke Bali mencapai lebih dari 1,9 juta orang. Ini merupakan puncak pencapaian sepanjang sejarah kepariwisataan Bali.

Data yang dihimpun dari Posko Terpadu Nataru Bandara Ngurah Rai, Kamis (1/1) kemarin menyebutkan, sepekan menjelang Tahun Baru 2009 kunjungan wisman ke Bali di atas 6.500 orang per hari. Bahkan pada Sabtu (27/12) dan Minggu (28/12) lalu tercatat 7.319 orang dan 8.021 orang.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi (Kadisparda) Bali Gde Nurjaya belum berani menetapkan target kunjungan wisman tahun 2009. Menurutnya, krisis finansial global pasti sangat mempengaruhi minat wisatawan internasional untuk bepergian. Kalaupun masih ingin berwisata, kebanyakan di antara mereka akan memilih yang jaraknya dekat (short houl) atau menengah (middle houl) dari negaranya. "Ini merupakan potensi bagi kita, khususnya di Bali untuk mengoptimalkan promosi ke pasar-pasar utama khususnya di kawasan Asia Pasifik, yakni Jepang, Australia, Taiwan, Korea dan Cina. Komponen pariwisata Bali harus lebih gencar promosi ke sejumlah negara ini," ujar Nurjaya.

Dia mencontohkan Jepang yang menjadi pemasok nomor satu wisatawan ke Bali. Outbound Jepang lebih dari 16 juta per tahun, sementara yang datang ke Bali baru 300 ribu. Artinya, masih sangat terbuka peluang bagi Bali. Demikian pula Australia, Taiwan, Korea dan Cina.

Secara terpisah, Wakil Ketua Asita Bali Ketut Ardana mengatakan, pencapaian 1,9 juta wisman dan sekitar 3 juta wisdom yang berkunjung ke Bali sepanjang tahun 2008 patut disyukuri. Pasalnya, ini merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah kepariwisataan Bali.

Sekadar gambaran, kunjungan wisman ke Bali tahun 2007 sebanyak 1.664.854 orang, sementara tahun-tahun sebelumnya paling tinggi 1,5 juta wisatawan. "Capaian 2008 perlu kita syukuri, namun tidak boleh lengah. Tahun 2009 ini merupakan ujian berat bagi Bali," ujar Ardana.

Sampai Kamis (1/1) kemarin, tingkat hunian hotel di Bali rata-rata di atas 95 persen. Baik hotel kelas melati, bintang, vila maupun akomodasi lainnya semuanya dijejali wisatawan, baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan domestik (wisdom). Bali memang tetap menjadi tempat favorit bagi wisatawan untuk melepas kepergian tahun lama dan menyambut tahun baru.

Muhammad Dimyati, Humas PAP I Bandara Ngurah Rai, mengakui adanya peningkatan jumlah penerbangan dan penumpang menjelang Natal dan Tahun Baru (nataru). Kalau pada hari biasa jumlah penerbangan yang datang berkisar 40 kali sehari dengan mengangkut sekitar 5.000 sampai 6.000 penumpang. Menjelang Natal dan Tahun Baru, jumlah penerbangan dan penumpang meningkat. "Yang datang atau masuk ke Bali rata-rata di atas 60 kali sehari dengan total penumpang rata-rata di atas 7.000 orang. Bahkan pada tanggal 26 dan 27 Desember 2008 mencapai 9.000 orang," ungkap Dimyati.

Sejak Jumat (26/12) lalu sampai Rabu (31/12), penumpang yang datang ke Bali berturut-turut 9.230 orang (59 penerbangan), 9.015 orang (64 penerbangan), 8.596 orang (62 penerbangan), 8.459 orang (62 penerbangan), 8.042 orang (58 penerbangan) dan 6.807 orang (53 penerbangan).

Sejumlah PR dan Marcom hotel berbintang di Bali yang dihubungi mengakui tingkat hunian hotel menjelang dan pada saat tahun baru penuh. Andry Kurniawan, Marcom The Westin Nusa Dua, mengungkapkan tingkat hunian The Westin mencapai 100 persen.

Communication Manager Bali Tropic Tanjung Benoa Edy Suchayo mengaku hotelnya dipenuhi wisatawan asal Rusia, Jerman, Hongaria dan Belanda. Tiga hari menjelang peryaan Tahun Baru sampai Kamis (1/1) kemarin, tingkat hunian Bali Tropic juga 100 persen. (056*BP)
 
Perajin Bali Raih Upakarti

Jangan Berlindung di Balik Nasionalisme

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan industri dalam negeri untuk tetap kompetitif dan tidak berlindung di balik alasan nasionalisme. Tidak boleh berlindung di balik nasionalisme, berlindung di balik cinta produk dalam negeri, tetapi industri kita tidak efisien.

Demikian ditegaskan Presiden Yudhoyono pada penyerahan penghargaan Upakarti, Rintisan Teknologi Industri dan Indonesia Good Design Selection (IGDS) tahun 2008 kepada 33 penerima di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/1) kemarin.

Prajin Bali yang menerima Upakarti adalah I Made Sukma Swacita dari bidang kerajinan uang kepeng.

Karena itu, Presiden meminta cintai produk dalam negeri, jangan hanya menjadi wacana. Produk dalam negeri harus kompetitif dan tidak menjual harganya lebih mahal dari produk luar negeri yang diimpor. 'Jika sudah demikian, pasar domestik akan aman. Kalau produk dalam negeri ternyata lebih mahal dibandingkan produk impor, lalu kita memaksa untuk membeli produk dalam negeri, rasanya tidak adil,' imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Presiden menegaskan bahwa pemerintah akan menjaga gerak sektor riil agar dapat menyerap tenaga kerja dan membatasi pengangguran. Dunia usaha diminta memberikan dukungannya dengan berempati kepada masyarakat. Sehingga tidak hanya pemerintah yang memberikan stimulus ekonomi 2009 sebesar Rp 50 triliun. Presiden berharap di tengah resesi keuangan dunia, pasar domestik dapat menyerap produksi dari industri dalam negeri yang kehilangan pasar ekspor.

Sebagai pemimpin, Presiden meminta jangan segan atau ragu-ragu untuk menegur, menindak dan memberikan sanksi bagi mereka yang lalai dan kurang baik menjalankan tugasnya. Sebaliknya, perlu juga reward atau penghargaan kepada mereka yang berprestasi. Keseimbangan antara reward dan punishment adalah hal penting. 'Kalau kita hadirkan secara tepat, maka kehidupan akan makin adil,' ujarnya.

Presiden meminta para inovator untuk terus memberi dan menjadi contoh. 'Teruslah menjadi inovator untuk pengembangan perekonomian, industri, dan teknologi pada umumnya yang tentu akan terus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia,' tegasnya. (kmb4*BP)
 
Saat Ketut Bersanding dengan Muhammad

Ada anekdot tentang Bali.

Syahdan, seorang muda dari Jakarta datang ke Denpasar untuk liburan dan mencari Made, teman karibnya waktu masih kuliah di Yogyakarta. Patokan alamat rumah sudah ditemukan, dan tibalah untuk menanyakan di mana rupanya si Made, temannya itu, kepada warga setempat yang sedang santai merokok di ujung gang.

"Pak, di mana ya rumahnya Made?," begitu orang Jakarta itu bertanya.

Bapak tua yang ditanya itu balas bertanya, "Made siapa? Anaknya siapa? Banjarnya mana? Di sini banyak sekali yang namanya Made, ibu itu juga Made namanya..." Alhasil, orang Jakarta itu jadi melongo karena bagi kebanyakan warga Ibukota Indonesia, nama orang cukup tunggal dan itupun terkadang cuma nama panggilan.

Itulah satu sisi Bali, nama boleh sama tetapi asal-usul kelahiran dan dusun (banjar) sangat penting. Belum lagi kalau si orang Bali itu memiliki pekerjaan spesifik, misalnya tukang kenteng logam, maka nama pokoknya, katakanlah Putu, diimbuhi Pande. Jadinya, orang itu dinamai Putu Pande, dan masih banyak lagi contoh serupa.

Bali selama ini dan sejak sebelum masa Mataram, dikenal sebagai "enklave" agama Hindhu di Tanah Air, berbarengan dengan satu wilayah di Kalimantan Tengah, yang menganut agama itu.

Nyaris seluruh penduduknya beragama Hindhu (Bali), yang berbeda dalam beberapa ritualnya dengan Hindhu Kaharingan di Kalimantan Tengah, atau Hindhu Tengger di Gunung Bromo, Jawa Timur.

Di tengah-tengah mayoritas pemeluk Hindhu Bali-nya, ada juga komunitas non Hindhu Bali di sana, yang bisa hidup berdampingan secara serasi dari abad ke abad dengan saudaranya yang beragama mayoritas.

Berkendara dari Denpasar ke Singaraja di utara, menyusuri Gunung Batu Karu yang bertetangga dengan Gunung Agung, selepas Danau Bedugul, tibalah di satu desa komunitas Islam di Kabupaten Singaraja.

Namanya Desa Pagayaman, atau Desa Pegayaman, menurut lafal bahasa Bali setempat. Desa ini diketahui kalangan ilmuwan, bukan dihuni orang Bali asli, alias Bali Age.

Desa itu terletak di ketinggian dengan kesejukan yang membuat orang malas berlalu dari sana. Tentu saja, ukiran di berbagai tempat tertentu, bahkan itu pagar rumah, bisa disapu mata.

Pakaian warganya yang tidak sama dengan orang Bali lain, yaitu mengenakan "kamen" (kain) atau sarung dan peci bagi kalangan lelakinya, demikian juga bahasanya, dialek Singaraja yang cepat sekali pengucapannya.

Menyusuri bibir Desa Pagayaman, di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Singaraja, ada sesuatu yang berbeda, yaitu mesjid di beberapa lokasi yang sangat mudah dilihat.

Desa itu memang dihuni sebagian besar warga muslim, namun juga ada warga Hindhu Bali-nya. Di desa itu, tata pergaulan lelaki dan perempuan sangat jelas diatur, karena perempuan yang berbusana tertutup dilarang berjalan keluar rumah dengan lelaki bukan muhrimnya.

Bukan cuma hal itu saja karena dalam hal berpakaian ini, aturan "ketat" juga masih berlaku dari dulu hingga kini.

Yang lelaki wajib hukumnya memakai sarung dengan peci sekalipun belakangan ini banyak anak mudanya yang mulai keluar dari "pakem" ini, dengan memilih memakai celana panjang atau celana pendek dan berkaus biasa.

Sedangkan perempuannya, masih patuh dengan "pakem" memakai kamen, selendang, dan kerudung. Di kaki mereka dan kaum lelakinya, biasanya sandal jepit atau sandal kulit. Salah satu tujuan praktisnya adalah untuk ke mesjid bershalat agar mudah saat mengambil air wudhu.

Itu baru di tataran busana, karena dalam tataran pelaksanaan akidah religi, mereka sangat mematuhi shalat lima waktu.

Pada subuh hari, saat udara masih sangat dingin, mesjid-mesjid sudah dipenuhi umat. Azan juga berkumandang dengan pelafalan yang fasih, layaknya kalangan muslim di Pulau Jawa.

Bukan cuma sekedar bershalat, karena mereka juga menjalankan ajaran Islam secara baik, termasuk dalam berdampingan hidup dengan saudaranya yang bukan muslim.

Tidak pernah terdengar terjadi kerusuhan berlatar agama di sana dan sekitarnya, semisal di Mesjid Jami di tepi Danau Bedugul, karena peran pondok pesantren masih sangat penting di sana.

Seorang penghulu desa, Nengah Zakaria al-Ansyori, berkomentar, "Kami hidup dalam Islam yang juga hidup di sini sehari-hari, jadi tidak akan menimbulkan masalah berarti." Penghargaan terhadap adat-istiadat juga terjadi, seperti pada bulan puasa.

Masyarakat Desa Pagayaman biasa merayakan bulan suci itu dengan nilai adat lokal. Membuat tape alias "penapean", menyembelih hewan konsumsi (penampahan), dan membuat aneka kue untuk disantap bersama atau "penyajanan", yang kemudian dibagi-bagikan kepada tetangga juga dilakukan mereka.

Dalam budaya orang Bali, hal-hal ini biasa dilakukan saat Galungan dan Kuningan.

Demikianlah, kalau dirunut ke belakang, warga Desa Pagayaman sebanyak sekitar 5.000 jiwa itu berasal dari Pulau Jawa, karena pada 1664 sebagian tentara Blambangan mengirimkan laskarnya ke Bali untuk membantu Raja Buleleng yang sedang berperang dengan Raja Blambangan.

Para tentara Blambangan ini kebanyakan pawang gajah yang berperang dari punggung hewan darat terbesar itu.

Mereka membantu kemenangan Raja Buleleng, I Gusti Ngurah Panji Sakti, dan sebagai hadiahnya mereka diangkat menjadi pengawal puri dan boleh bermukim di selatan Singaraja. Itulah yang kemudian menjadi Desa Pegayaman, dari asalnya satu "hutan gatep".

Akulturasi antara nilai-nilai Islam dan budaya Bali kemudian terjadi, di antaranya tentang penamaan orang-orang yang tetap menjadi muslim ini. Makanya, mudah saja mencari orang bernama I Made Zulkarnain, Ni Nyoman Fatimah, atau Ketut Muhammad Soleh.

Akan tetapi, ada beda antara mereka dan orang Bali kebanyakan dalam menamakan anaknya.

Orang Bali mengenal catur warga, yaitu empat anak, dengan urutan Putu atau Gde atau Wayan (anak pertama), Made atau Kadek atau Nengah (anak kedua), Nyoman atau Komang (anak ketiga), dan Ketut (anak keempat).

Kalau anaknya lima atau lebih, maka penamaan anak-anak itu akan berulang lagi ke Putu dan seterusnya. Bagi warga Desa Pagayaman, jika anaknya lebih dari empat, maka "kelebihan" anak itu akan tetap dinamakan Ketut, hanya dibedakan nama kedua setelah Ketut itu.

Bersandingnya Ketut dan Muhammad dalam satu nama di Pagamayaman merupakan cermin terbiasanya warga muslim bersanding baik dengan saudaranya yang lain di Bali. (Ade P Marboen*AN)
 
6.000 Naker Kapal Pesiar Bali Terancam Dipulangkan

Tabanan - Tenaga kerja kapal pesiar dari Bali ternyata terbesar di Indonesia. Pelaut-pelaut Bali bekerja di Asia, Eropa dan Amerika sehingga di dunia internasional naker dari Bali keberadaannya dikenal luas. Namun dengan penerapan aturan baru dari IMO, sekitar 6.000 naker kapal pesiar dari Bali yang bekerja pada sejumlah kapal pesiar terancam dipulangkan, sebab belum mengantongi sertifikat BST.

Demikian dikatakan Direktur BIWI MTC Bali IB Putu Astina, S.H., MBA. di sela-sela pelatihan BST di kampus setempat, Senin (12/1) kemarin. Pihaknya, katanya, telah mendapatkan informasi tentang hal tersebut salah satunya dari IMO. Dengan berbagai kejadian di laut dan lebih meningkatkan kualitas SDM kapal pesiar, IMO menetapkan sejumlah persyaratan bagi naker. Di antaranya harus memiliki sertifikat BST yang dikeluarkan oleh lembaga diklat yang terdaftar dan mengikuti standardisasi IMO.

Lebih dari 6.000 naker Bali, kata dia, terancam akan dipulangkan karena belum memenuhi standar tersebut. IMO informasinya, kata Astina, akan segera melakukan sidak dan pengecekan dokumen ke sejumlah kapal pesiar. 'Tetapi kami telah melakukan berbagai upaya agar mereka yang belum memiliki sertifikat BST bisa terbantu,' terang mantan naker kapal pesiar Holand America Line ini.

Pihaknya sekarang, kata Astina, sedang memenuhi pelatihan BST yang diikuti naker kapal pesiar Holland America Line berjumlah 60 orang. Kegiatan ini terus berlanjut para kru dari 14 kapal pesiar di dunia. Salah satu peserta, Wilton, warga Solo yang mengikuti BST di BIWI MTC Bali, sertifikat BST baru diterapkan di kapalnya bekerja tahun 2008 lalu.

Dikatakannya, untuk kapal pesiar Holland ini, sekitar 3 ribu kru dari Bali belum memiliki BST dan bisa dipulangkan. Dulu ketika dia melaut sepuluh tahun lalu, BST belum dijadikan aturan wajib. Tetapi belakangan, hal itu merupakan persyaratan wajib, sehingga dirinya langsung mengikuti BST di BIWI. Demikian pula dengan kru kapal pesiar lainnya, sebagian besar belum bersertifikat BST sehingga dapat dipulangkan.

Indonesia yang memiliki potensi kelautan sangat besar seperti gugusan pulau dengan garis terpanjang di dunia yakni mencapai 81 ribu km, diperlukan peningkatan SDM yang baik. Dengan perkembangan yang pesat di dunia maritim, kata Astina, SDM Indonesia dituntut untuk mengikuti industri kelautan. Terlebih jumlah naker yang bekerja di kapal pesiar sangat besar. Seluruh kebarangkatan naker dari Indonesia, kata Astina, wajib memiliki sertifikat BST. (kmb/*BP)
 
nanya dunkz...

kalo request lagu bali di mana yah...

sory kalo OOT.
 
Wisata Mandala Bedulu Telantar

Diusulkan Jadi Museum Arkeologi

Gianyar - Stage Wisata Mandala Bedulu, Blahbatuh, Gianyar yang telantar ditumbuhi semak belukar mengundang keprihatinan banyak kalangan. Pasalnya, Gianyar sebagai daerah seni, malah menelantarkan sebuah bangunan sejarah yang menghimpun karya besar seniman dan menjadi cikal bikal pariwisata di Gianyar. Demikian diungkapkan ketua IV Listibiya Gianyar, AA Gede Raka, Minggu (18/1) kemarin.

Menurutnya, stage wisata mandala Bedulu sebaiknya dijadikan museum arkeologi yang menyimpan benda purbakala dan hasil seni dan budaya di Gianyar.

Ketua Umum Listibiya Gianyar, AA Rai (Arma) dalam rapat kerjanya mengusulkan agar stage wisata Bedulu dijadikan sebagai museum arkeologi. Peninggalan zaman dahulu tersebut lebih banyak ditemukan di kawasan Pejeng dan Bedulu. Tak pelak, Stage Wisata Mandala yang menyimpan karya besar seniman Gianyar sangat cocok dijadikan sebagai museum arkeologi. 'Penggunaan sebagai museum akan lebih baik ketimbang pasar burung sebagaimana diwacanakan beberapa waktu lalu,' jelasnya.

Kesucian Pura Samuantiga hendaknya tetap dijaga karena mempunyai sejarah besar dalam mempersatukan sekte-sekte di Bali. Jangan sampai terjadi kesalahan peruntukan dalam pengalihfungsian lahan stage wisata mandala tersebut. Usulan menjadikan sebagai museum arkeologi sebagai pengembangan dari museum arkeologi saat ini. Museum arkeologi saat ini di perbatasan Pejeng dengan Bedulu, lahannya sangat sempit. Untuk itu museum yang salah satu fungsinya sebagai tempat penelitian perlu dikembangkan, mengingat masih banyak peninggalan kebudayaan yang belum sepenuhnya bisa ditempatkan di museum.

Sebelumnya diberitakan, stage wisata mandala yang berdampingan dengan Pura Samuantiga, Bedulu ditelantarkan sejak setahun lalu. Bahkan, sebagian areal stage sempat dilakukan pengerukan yang digunakan sebagai tempat parkir tatkala piodalan di Pura Samuantiga. Saat ini, di samping dijadikan sebagai tempat menggembalakan ternak sapi, areal stage yang menyimpan hasil karya seniman Gusti Nyoman Lempad ini sempat diwacanakan akan didirikan komplek pertokoan sebagai pasar burung. (kmb16*BP)
 
Masyarakat Tetap Optimis Terhadap Perekonomian Bali

Dari hasil survei konsumen yang dilakukan BI terhadap konsumen rumah tangga golongan menengah ke atas, ternyata konsumen masih cukup optimis untuk melakukan konsumsi dalam periode 3 bulan dan 6 bulan ke depan. Hal ini dilihat dari hasil survei dengan nilai indeks yang masih berada di atas 100, yaitu 105,00 pada November dan 101,08 pada Desember 2008.

Konsumsi saat ini masih cukup optimis, meskipun cenderung menurun dari beberapa bulan terakhir (September dan Oktober 2008), di mana nilai indeks September dan Oktober 2008 masing-masing sebesar 108,83 dan 109,38. Penurunan tingkat optimisme konsumen pada Desember disumbang oleh nilai Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini yang menurun 5,5 poin dari periode sebelumnya 100,50 menjadi 95,00 serta rentang yang cukup jauh antara Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Indeks Ekspektasi Konsumen sebesar 12,17 poin.

Dengan melihat perkembangan tingginya angka inflasi yang diikuti oleh tingginya suku bunga acuan (BI Rate) pada triwulan IV, membuat masyarakat cukup yakin akan adanya peningkatan suku bunga simpanan/tabungan. Sejalan dengan penurunan BI Rate menjadi 8,75% pada 7 Januari 2009, diharapkan perbankan dapat lebih gencar memberikan kredit kepada masyarakat.

Survei Pedagang Eceran

Volume penjualan barang/jasa saat ini terlihat meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Semakin meningkatnya volume penjualan barang/jasa di pasar ternyata berdampak pada kenaikan harga barang. Hal ini mengindikasikan adanya demand pull inflation. Komoditas yang terlihat mengalami peningkatan volume penjualan adalah perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar dan bahan makanan. Sementara yang menurun adalah komoditas kesehatan, sandang dan pendidikan serta rekreasi dan olahraga. Jumlah kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat di Kota Denpasar saat ini rata-rata setiap harinya terus bertambah antara 10-12%.

Survei Pariwisata

Kunjungan wisman ke Bali pada triwulan terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan jumlah kunjungan pada bulan Oktober 2008 sebesar 1.658.319 orang dan kunjungan wisman pada akhir triwulan IV 2008 terealisasi sebesar 1.943.693 orang, maka target pemerintah daerah untuk kunjungan wisman ke Bali sebesar 1,9 juta orang telah tercapai. Penyerapan tenaga kerja, khusus kaitannya dengan sektor ini dalam triwulan terakhir 2008 mengalami peningkatan. (031/*BP)
 
Tolak Eksploitasi Danau Buyan

Amlapura - Pelanggaran terhadap bhisama terus saja terjadi. Hal ini mencerminkan tidak adanya penghormatan terhadap para sulinggih yang telah menggodok bhisama tersebut. Demikian pula tidak ada penghormatan terhadap lembaga tinggi umat Hindu, PHDI, yang mengeluarkan bhisama tersebut. Oleh karena itu, agar kasus pelanggaran bhisama tidak terus-terusan terjadi, maka bhisama harus diperdakan sehingga mempunyai kekuatan legal formal. Demikian terungkap dalam diskusi yang diadakan Forum Ajeg Bali, di Ulun Kulkul, Besakih, pada malam Siwaratri (Sabtu, 24/1).

Diskusi yang dihadiri sejumlah tokoh dan lembaga yang concern dalam penyelamatan Bali ini, membahas tentang adanya rencana investor mengeksploitasi Danau Buyan. Diskusi ini juga menghadirkan dua narasumber yakni Begawan Dwija Sandi dan Pemangku Pura Goa Raja I Gusti Mangku Kabayan Manik Arjawa.

Begawan Dwija menyesalkan bhisama yang sebelumnya digodok para sulinggih seperti macan ompong. Sebab, sama sekali tidak menjadi acuan para pejabat di Bali yang notabene sebagian besar umat Hindu. Terbukti telah banyaknya bangunan yang semestinya tidak boleh ada di kawasan suci telah berdiri di kawasan tersebut. Jadi apa yang diucapkan bahwa menghormati para sulinggih, sama sekali tidak benar. 'Terbukti produk para sulinggih tidak dijadikan acuan dalam mengambil keputusan apabila investor berkeinginan membangun di kawasan suci,' jelasnya datar.

Oleh karena itu, ia memberi solusi agar Bhisama PHDI itu diperdakan, sehingga mempunyai kekuatan legal formal. Selain itu, akan menjadikan keharusan bagi eksekutif untuk melaksanakannya serta akan terkena sanksi bila dilanggar. Demikian pula DPRD akan mempunyai kewajiban untuk mengawasi dan mengontrol terhadap pelanggaran bhisama yang telah menjadi perda. Terkait pembangunan di Danau Buyan, Begawan Dwija Sandi dengan tegas menolaknya, karena hal itu membahayakan alam Bali.

Hal senada juga diungkapkan Gusti Mangku Kubayan Manik Arjawa. Bahkan, ia menyatakan sebuah purana yang menyebutkan barang siapa yang berani mengusak-asik laut, gunung dan danau akan terjadi sesuatu pada Bali. 'Apakah hal itu dikehendaki terjadi pada Bali,' tanyanya sembari menyatakan semua itu tergantung para pejabat karena merekalah yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan izin untuk legalnya sebuah investasi di kawasan suci.

Sementara itu, Mangku Sunartha menyatakan kericuhan investasi yang terjadi di Bali sekarang ini dikarenakan telah terjadi degradasi moral. Tidak saja terjadi di masyarakat juga para pejabatnya. Mereka hanya berorientasi uang. Pendekatan yang digunakan dalam meloloskan investasi hanya berdasar kepentingan ekonomi. Penyelamatan lingkungan, penyelamatan Bali dan penyelamatan budaya sama sekali tidak menjadi pertimbangan. Kalau toh ada, hal itu hanya ada dalam wacana, bukan dalam tataran implementasi.

Tak kalah pedasnya pernyataan Wayan Budi Arsana dari Sekaa Demen Bali. Ia menuding investor yang datang ke Bali hanya manis di bibir. Ia menyebut contoh tentang rekrutmen tenaga kerja. Awalnya, memang sebagian besar tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga lokal. Namun pelan tapi pasti, mereka akan digusur dengan tenaga dari luar dengan alasan tenaga lokal kurang profesional. Yang disisakan untuk tenaga lokal hanya satpam dan tukang kebun.

Lalu siapa yang mengontrol ini, bahwasanya janji investor mempekerjakan 60 persen tenaga lokal sudah tak ditepati. Ini juga mesti dibuat aturan tegas, bahwa investor harus mempekerjakan 60 persen tenaga lokal. Kalau mereka menganggap tenaga lokal kurang profesional, adalah tanggung jawabnya untuk melatih. 'Ini sebuah tanggung jawab sosial. Bukan malah melempar dan mengganti dengan tenaga luar,' terang Arsana yang mantan karyawan hotel.

Sementara itu, pengamat lingkungan Dr. Luh Kartini menyatakan, apa pun alasannya, pemanfaatan Danau Buyan untuk kepentingan investasi harus ditolak. Hal ini juga sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan forum diskusi yang dimediatori Prof. Wijaya. Ia mengatakan Forum Ajeg Bali sepakat menolak segala bentuk investasi di Danau Buyan. Selain melanggar kawasan suci, juga melanggar perda dan peraturan perundang-undangan pemanfaatan air. (019*BP)
 
Kapal Perang AS Merapat di Bali

KAPAL_AS.gif

Denpasar - Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Lassen, merapat di Perairan Benoa, Sabtu (31/1) kemarin.

Kapal laut dengan panjang sekitar 155 meter ini akan tetap berada di perairan Bali hingga 3 Februari mendatang. Misi khusus kapal ini merapat di Bali masih dirahasiakan. Namun Vice Admiral, John M. Bird, yang didampingi Commander USS Lassen, Anthony L. Simmons, dalam keterangan persnya mengatakan tidak ada misi khusus atas singgahnya USS Lassen di Bali. Menurut Bird, tujuan utama kedatangan mereka adalah sekadar menghabiskan waktu di Bali.

Sebelum ke Bali, USS Lassen sempat singgah di Surabaya dan Jakarta. Direncanakan pula, kapal yang membawa sekitar 330 sailor ini akan menyinggahi negara lain di kawasan Asia.

Ketika didesak mengenai misi khusus yang dibawa angkatan laut AS ke Indonesia, Bird tidak mau banyak bicara. Dia hanya menegaskan kedatangannya hanya untuk berinteraksi dengan angkatan laut Indonesia dan menikmati suasana di Indonesia. (ded*BP)
 
@goesdun
bos dari halaman atu ampe terakhir kebanyakan postnya juragan aja nih :D

dilanjut juragan
but nice infonya nih..... :-bd
 
Bali "Kebanjiran" Sarkofagus

@goesdun
bos dari halaman atu ampe terakhir kebanyakan postnya juragan aja nih :D

dilanjut juragan
but nice infonya nih..... :-bd

...dari hlm atu ampe terakhir blom ada yg ngeramein.. entar udah rame, mesti bikin room khusus... he.. he.. lanjut dulu ya..

Bali "Kebanjiran" Sarkofagus

Denpasar - Bali "kebanjiran" sarkofagus. Empat peti mati batu zaman purba berturut-turut ditemukan selama tiga pekan ini di Subak Abang, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

Berawal dari adanya warga yang menggali tanah liat untuk membuat batu bata, muncul benda yang mencurigakan yang oleh para akreolog disebut sarkofagus.

Benda yang antara lain berbentuk mirip kura-kura dan trapesium itu, ditemukan pada kedalaman galian tanah antara 1.5 sampai dua meter.

Beberapa ahli sejarah menyimpulkan bahwa dari temuan itu, ternyata di belahan Pulau Dewata telah sempat dihuni manusia yang berbekal kemampuan seni dan teknologi yang cukup handal pada zamannya, yakni sekitar 2.500 sampai 3.000 tahun silam.

Temuan dinilai cukup spektakuler. Dalam sarkofagus kura-kura ditemuakn kerangka manusia yang diduga anak-anak, sementara di dalam "peti" trapesium berisikan kerangka orang dewasa.

Kerangka jenazah anak-anak ditemukan seperti posisi bayi dalam kandungan, sedangkan tulang-belulang orang dewasa diduga saat dikubur dalam posisi terduduk.

Tidak hanya itu, di sekitar temuan sarkofagus yang keempat, petugas juga menemukan pecahan gerabah kuno. Temuan ini diharapkan bisa mendukung kajian untuk dapat mengungkap era kehidupan dan budaya purba di belakan Bumi Dewata.

Tim Balai Arkeologi Denpasar bersama tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), Kamis (5/2) melanjutkan penggalian di Desa Keramas, menyusul temuan sarkofagus keempat, Rabu (4/2), dalam posisi yang tidak begitu jauh dengan lokasi penemuan sarkofagus pertama.

Benda yang mirip dengan bulatan telur itu, pada penemuan pertama dan kedua tercatat berukuran 60 x 35 x 60 sentimeter, kemudian temuan yang ketiga dan keempat, ukurannya hampir sama 90 x 45 x 60 sentimeter.

Kepala Penelitian Balai Arkeologi Denpasar, Ayu Kusumawati, membenarkan pihaknya menemukan pecahan gerabah di lokasi penggalian sarkofagus yang diperkirakan telah berusia sekitar 2.500 sampai 3.000 tahun itu.

Temuan pecahan gerabah masih perlu diteliti lebih lanjut, apakah benar dari warisan peradaban masyarakat zaman itu atau dari masa yang berbeda. Walaupun temuan ini memperkaya bahan kajian, namun sekaligus juga semakin membingungkan.

Masalahnya, tahun pembuatan sarkofagus tampaknya tidak dilakukan pada periode yang sama dengan gerabah-gerabah itu. Ini diperlukan penelitian yang lebih cermat dan seksama, katanya.

Sementara temuan sarkofagus pertama diperkirakan berasal dari masa Paleolitikum atau awal peradaban zaman batu. Namun melihat sarkofagus yang bagian permukaannya halus, diperkirakan pembuatannya sudah menggunakan peralatan dari logam, seperti besi, perunggu dan sedikit emas.

Ayu Kusumawati berharap temuan pecahan gerabah tersebut bisa mengungkap lebih lanjut kehidupan masyarakat pada zaman itu, sehingga dapat mendukung perkiraan asal sarkofagus tersebut dari zaman Paleolitikum, Mesolitikum (pertengahan) atau zaman batu modern (Neolitikum).

Tim penggalian dan evakuasi juga berharap akan menemukan benda-benda kuno lainnya yang mendukung bahan kajian mengenai kehidupan dan kemajuan masyarakat pada zamannya.

Dalam kegiatan penggalian dan evakuasi tersebut, dari dalam sarkofagus trapesium temuan kedua, hanya menyisakan bentuk gundukan/gumpalan tanah yang dipastikan dari mayat anak-anak.

Kemudian dari sarkofagus ketiga masih terdapat tengkorak dan tulang-belulang serta gigi dari orang dewasa, yang penguburannya dalam posisi jongkok.

Selain itu juga ditemukan tengkorak dan tulang-tulang manusia di luar sarkofagus atau kuburan terbuka, serta tulang-tulang binatang yang diduga dari satwa jenis lembu atau sapi.

Petugas menyebutkan, penelitian yang dilakukan pihaknya sejak tahun 1978 di sejumlah daerah di Bali, tercatat telah menemukan sebanyak 128 sarkofagus yang berasal dari 12 lokasi atau desa desa.

Dari benda purbakala sejumlah itu, terbanyak ditemuakan di Kabupaten Gianyar, termasuk di Desa Keramas yang hingga kini telah terhitung lima sarkofagus.

Kepala Balai Arkeologi Denpasar, Wayan Suantina, menyatakan kegembiraannya soal temuan beberapa sarkofagus di Desa Keramas, Gianyar, yakni di lahan galian milik AA Gede Rai.

Namun demikian, ada kecemasan dari temuan itu, antara lain terkait masalah pelestarian situs arkeologi tersebut.

"Saya gembira sekali, namun sayang kami terkendala dana. Masalahnya, badan pemerintah ini penganggarannya ditetapkan memakai skema berbasis kinerja," katanya.

Suantina menyatakan, pengganggaran berbasis kinerja itu sangat mensyaratkan perencanaan anggaran yang ketat pada tahun anggaran termaksud.

"Siapa yang tahu bahwa ada banyak sarkofagus di sana ?. Jelas situs itu tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa upaya pelestarian secara arkeologis yang sebaik mungkin," katanya.

Terkait masalah pendanaan situs itu, lanjut dia, pihaknya akan mengadakan komunikasi dengan pemerintah pusat di Jakarta dan berbagai instansi terkait dalam waktu secepatnya.

Terlepas dari itu, dia mengaku belum bisa menentukan apakah dusun itu akan ditetapkan menjadi cagar arkeologi seperti di Trowulan, Jawa Timur, atau tidak.

"Kami belum dapat memastikan karena masih harus dilakukan pengkajian dari berbagai disiplin ilmu, di samping aspek sosial kemasyarakatan juga harus dipertimbangkan." katanya.

Yang jelas, katanya, pihaknya sangat mengharapkan bantuan dari sejawat ilmuwan dan kalangan akademisi untuk mengungkap berbagai hal terkait kehidupan masyarakat di lokasi itu pada masa lalu. (Yanes Setat *AN)

ternyata di Bali udah ada peradaban 3000 tahun lalu...
 
Sosialisasi Goldsmith, University of London

Peluang Bagi Dosen ISI Denpasar Kembangkan Diri

GUNA lebih meningkatkan kompetensi para staf pendidik ISI Denpasar, di gedung Lata Mahosadhi Pusat Dokumentasi ISI Denpasar dilangsungkan sosialisasi beasiswa untuk kuliah ke luar negeri. Tepatnya dari Goldsmith Departement, University of London, Inggris. Ini merupakan salah satu universitas yang ternama di Inggris yang telah berdiri sejak 1843. Sosialisasi dipaparkan oleh Mr. Erik Manning (MBA) head of Student Recruitment and International Office Goldsmith Departement University of London, yang pada kesempatan ini didampingi oleh Ms. Fifi dari Dikti.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Pembantu Rektor, Dekan, Pembantu Dekan dan seluruh dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain. Sosialisasi dipandu oleh PR IV I Wayan Suweca, SS.Kar., M.Mus. dan Pj. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A. sebagai narasumber dan juga penerjemah.

Pada intinya sosialisasi tersebut menerangkan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Goldsmith Departemen di bidang Seni Rupa, Desain dan hal-hal yang berhubungan tentang kebudayaan seperti cultural studies, dan menawarkan para dosen untuk melanjutkan studinya baik S2 maupun S3 di sana. Para dosen sangat antusias mendengarkan sosialisasi dan terlihat sangat interes untuk melanjutkan studi ke sana, namun faktor bahasa yang menjadi kendala hampir sebagian besar dari dosen di dalam melanjutkan studi ke luar negeri. Dijelaskan oleh Ibu Fifi, hal tersebut tidak menjadi suatu masalah dikarenakan dari Dikti telah dipersiapkan suatu program pelatihan bahasa Inggris khusus untuk dosen yang akan melanjutkan studi ke luar negeri.

Kunjungan Mahasiswa

Sementara itu, pada saat bersamaan sebanyak 66 mahasiswa, 1 dosen pembimbing Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra Surabaya, mengadakan studi ekskursi ke ISI Denpasar, Senin (9/2) kemarin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sekilas sejarah puri-puri di Bali, guna mengetahui keberadaan bangunan bersejarah di Bali, yang nantinya dapat digunakan untuk pembelajaran bagi mahasiswa.

Menurut salah satu dosen pembimbing Universitas Kristen Petra Surabaya, Poppy F., studi ekskursi berlangsung selama 5 hari, hingga 13 Februari 2009. Adapun tempat kunjungan pertama yaitu di ISI Denpasar, guna memperoleh gambaran sekilas tentang sejarah puri-puri di Bali.

Dipilihnya Bali sebagai daerah ekskursi mengingat daerah ini merupakan daerah yang representatif memiliki perkembangan desain yang baik sejak dulu. Poppy F. menambahkan kerja sama dengan ISI Denpasar telah lama terjalin, apalagi dua dosen ISI Denpasar juga sebagai dosen terbang di FSRD Universitas Kristen Petra, yaitu Drs. I Wayan Suwandi, M.Si. dan Drs. I Gusti Ngurah Ardana, M.Erg.

Sementara Pj. Dekan FSDR ISI Denpasar, Dra. Ni Made Rinu, M.Si., menyambut baik kunjungan mahasiswa untuk melakukan studi ekskursi ke ISI Denpasar. (r/*)
 
Lima Negara Ikut Yoga Festival di Bali

Denpasar - Lima negara sudah memastikan diri ikut ambil bagian dalam Yoga Festival Internasional yang akan berlangsung di Bali selama sepekan, 3-10 Maret mendatang.

Kelima negara tersebut meliputi India, Jerman, Swedia, Jepang, Malaysia dan Bali mewakili Indonesia sebagai tuan rumah, kata Ketua Bali-India Foundation Dr Somvir yang juga panitia pelaksana kegiatan tersebut di Denpasar Selasa.

Ia mengatakan, sekitar 200 guru yoga dari lima negara termasuk dari sejumlah daerah di Indonesia akan mengikuti Yoga Festival yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan.

Kegiatannya sendiri selain dipusatkan di Monumen Bajra Sandhi Kawasan Niti Mandala Renon Denpasar juga akan berlangsung di perkampungan seniman ubud, Kintamani, Bangli dan Klungkung.

Yoga Festival Internasional tersebut merupakan kelanjutan dari program Hari Yoga yang diintensifkan pelaksanaannya dalam dua tahun terakhir, mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Menteri kebudayaan dan pariwisata, Pemkab Bangli, Asram Gandhi Klungkung serta sejumlah Biro Perjalanan Wisata (BPW).

"Kegiatan yang melibatkan guru yoga dari mancanegara bertujuan lebih memasyarakatkan yoga untuk kesehatan dan perdamaian," ujar Somvir.

Ia menjelaskan, kegiatan tersebut mengusung tema "Yoga untuk kedamaian dan kesehatan" (Yoga for Peace Peace and Health".

Para guru yoga mancanegara selama kegiatan berlangsung secara aktif memberikan kursus yoga yang bermanfaat bagi kesehatan.

Pelatihan yoga yang dibina langsung para guru yoga mancanegara itu terbuka untuk warga masyarakat lintas agama di lapangan Niti Mandala Renon Denpasar setiap pagi 07.00-09.00 Wita.

Selain itu para peserta juga menggelar pertemuan membahas berbagai hal tentang yoga yang berkembang di berbagai negara. (*AN)
 
Membangun Wisata di Laut Lewat VIY 2009

Nenek moyang bangsa kita, tepatnya yang menurut buku "Penjelajah Bahari" (karangan Robert Dick-Read, Mizan, 2008), disimpulkan sebagai "hantu-hantu penjelajah samudera" jauh sebelum bangsa-bangsa lain di dunia. Dipaparkan bukti-bukti mutakhir bahwa para pelaut Nusantara telah menaklukkan samudera jauh sebelum bangsa Eropa, Arab dan bahkan Cina memulai zaman penjelajahan bahari mereka. Sejak abad ke-5 M, para pelaut Nusantara telah mampu menyeberangi Samudra Hindia hingga mencapai Afrika dan Madagaskar.

Kini, dalam cara pandang turisme, kebaharian kita yang memiliki sejarah emas tersebut diangkat sebagai salah satu tema jualan dalam program perpanjangan Visit Indonesia Year 2009. Bersama elemen MICE, marine tourism diyakini ampuh mendatangkan wisatawan mancanegara dan menghasilkan pundi-pundi devisa nonmigas yang besar. Lantas, konsentrasi dan fokus kinerja kita saat ini pertama-tama adalah bagaimana mentransformasikan asal-muasal sejarah emas tersebut berkorelasi positif terhadap keemasan pariwisata Nusantara minimal tahun 2009 ini.

Desk review dari berbagai sumber menyimpulkan, potensi kemaritiman kita tidak terkelola dengan baik. Bahkan, kondisi kekinian jika tidak diwaspadai dengan arif melalui langkah yang cerdas, akan mematikan kebaharian kita beserta sejarah emas di dalamnya. Herdis Herdiansyah menuliskan, letak strategis Indonesia yang sering digembor-gemborkan sebagai "keuntungan tersendiri yang terberikan" di masa depan bisa menjadi tidak bermakna. Andaikata es di kutub selatan dan kutub utara mencair, akan berpotensi mengubah jalur distribusi pelayaran dunia.

Secara ekonomis, kita sering kali berbangga bahwa Indonesia berada dalam choke-point yang ideal dan menjadi primadona pelayaran niaga global karena memperpendek jalur distribusi barang ke semua negara. Kondisi ini bisa berubah drastis. Artinya, agar kebaharian menjadi pemahaman dan kecintaan kolektif, hingga menjadi isu politik, perlu mengembalikan kita sebagai bangsa maritim. Kecintaan terhadap perairan di Nusantara, mulai dari skala paling dekat, sungai hingga lautan, mendesak untuk digarap secara kolektif pula oleh stakeholder terkait. Pariwisata, lagi-lagi menjadi pintu masuk atau jembatan untuk menuju ke arah itu. Bagaimana mungkin kita menyadarkan kepada publik, utamanya generasi penerus bangsa ini manakala tidak ada kecintaan dan kesadaran bersama untuk memiliki dan memakai perairan dengan bijaksana?

Hall (2001) menyebutkan bahwa konsep pariwisata pesisir (coastal tourism) atau pariwisata bahari (marine tourism) meliputi hal-hal yang terkait dengan kegiatan wisata, leissure dan rekreasi yang dilakukan di wilayah pesisir dan perairan laut (pariwisata pesisir dan laut; PPL). Sementara itu, Orams (1999) memberikan definisi marine tourism sebagai those recreational activities that involve travel way from one's place of residence and which have as their host or focus the marine environment. Pariwisata pesisir dan laut secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua kegiatan utama berdasarkan lokasi kegiatan yaitu: (1) shore-based activities seperti land-based whale watching, beach tourism, dan reef walking; dan (2) water-based activities seperti diving, yachting, dan snorkling (Solihin-Lalu, Juni 2006).

''Sister Island''

Pengembangan wisata bahari dapat menggali inspirasi dari organisasi Sister Island. Organisasi Sister Island sendiri dibentuk oleh empat negara Asia pada pertemuan ke-7 ITOP (Inter Island Tourism Policy) Forum yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2003. Keempat negara pendiri tersebut adalah Indonesia (Provinsi Bali), Korea Selatan (Provinsi Jeju), RRC (Provinsi Hainan), dan Jepang (Provinsi Okinawa). Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk saling berbagi ide dan pengalaman, baik di bidang pariwisata, pemberdayaan budaya, dan perdagangan untuk menunjang pengembangan pariwisata secara berkesinambungan.

Bali berpengalaman menjadi tuan rumah Sister Island Games pada tahun 2006 dalam rangkaian Bali Revival Program. Dalam pelaksanaannya, diselenggarakan dua event besar yaitu Nusa Dua Festival dan Bali Sister Island Games 2006. Nusa Dua Festival adalah suatu festival budaya dan pariwisata yang meramu unsur kesenian dan kebudayaan yang pada tahun itu diselenggarakan untuk kesepuluh kalinya. Sementara Sister Island Games yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di Bali pada tahun 2006 merupakan event olah raga yang penyelenggaraannya bersamaan dengan promosi seni, budaya, serta pameran pariwisata dari negara-negara peserta.

Jaringan semacam Sister Island, dan bahkan mungkin pula dikembangkan dengan konsep trail of civilization dengan negara-negara yang pernah menjadi jelajahan pelaut Nusantara sejak abad ke-5 (negara-negara Afrika misalnya), menjadi keniscayaan manakala kita berorientasi pada marine tourism. Di berbagai forum internasional, wisata bahari kita jelas-jelas menjadi bagian yang semakin sensitif manakala dunia memandang gawat adanya perubahan iklim global. Dengan kata lain, pintu masuk untuk menjual dan mempromosikan wisata bahari di Tanah Air mendapat peluang yang luas di kancah dunia.

Tampaknya, membangun industri MICE dan wisata bahari (tema Visit Indonesia Year 2009), sama halnya membangun total sendi-sendi pariwisata di Tanah Air. Sejauh manakah kita mampu dan siap membangunnya, juga menentukan ketercapaian target kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2009? Semangat Jalesveva Jayamahe semoga juga menggelora di benak insan-insan pariwisata Indonesia.



Penulis, Kepala PPPM Universitas Widya Kartika Surabaya, R&D Manager Surabaya Tourism Promotion Board (Dewa Gde Satrya/*BP)
-------------------

* Kecintaan terhadap perairan di Nusantara, mulai dari skala paling dekat, sungai hingga lautan, mendesak untuk digarap secara kolektif pula oleh stakeholder terkait.

* Jaringan semacam Sister Island, dan bahkan mungkin pula dikembangkan dengan konsep trail of civilization dengan negara-negara yang pernah menjadi jelajahan pelaut Nusantara sejak abad ke-5 (negara-negara Afrika misalnya), menjadi keniscayaan manakala kita berorientasi pada marine tourism.

* Di berbagai forum internasional, wisata bahari kita jelas-jelas menjadi bagian yang semakin sensitif manakala dunia memandang gawat adanya perubahan iklim global.
 
Pajak Hotel dan Restoran Lampaui Target

Wakil Wali Kota Serahkan Penghargaan Wajib Pajak Terbaik

Denpasar - Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, S.E., Jumat (6/3) kemarin menyerahkan penghargaan kepada sejumlah wajib pajak terbaik tahun 2008 di Hotel Sanur Beach. Penghargaan ini diberikan oleh Pemerintah Kota untuk memotivasi pengusaha yang ada di Kota Denpasar khususnya pengusaha yang bergerak di bidang hotel dan restoran.

Pada kesempatan tersebut Jaya Negara yang mewakili Wali Kota Rai Mantra mengatakan bahwa kesadaran para pengusaha hotel dan restoran di Denpasar sangat besar peranannya dalam menunjang pembangunan di Kota Denpasar. Diakui bahwa sebagian besar dana yang diperoleh Pemkot Denpasar bersumber dari sektor pariwisata.

Dia mengatakan bahwa realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran tahun 2008 sebesar Rp 79,2 miliar melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 67 miliar atau sekitar 118 persen. Ke depan dia berharap pendapatan dari sektor ini dapat terus ditingkatkan sehingga hasil dari pajak ini juga dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan pembangunan di Kota Denpasar.

Penghargaan wajib pajak terbaik untuk kategori hotel berbintang diberikan kepada Hotel Bali Hyatt, Sanur Beach Hotel dan Hotel Tanjung Sari. Sementara untuk hotel melati peringkat I sampai III berturut-turut Hotel Gangsa Villa, Hotel Palm Garden dan Hotel Nikki. Sedangkan untuk restoran diberikan kepada RM Cianjur, KFC dan Mac Donald.

Kepala Dinas Pendapatan Kota Denpasar Drs. I.B. Subrata mengatakan sampai saat ini jumlah wajib pajak untuk hotel, restoran dan usaha hiburan mencapai 1.154 wajib pajak. Menurutnya, di samping dari pos pajak hotel dan restoran, PAD Kota Denpasar juga bersumber dari pos retribusi daerah dan bagian dana perimbangan. Untuk tahun 2009 PAD Kota Denpasar ditargetkan sebesar Rp 156 miliar.

Ditanya tentang kondisi krisis global yang melanda saat ini, I.B. Subrata mengakui pihaknya masih optimis target yang ditetapkan akan dapat tercapai.Disinggung tentang besarnya pajak terhutang yang belum ditagih, Subrata mengakui bahwa tunggakan pajak hotel dan restoran dari tahun 1993 hingga 2008 mencapai Rp 7 miliar. Besarnya tunggakan ini, kata Subrata, tidak terlepas dari adanya beberapa perusahaan yang sudah tidak beroperasi atau juga karena ada wajib pajak sudah tidak berada di Bali sehingga sangat sulit ditagih. Namun, pihaknya akan terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada para wajib pajak untuk mau melunasi kewajibannya. (r/*BP)
 
Penghargaan Bali sebagai 'The Best Spa Destination' Ternoda

Berlin - Penganugerahan Indonesia melalui Bali yang dinobatkan sebagai "The Best Spa Destination in The World" oleh majalah Senses Internasional di Altes Stadthous Berlin, Kamis (12/3) malam agak ternoda. Pada acara tersebut, Indonesia yang diwakili Dirjen Pemasaran Depbudpar Dr. Sapta Nirwandar hanya menerima majalah Senses edisi terbaru, tanpa plakat atau simbol lain sebagaimana lazimnya suatu penghargaan.

Ketika hal tersebut dipertanyakan oleh Direktur Pemasaran Prof. Gde Pitana kepada pihak majalah Senses, mereka mengatakan plakatnya belum selesai dan toko yang membuatnya keburu tutup sebelum acara tersebut dimulai. Sembari meminta maaf, Senses berjanji akan menyerahkannya ke Paviliun Indonesia di ITB Berlin keeskokan harinya. Namun sampai berita ini dikirim, janji tersebut belum juga ditepati.

Lebih aneh lagi, ketika Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pamecutan tidak hadir dalam acara tersebut, penghargaan Senses Wellness Award 2009 dari majalah yang sama justru diterima oleh Ketua Juri dari Senses sendiri yakni Frank M. Pfaller. Padahal dalam acara yang cukup meriah itu hadir pula Ketua BTB Ida Bagus Ngurah Wijaya dan Wakil Duta Besar sekaligus KUAI RI di Berlin Wajid Fauzi.

Sontak saja, Wakil Duta Besar RI di Berlin Wajid Fauzi mengajukan protes keras kepada pihak penyelenggara. Sebab, sangat tidak masuk di akal penghargaan Senses Wellness Award 2009 itu diterima sendiri oleh kalangan majalah Senses. Setelah meminta maaf, Senses yang diwakili Editor-in-Chiefnya Dr. Peggy E. Bien lantas mengulang prosesi penganugerahan yang diterima oleh KUAI RI di Berlin Fauzi.

Terlepas dari insiden jeruk makan jeruk yang dilakukan Senses, Dirjen Pemasaran Depbudpar Dr. Sapta Nirwandar mengatakan penghargaan tersebut merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap produk spa di Indonesia, khususnya di Bali. Sementara Direktur Pemasaran Luar Negeri Prof. Gde Pitana menilai insiden tersebut lebih merupakan kesalahpahaman kulturan karena bagi orang Jerman hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa dan tak dianggap melanggar etika.

Kondisi Kondusif
Sementara itu, saat dilaksanakannya Press Confrence oleh delegasi Indonesia, antusiasme wartawan internasional cukup tinggi. Mereka menanyakan berbagai potensi pariwisata Indonesia dan berbagai masalahnya. Dirjen Pemasaran Budpar Sapta Nirwandar menjelaskan, Indonesia kini memperkenalkan Bali and Beyond. Banyak sekali potensi pariwisata di luar Bali yang akan memperkaya kepariwisataan Indonesia. Aksesibilitasnya dari Bali dan Jakarta makin terjamin.

Mewakili pemerintah RI di Berlin, Wajid Fauzi menjelaskan bahwa kondisi keamanan di Indonesia sangat kondusif, kendati tahun 2009 ini Indonesia melaksanakan pesta demokrasi, baik Pemilu Legislatif April 2009 maupun Pilpres Juni 2009. Rhudy Antara, selaku Chief of Mission Delegasi Indonesia di ITB Berlin menambahkan paket-paket pariwisata di Indonesia dan Bali makin komplit. Ini antara lain ditandai dengan penerimaan penghargaan spa terbaik tingkat dunia. (056*BP)
 
Jembatan Tukad Bangkung Dibanjiri Pengunjung

BERTEPATAN dengan Umanis Galungan, Kamis (19/3) kemarin, objek wisata Jembatan Tukad Bangkung dibanjiri pengunjung. Ratusan pengunjung tumpah ruah di sepanjang jembatan tertinggi di Asia Tenggara tersebut.

Pengunjung rata-rata dari kalangan anak muda yang sebagian besar berpasang-pasangan. Mereka berdatangan sejak pukul 09.00 wita hingga pukul 20.00 wita. Tidak hanya banjir turis lokal, wisatawan mancanegara pun nampak di sela-sela para pengunjung.

Pengunjung biasanya berjalan-jalan di sekitar jembatan sambil menikmati pemandangan alam dari atas jembatan. Pengunjung juga tampak sibuk mengabadikan gambar melalui kamera maupun ponsel yang dibawa. Momen ramainya Jembatan Tukad Bangkung ini juga tidak disia-siakan oleh para pedagang makanan. Tidak seperti hari biasa, pedagang dadakan banyak bermunculan. Mulai dari pedagang sate, kopi hingga babi guling.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.